Sunday, July 05, 2020

MENUNTUT ILMU


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mencari ilmu adalah suatu aktivitas yang memiliki tantangan. Tantangan itu
dapat berupa biaya, waktu, kesehatan, dan kecerdasan. Orang yang mampu
menghadapi tantangan itu adalah orang yang memiliki keikhlasan dan semangat
rela berkorban. Ada orang yang tidak sukses dalam menuntut ilmu karena tidak
sabar dalam berjuang menghadapi tantangan. Saat menuntut ilmu, seseorang tidak
dapat mencari uang, bahkan sebaliknya menghabiskan uang. Orang yang tidak
memiliki tabungan, maka akan mengalami kesulitan untuk mencari ilmu terutama
pada jalur pendidikan formal juga dengan tantangan yang lain.
Menutut ilmu kurang sempurna tanpa dibarengi dengan pemanfaatan waktu
yang sebaik-sebaiknya. Waktu sangat penting dalam kehidupan seorang muslim,
karena waktu merupakan karunia yang tidak bisa terbeli dibandingkan harta dan
yang lainnya. Mengoptimalkan waktu untuk ketaatan kepada Allah جل جلاله merupakan
modal kemanfaatan kehidupan dunia dan akhirat sehingga mewujudkan
keselamatan bagi dirinya.
B. Rumusan Masalah
a) Keistimewaan Menuntut Ilmu
1. Bagaimana pengertian menuntut ilmu?
2. Bagaimana keutamaan dan kewajiban menuntut ilmu?
3. Bagaimana hikmah menuntut ilmu?
b) Keistimewaan Manajemen Waktu
1. Bagaimana pengertian manajemen waktu?
2. Bagaimana manajemen waktu dalam pandangan Islam?
3. Bagaimana pentingnya manajemen waktu?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
a) Keistimewaan Menuntut Ilmu
1. Untuk mengetahui pengertian menuntut ilmu.
2. Untuk mengetahui keutamaan dan kewajiban menunut ilmu.
3. Untuk mengetahui hikmah menuntut ilmu.
2
b) Keistimewaan Manajemen Waktu
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen waktu.
2. Untuk mengetahui manajemen waktu dalam pandangan Islam.
3. Untuk mengetahui pentingnya manajemen waktu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keistimewaan Menuntut Ilmu
1. Pengertian Menuntut Ilmu
Ilmu menurut etimologi atau bahasa berasal dari bahasa Arab علم artinya
mengetahui. Menurut terminologi atau istilah, ilmu adalah suatu sifat yang dengan
sifat tersebut sesuatu yang dituntut bisa terungkap dengan sempurna.1 Dikatakan
bahwa ilmu merupakan sarana untuk mengungkap, mengatasi, menyelesaikan, dan
menjawab persoalan yang sedang dihadapi dalam hidup dan kehidupan manusia.
Pengetahuan dalam bahasa Indonesia maknanya disejajarkan dengan kata
knowledge dalam bahasa Inggris. Kata ini sering diartikan sebagai sejumlah
informasi yang didapatkan manusia melalui proses pengamatan, pengalaman, dan
penalaran.2 Pengertian lain dari ilmu adalah informasi yang didapatkan dengan
cara mengamati dan menalar, pengetahuan tidak memerlukan sebuah kegiatan
meneliti dan mengkonfirmasi informasi yang ditemukan. Manusia hanya
menerima informasi itu apa adanya.
Disimpulkan bahwa, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh dari
hasil pengamatan, pengalaman, dan penalaran akal manusia mengenai sesuatu
yang terjadi dimana dengan ilmu bisa menyelesaikan berbagai masalah dalam
hidup.
2. Keutamaan dan Kewajiban Menunut Ilmu
Ilmu menjadi sarana bagi manusia untuk memperoleh kesejahteraan dunia
maupun akhirat, maka mencarinya hukumnya wajib.3
Allah جل جلاله berfirman dalam Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 :
ا ق رِ أِ بِ ا سِ مِ رب كِ اِل ذِ يِ خِل قِ .ِ خِل قِ اِ لِن سِا نِ مِ نِ عِل قِ .ِ اِ ق رِأ وِ رب كِ اِ ل كِ رِم .ِ اِل ذِ يِ عِل مِ بِ ال قِل مِ .ِ عِل مِِ
ا لِن سِا نِ مِال مِ يِ عِل مِ .ِ
1 Juwariyah, Hadits Tarbawi, (Yogyakarta: Teras, 2010), cet. 1, hal. 139.
2 R. Ahmad Nur Kholis, Manusia dan Ilmu Pengetahuan, Jurnal Pusaka Vol. IX, 2017, hal.
31.
3 Juwariyah, Hadits Tarbawi..., hal. 140.
4
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajar
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq : 1-5)4
Tafsir al-Misbah menjelaskan terdapat beberapa nilai pendidikan Islam
diantaranya yaitu : nilai pendidikan Islam hanya terkait dengan nilai pendidikan
aqidah, syari’ah dan akhlak.5
Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu pengetahuan itu penting
dalam kehidupan manusia. Allah جل جلاله memerintahkan agar manusia membaca
sebelum memerintahkan melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga
menunjukkan karunia Allah جل جلاله kepada manusia, sebab ia dapat menemukan
kemampuan belajar bahasa. Tambahan lagi, manusia juga dapat memperlajari
baca tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan yang beragam, petunjuk dan
keimanan, serta hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia sebelum diajarkan
kepadanya.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
ط ل بِ اِل عِ لِ مِ فِ ري ضِة عِل ى كِ لِ مِ سِل مِ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah No. 224,
dari sahabat Anas bin Malik r.a, dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-
Jaami’ish Shaghiir No. 3913)
Mengkaji ilmu itu merupakan pekerjaan mulia, karenanya maka orang yang
keluar dari rumahnya untuk mengkaji ilmu dan mencari ilmu dengan didasari
iman kepada Allah جل جلاله, maka semua yang ada di bumi mendoakannya, termasuk
ikan yang ada di lautan. Mencari ilmu merupakan pekerjaan yang memerlukan
perjuangan fisik dan akal, maka Nabi صلى الله عليه وسلم pernah mengatakan bahwa orang yang
keluar mencari ilmu akan mendapatkan pertolongan dari Allah جل جلاله, karena Allah
جل جلاله suka menolong orang yang mau bersusah payah dalam menjalankan kewajiban
agama.6
4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung : PT.
Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), hal. 904.
5 M. Qurais Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan dan Keserasian Al-Qur‟an Juz Amma Vol. 15,
hal. 392-402.
6 Juwariyah, Hadis Tarbawi..., hal. 141.
5
Hadits lain terdapat pula yang semakna, yaitu sebagai berikut:7
مِ نِ سِل كِ طِ ري قِا يِ ط ل بِ فِ يِ وِ عِ لِ مِا سِل كِ اِلل بِ وِ طِ ري قِا إِ ل ى اِل جِنِ ةِ وِإ نِ اِل مِل ئِ كِة لِ ت ضِ عِ أِ جِن حِت هِا ر ضِاِ
ل ط ال بِ اِل عِ لِ مِ وِإ ن و لِ ي سِت غِ فِ رِ لِ لِ عِال مِ مِ نِ فِ ى اِل سِ مِا ءِ وِا ل ر ضِ حِت ى اِل حِ يِت ا نِ فِ ى اِل مِا ءِ وِف ضِل اِل عِال مِ عِل ىِ
ال عِاب دِ كِِ فِ ضِ لِ اِل قِ مِ رِ عِل ى سِائ رِ اِل كِ وِاك بِ .ِ إِ نِ اِل عِل مِاء ىِ مِ وِ رث ة اِ لِ ن ب ي ا ءِ لِ مِ يِ رث وا دِي نِ ا را وِل دِ ر ىِ مِاِ
وِإ ن مِا وِ رث وا اِل عِ لِ مِ فِ مِ نِ أِ خِ ذِه أِ خِ ذِ بِ حِ ظِ وِاف رِ
“Barangsiapa yang menempuh jalan mencari ilmu, akan dimudahkan Allah
jalan untuknya ke surga. Sesungguhnya, malaikat merentangkan sayapnya
karena senang kepada pencari ilmu. Sesungguhnya, pencari ilmu
dimintakan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan bumi, bahkan ikan
yang ada dalam air. Keutamaan alim terhadap abid adalah bagaikan
keutamaan bulan di antara semua bintang. Sesungguhnya ulama adalah
pewaris para nabi. Mereka tidak mewariskan emas dan perak, tetapi ilmu.
Siapa yang mencari ilmu, hendaklah ia cari sebanyak-banyaknya.” (H.R.
at-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi, Abu Dawud, dan ad-Darimi)
Hadits di atas terdapat lima keutamaan orang menuntut ilmu, yaitu (1)
mendapat kemudahan untuk menuju surga, (2) disenangi oleh para malaikat, (3)
dimohonkan ampun oleh makhluk Allah جل جلاله yang lain, (4) lebih utama daripada
ahli ibadah, dan (5) menjadi pewaris Nabi صلى الله عليه وسلم. Menuntut ilmu yang dimaksud,
menurut pengarang Tuhfah Al-Ahwazi adalah mencari ilmu, baik sedikit maupun
banyak dan menempuh jarak yang dekat atau jauh.8
Orang berilmu pengetahuan lebih utama daripada ahli ibadah. Keutamaannya
diumpamakan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم bagaikan keutamaan bulan di antara semua
bintang. Keutamaan bulan adalah dalam hal fungsi menerangi. Bulan itu
bercahaya yang membuat dirinya terang dan dapat pula menerangi yang lain.
Bintang yang cahayanya redup hanya untuk dirinya sendiri.9 Sifat seperti itu
terdapat pula pada orang yang berilmu pengetahuan dan ahli ibadah. Orang yang
berilmu pengetahuan dapat menerangi dirinya sendiri dengan petunjuk dan dapat
7 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: Imprint Bumi
Aksara, 2012), cet. 1, hal. 15.
8 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hal. 16.
9 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hal. 17.
6
pula menerangi orang lain dengan pengajarannya. Kata lain, orang alim
memberikan manfaat untuk dirinya dan bermanfaat pula bagi orang lain.10
Belajar (mencari ilmu) adalah suatu proses yang membutuhkan banyak hal
penting. Proses itu bukan saja memerlukan waktu yang banyak, melainkan biaya,
waktu, konsentrasi, dan lingkungan yang kondusif. Orang sering menemukan
kesulitan bahkan rintangan sehingga tidak jarang terjadi pengunduran diri dari
proses belajar, untuk menembus semua kesulitan dan rintangan ini, sangat
diperlukan keuletan dan kesabaran. Inilah yang membuat proses mencari ilmu itu
disamakan dengan jihad di jalan Allah .جل جلاله
Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyamakan kegiatan mencari ilmu (belajar) dengan jihad di
jalan Allah جل جلاله. Penyamaan itu merupakan motivasi yang sangat besar bagi orang
yang menuntut ilmu sekaligus menunjukkan fadhilah (keutamaan) mencari ilmu.11
3. Hikmah Menuntut Ilmu
Malaikat menghamparkan sayapnya karena senang kepada orang yang
mencari ilmu. Malaikat telah mengetahui bahwa Allah جل جلاله sangat mengutamakan
ilmu. Hal itu terbukti ketika mereka disuruh hormat kepada Adam setelah ia
menunjukkan kelebihan ilmunya kepada malaikat. Para malaikat merasa senang
kepada orang-orang yang berilmu karena mereka dimuliakan oleh Allah .جل جلاله
Orang yang menuntut ilmu dimintakan ampun oleh makhluk-makhluk Allah
جل جلاله yang lain. Ini merupakan ungkapan yang menunjukkan kesenangan Rasulullah
صلى الله عليه وسلم kepada para pencari ilmu. Ilmu itu sangat bermanfaat bagi alam semesta,
baik manusia maupun bukan manusia. Ilmu pengetahuan yang disertai iman, alam
ini akan selalu terjaga dan indah. Penjagaan dan pengelolaan alam ini dapat
dilakukan dengan ilmu pengetahuan. Orang yang memiliki ilmu dan
menggunakannya untuk kebaikan alam semesta merupakan orang mulia yang
pantas didoakan oleh penghuni alam ini.12
Ilmu berfungsi sebagai cahaya yang menerangi setiap orang karena ilmu
merupakan jalan hidup akan menjadi terang. Sebaliknya tanpa ilmu, orang akan
10 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hal. 18.
11 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hal. 19.
12 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hal. 17.
7
merasa hidup ini dalam keadaan gelap gulita. Orang dapat saja tersesat apabila
tidak memiliki ilmu pengetahuan yang memadai.13
B. Keistimewaan Manajemen Waktu
1. Pengertian Membagi atau Manajemen Waktu
Menurut kamus bahasa Inggris, management berasal dari kata to manage
yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.14 Menurut Mary
Parker Follet, sebagaimana dikutip oleh Erni, manajemen diartikan sebagai seni
dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Erni juga mengutip pendapat
dari Nickels, McHugh and McHugh. Manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya.15 Manajemen juga merupakan sebuah
pengambilan keputusan. Manajer harus menentukan tujuan yang akan dicapai,
menentukan pihak, waktu, dan cara melaksanakan pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.16
Pengertian waktu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), waktu
merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada
atau berlangsung.17 Dimaksud rangkaian atau proses diatas adalah suatu kegiatan
bagaimana menjalani kehidupan dengan mengatur atau membagi waktu sebaikbaiknya.
Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu adalah
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap waktu
agar penggunaan waktu menjadi efisien dan efektif.
2. Manajemen Waktu dalam Pandangan Islam
Karakteristik waktu dalam al-Qur’an dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Waktu yang cepat berlalu, tertera dalam Q.S. An-Nazi’at : 46.
كِا نِ هِ مِ يِ وِ مِ يِ رِ وِن هِا لِ مِ يِ لِب ث وِا اِ لِ عِ شِي ة اِ وِ ضِ حِ هِاِ
13 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hal. 21
14 Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997), cet. 24, hal. 372.
15 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013), cet. 7, hal. 5-7.
16 John Suprihanto, Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014), cet. 1,
hal. 4.
17 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat, (Jakarta: Pustaka Utama, 2008), hal. 1554.
8
“Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya
hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di
dunia) pada waktu sore atau pagi hari.” (Q.S. An-Nazi’at/79: 46)18
b) Tak dapat kembali dan tak dapat diganti. Setiap detik, menit, jam, bahkan hari
berlalu begitu cepat dan tidak akan pernah terganti.
c) Waktu adalah harta yang paling berharga. Waktu bukan barang berharga
seperti emas, namun ia jauh lebih berharga dari segala harta di dunia.19
Allah جل جلاله bahkan bersumpah dalam beberapa surah dalam al-Qur’an dengan
beberapa bagian dari waktu seperti; waktu malam, siang, fajar, dhuha, ashar, dan
sebagainya. Hal ini menandakan betapa pentingnya waktu bagi kehidupan
manusia. Tercantum dalam Q.S. Al-Ashr : 1-2.
وِال عِ صِ رِ .ِ اِ نِ اِ لِن سِا نِ لِ فِ يِ خِ سِ رِ .ِ
“Demi masa. Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian.” (Q.S. Al-
Ashr/ 103: 1-2)20
Hadits Nabi صلى الله عليه وسلم dijelaskan lima perkara yang harus dipergunakan sebelum
lima perkara, yaitu :
ا غِت ن مِ خِ مِ سِا قِ بِ لِ خِ مِ سِ :ِ شِب ا بِ كِ قِ بِ لِ ىِ رِ مِ كِ وِ صِ حِت كِ قِ بِ لِ سِ قِ مِ كِ وِ غِن ا كِ قِ بِ لِ فِ قِ ر كِ وِِ
ف رِاغ كِ قِ بِ لِ شِغ ل كِ وِ حِي ات كِ قِ بِ لِ مِ وِت كِ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: Waktu
mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang
waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa
luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang
matimu.”
Ajaran yang berisi petunjuk kebahagian manusia di dunia dan akhirat, Islam
mengandung hukum-hukum baik bersifat umum maupun khusus. Keabsahan
pelaksanaan hukum tersebut banyak yang dikaitkan Allah جل جلاله dengan waktu dan
perhitungan-perhitungan. Hal ini memberi isyarat bahwa Islam mengajarkan
18 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), (Jakarta:
Widya Cahaya, 2015), hal. 540.
19 Yusuf Qardhawi, Manajemen Waktu dalam Islam Terj. Ma’mun Abdul Aziz, (Jakarta:
Firdauss Pressindo, 2014), cet. 1, hal. 27.
20 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya..., hal. 766.
9
manusia mengenal, menghargai, memanfaatkan dan menjaga waktu sebaikbaiknya
agar waktu yang dijalani manusia tidak terbuang sia-sia.
Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan waktu antara lain :
ي سِئ لِ وِ نِ كِ عِ نِ اِ ل ىِل ةِ .ِ قِ لِ ىِ يِ مِ وِا قِ يِ تِ لِ نِ ا سِ وِال حِ جِ .ِ
“Mereka bertanya kepadaku tentang bulan sabit. Katakanlah: „bulan sabit

itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji‟.” (Q.S.

Al-Baqarah: 189)
Kata-kata mawaqit li an-nas pada ayat di atas pencangkup pengertian waktu
untuk melaksanan sholat, puasa, zakat dan akad-akad perjanjian yang dikaitkan
dengan waktu-waktu tertentu, seperti utang piutang, pinjam meminjam dan upah
mengupah. Ayat tersebut secara khusus menyebut pula ibadah haji, mengingat di
dalam perincian pelaksanaannya banyak sekali berkaitan dengan waktu.21
Contoh ayat al-Qur’an tersebut maka dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an
sangat menganjurkan manusia agar senantiasa memperhatikan waktu. Anjuran
tersebut terutama dan hal yang berkaitan dengan kemaslahatan baik
kemaslahatan dunia maupun akhirat.22
Manajemen waktu juga termasuk salah satu bagian dari manajemen diri.
Pengertian manajemen diri terdapat pula dalam istilah fiqih prioritas. Dimaksud
dengan fiqih prioritas adalah meletakkan segala sesuatu di posisi dan urutannya
masing-masing, tidak mengakhirkan sesuatu yang seharusnya didahulukan
ataupun sebaliknya, mendahulukan sesuatu yang seharusnya diakhirkan.
3. Pentingnya Manajemen Waktu

Melalui pengelolaan atau manajemen waktu ini, seseorang berupaya
menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang diinginkan (berdasarkan
kepentingan, prioritas maupun manfaatnya), sekaligus menghindari kesibukan
yang tidak diinginkan. Waktu adalah kehidupan itu sendiri, yang setiap waktu
berkurang. Waktu merupakan saat dan tempat untuk belanja dan merupakan
21 Rohman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir, (Jakarta: Amzah, 2010), cet. 1, hal. 312.
22 Rohman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir..., hal. 314.
10
modal sesungguhnya bagi manusia, baik individu, kelompok, organisasi maupun
masyarakat.23
Kewajiban setiap muslim terhadap waktu harus dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Menjaga manfaat waktu sebagaimana ia menjaga hartanya, bahkan harus
lebih dari itu.
b) Tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.
c) Mengisi kekosongan waktu dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi
diri maupun masyarakat.
d) Selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.
e) Selalu belajar dari perjalanan hari demi hari dan waktu demi waktu.24
Waktu memiliki beberapa karakteristik atau ciri yaitu; Pertama, waktu itu
cepat berlalunya. Kedua, waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan tidak
dapat digantikan oleh waktu sebelumnya. Setiap hari berlalu dan setiap jam lewat
atau setiap kesempatan pergi, tidak mungkin akan kembali lagi atau dapat
digantikan, “Waktu adalah anugerah terbesar Tuhan kepada kita yang tak pernah
tergantikan”.25

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer