PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Generasi muda sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa Indonesia untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Keinginan yang semakin meningkat sebenarnya adalah hal yang wajar asalkan
tidak bertentangan dengan nilai moral dan sosial. Di lain pihak keinginan yang
terus meningkat itu dikhawatirkan akan menimbulkan akibat-akibat yang kurang
baik bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan yang seimbang dengan tuntutan
keinginan yang semakin meningkat. Mereka yang kurang beruntung akan menghadapi
berbagai kesulitan yang dapat bermuara pada frustrasi ataupun rasa keterasingan.
Frustrasi dan keterasingan dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin dan dapat
diatasi dengan cara-cara yang tepat yang justru tidak menimbulkan masalah baru.
Bimbingan konseling fungsinya sangat penting dalam ruang
pendidikan terutama dalam menangani kesulitan belajar. Fungsi bimbingan dan
konseling itu sendiri adalah membantu murid dalam menangani maslah-masalah
pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau
dengan penempatan dan juga menjadi perantara siswa dalam berhubungan dengan
guru maupun tenaga administrasi, sehingga wajar peranan bimbingan dan konseling
cukup besar terutama penanganan kesulitan belajar sesuai dengan fungsi
bimbingan dan konseling itu sendiri di sekolah.
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk membuat makalah
yang berjudul Masalah dan Bentuk Penanganan yang bisa digunakan
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
Macam-macam Masalah yang Timbul di MTs/MA ?
2.
Bagaimanakah
Bentuk-bentuk Penanganan yang bisa dilakukan ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui macam-macam masalah yang Timbul di MTs./MA.
2.
Untuk
mengetahui Bentuk-bentuk Penanganan yang bisa dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam-macam
masalah yang timbul di MTs/MA
1.
Permasalahan
dalam Aspek Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti.
Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui
kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses
memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif, maupun
psikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan
lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi
pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan
kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan
jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan
proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis
kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar
yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar,
menggunakan buku-buku pelajaran, belajar kelompok, mempersiapkan ujian, memilih
mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.[1]
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi di mana anak didik tidak
dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan, kendala atau gangguan
dalam belajarnya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor. Ketika kesulitan
belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata
pelajaran sehingga berakibat hasil belajarnya rendah.[2]
Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang
saling berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam
dua golongan, yaitu:
a.
Faktor Internal
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar belajar dapar
berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang teurmasuk faktor
fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan dan keberfungsian fisik
(terutama pancaindera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas
mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa berkonsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar, apabila penyakit itu kronis atau terus menerus dan
mengganggu kenyamanan.
Begitupun pancaindera juga sangat berpengaruh terhadap belajar,
karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu,
pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang
termasuk faktor psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap
dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak
terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan
mengalami kesulitan belajar.
b.
Faktor Eksternal
Adapun faktor-faktor yang terdapat di luar diri peserta didik
(faktor eksternal) yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:
1)
Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar
peserta didik, seperti: cara mengajar, sikap guru, kurikulum ata materi yang
akan dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang
kurang tepat, ruang belajar yang nyaman, situasi sosial sekolah yang kurang
mendukung dan sebagainya.
2)
Situasi dalam keluarga mendukung situasi belajar peserta didik,
seperti rumah tangga yang kacau (broken home), kurangnya perhatian orang tua
karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang tua dalam memberi
pengarahan dan lain sebagainya.
3)
Situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa,
seperti pengaruh negatif pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai,
gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik play station dan
sebagainya.[3]
2.
Permasalahan dalam Aspek Sosial
Bimbingan sosial adalah usaha bimbingan yang bertujuan membantu
siswa mengatasi kesulitannya dalam bidang sosial. Bentuk bimbingan ini misalnya
informasi cara berorganisasi, cara bergaul agar disenangi kelompok, cara-cara
mendapatkan biaya sekolah tanpa harus mengorbankan belajar, dan sebagainya.
Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga di
hadapkan pada problem yang terkait dengan orang lain. Dengan perkataan lain,
masalah individu ada yang bersifat pribadi dan ada yang bersifat sosial.
Kadang-kadang individu mengalami kesulitan atau masalah dalam hubungannya
dengan individu lain atau lingkungan sosialnya.
Masalah ini dapat timbul karena individu kurang mampu atau gagal
berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang kurang sesuai dengan keadaan
dirinya.
Masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya
misalnya:
a.
kesulitan dalam persahabatan
b.
kesulitan mencari teman
c.
merasa terasing dalam aktivitas kelompok
d.
kesulitan memproleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok
e.
kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga
f.
kesulitan dalam menghadapi kesulitan social yang baru
selain masalah
di atas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan bimbingan sosial antara
lain sebagai berikut :
a.
kemampuan indivudu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya
b.
kemampuan individu melakukan adaptasi
c.
kemampuan individu melakukan sosialisasi (interaksi sosial) dengan
lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.[4]
3.
Masalah dalam Aspek Karir
Perubahan-perubahan dalam masyarakat akan semakin meningkat dan
membingungkan sehingga persiapan dalam menghadapinya. Perubahan-perubahan
tersebut tidak lepas dari kemajuan teknologi dan informasi. Oleh sebab itu,
banyak terjadi perubahan tidak terkecuali di sekolah. Sekolah sudah layaknya
memberikan bekal dan menyiapkan peserta didik terkait dengan permasalahan
pemilihan masa depan. Hal ini karena sekolah secara umum memang ada untuk
membantu peserta didik menguasai ketrampilan bekerja. Meskipun demikian, dalam
karier tidak hanya ketrampilan praktis tetapi juga perancanaan yang matang,
sikap yang baik dan pemahaman diri secara utuh
Bruce dan Shertzer memahami karier sebagai suatu rangkaian
pekerjaan, jabatan, atau kedudukan yang dimiliki seseorang selama hidupnya.
Sementara H.L Wilensky memehami karier sebagai riwayat pekerjaan yang teratur
di mana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni selalu ada persiapan untuk masa
depan. Oleh karena karier pada pada dasarnya bukan hanya tentang masa bekerja
melainkan pula saat menempuh pendidikan atau sekolah. Karier itu dapat terjadi
pada setiap waktu dan setiap posisi seseorang baik sekolah menengah, perguruan
tinggi bahkan sampai bekerja. Artinya dalam setiap saat dan setiap jenjang pendidikan
dan kehidupan bagian dari karier tersebut.. [5]
Masalah karir adalah hambatan-hambatan yang dihadapi siswa yang
membuatnya tidak dapat menentukan alternative pengembangan karier secara
cermat. Masalah karir yang terdapat disekolah yang ada pada saat ini banyak
sekali terutama pada saat masa sekolah akhir. Pada anak sekolah menengah
pertama (SMP) mereka bingung terhadap pemilihan sekolah lanjutan. Ego anak
sangatlah tinggi, sehingga mereka kebanyakan memilih sekolah favoritnya, tanpa
melihat kemampuannya. Dalam pemilihan jurusan mereka juga harus berpikir dua
kali untuk mendapatkan jurusan yang terbaik, kebanyakan yang terjadi banyak
siswa yang salah memilih jurusan karena tidak sesuai dengan kemampuan dan minat
mereka, sehingga nilai belajarnya dan minat turun. Pada siswa SMA masalah karir
yang dirasakan siswa antaranya, siswa kurang memahami cara memilih program
studi yang cocok dengan kemampuan dan minat, siswa tidak memiliki informasi
tentang dunia kerja yang cukup, siswa masih bingung untuk memilik pekerjaan,
siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan
minat siswa, merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah,
siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu
setelah lulus SMA, siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik,
persyaratan, kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta
prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya. Penanganan dari masalah karir.
Dalam masalah karir yang dihadapi siswa di sekolah seorang koselor
memberikan layanan kepada siswa dalam memecahkan masalahnya. Masalnya dan
penyebab masalahnya perlu diketahui agar siswa dapat memperoleh bantuan yang
sesuai untuk memecahkannya. memberikan bimbingan karir kepada siswa, orangtua
juga berperan dengan memantau, memberi dukungan dan kebebasan agar siswa dapat
memilih karir sesuai minatnya.[6]
4.
Masalah dalam Aspek Pribadi
Masalah pribadi yaitu masalah yang terjadi
pada diri seorang anak. Penyebab dari masalah pribadi ini dikarenakan adanya
permasalahan keluarga, ekonomi, maupun kondisi keuangan sehingga dapat memicu
timbulnya sifat yang buruk pada diri peserta didik. Masalah pribadi juga bisa
timbul karena individu tersebut merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan
menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri. Misalnya konflik
konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi merupakan sumber timbulnya
masalah-masalah pribadi lain.
Masalah pribadi ini menjadi penghalang dalam proses belajar, adapun bentuk masalah-masalah
pribadi antara lain:[7]
a. Kurang motivasi untuk mempelajari ilmu agama.
b. Merasa malas untuk melaksanakan ibadah:
sholat, puasa, sedekah, dan amal sholeh lainnya.
c. Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan
bersyukur.
d. Masih memiliki kebiasaan berbohong.
e. Belum memiliki rasa disiplin.
f.
Masih merasa rendah diri.
Masalah yang
biasanya dialami suatu individu/ pribadi mungkin berasal dari kondisi fisik,
psikis, maupun dalam proses sosialisasi yang dialami suatu individu tersebut.
Jadi, masalah individu/ pribadi adalah masalah yang dialami dan dihadapi oleh
manusia sebagai individu. Contoh nyata dari masalah individu yaitu seorang
siswa merasa rendah diri dengan wajah yang kurang cantik/ cakap atau karena
penampilannnya lebih sederhana dari siswa lain sehingga dirinya tersebut merasa
rendah dari pada siswa yang lain.
B.
Bentuk Penanganan yang Bisa dilakukan
1.
Bentuk Penanganan pada masalah Belajar
Kegiatan belajar di lembaga pendidikan secara umum memiliki
masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mebantu siswa agar mereka berhasil
dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa
dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah
penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka
berhasil dalam belajar.[8]
Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah
bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan pelayanan,
baik yang bersifat preventif maupun kuratif. Layanan yang bersifat
preventif diantaranya dengan pemberian
layanan informasi sebagai berikut:
a.
Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b.
Cara membaca buku yang efektif.
c.
Cara membuat catatan pelajaran.
d.
Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas.
e.
Cara belajar kelompok.
f.
Teknik menyusun laporan.[9]
Adapun bimbingan yang bersifat
kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau
kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi kasus,
dengan cara (1) Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus
kelompok, dan (2) menerima laporan dari setipa guru atau wali kelas tentang
aktivitas belajar setiap siswa yang diduga bermasalah dalam belajar.
b.
Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (1) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum
tercapai, dan (2) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum
dikuasai.
c.
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
(diagnosis). Faktor-faktor
penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua faktor, yaitu: internal
(berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (bersumber
dari luar atau lingkungan).
d.
Prognosis, mengambil kesimpulan
dan keputusan serta memikirkan kemungkinan penyembuhannya.
2.
Bentuk Penanganan pada masalah Sosial
Ada beberapa cara menyelesaikan masalah dalam bimbingan sosial yang
bisa diberikan kepada siswa di sekolah dan madrasah. Bentuk layanan tersebut
antara lain :
a.
Layanan informasi yang mencangkup :
1)
Informasi tentang keadaan masyarakat dewasa saat ini mencangkup :
a)
Informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju atau modern
b)
Makna ilmu pengetahuan
c)
Pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia, dan lain-lain.
b.
Informasi tentang cara-cara bergaul
Informasi tentang cara-cara bergaul berkomunikasi diberikan kepada
setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu berhubungan dengan
orang lain. Dengan perkataan lain individu memerlukan orang lain dalam
kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik, individu
dituntut untuk mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3.
Bentuk Penanganan dalam Aspek Karir
Dalam menghadapi permasalahan karir , guru pembimbing harus dapat
memilih pelayanan dan strategi yang dapat mengajak siswa untuk berpartisipasi
secara aktif dalam menghadapi masalah. Ada beberapa cara menyelesaikan masalah
dalam bimbingan karir yang diberikan kepada siswa di sekolah antara lain:
a.
Memberikan layanan bimbingan individu dan kelompok untuk
meningkatkan kematangan karir siswa. Bimbingan secara individu lebih pada
pertemuan professional, antaraa konselor dengan konseli. Sedangkan bimbingan
secara kelompok bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Disini
siswa diharapkan mampu merencanakan pilihan karir,
b.
Memberikan layanan informasi kepada siswa. Penyajian inormasi dalam
rangka bimbingan ialah kegiatan membantu siswa untuk mengenali
kesempatan-kesempatan pada dirinya yang dapat dimanfaatkan baik masa kini
maupun masa yang akan datang. Penyajian informasi diberikan dengan maksud untuk
memberi wawasan kepada para siswa sehingga dapat meyelesaikan masalahnya serta
merencanakan masa depannya. Layanan informasi ini menjadikan siswa mandiri
yaitu memahami dan menerima diri secara
positif,mamou mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan
kebutuhannya dan akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.
4.
Bentuk Penanganan dalah Aspek Pribadi
Dalam menangani masalah yang timbul dari individu masing-masing
peserta didik ini perlu dilakukannya bimbingan pribadi. Dengan bimbingan
pribadi yang diberikan kepada individu tersebut bertujuan untuk menemukan dan
mengembangkan potensi diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan
mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.[11]
Dalam bimbingan pribadi ini juga bisa membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan
mandiri serta sehat jasmani dan rohani.[12]
Bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok materi
sebagai berikut:[13]
a. Penanaman dan pemantapan sikap dan
kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Penanaman dan pemantapan pemahaman
tetantang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan produktif,baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranan di
masa depan.
c. Pengenalan dan pemantapan pemahaman
tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui
kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif.
d. Pengenalan dan pemantapan pemahaman
tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e. Pemantapan kemampuan mengambil
keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan sistem etika, nilai
kehidupan dan moral.[14]
f.
Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan
yang telah diambilnya.
g. Pemantapan dalam perencanaan dan
penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Solusi dan
pencegahan masalah pribadi yaitu seorang pendidiharus menanyakan masalah
tersebut kepada anak didiknya dengan cara sering mengajak berdialog dan menciptakan
komunikasi yang hangat. Yang terpenting adalah membangun kepribadian anak didik
tersebut untuk sering berpendapat dan mendengarkan pendapat-pendapat orang
lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masalah dalam aspek belajar dapat
timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar.
Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode
dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar
bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil
belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri,
masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar,
memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar kelompok,
mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
Selanjutnya masalah dalam aspek sosial misalnya :1) kesulitan dalam
persahabatan. 2) kesulitan mencari teman. 3) merasa terasing dalam aktivitas
kelompok. 4) kesulitan memproleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok. 5) kesulitan
mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga. 6) kesulitan dalam menghadapi
kesulitan social yang baru. Sedangkan masalah dalam aspek karir Masalah karir
yang terdapat disekolah yang ada pada saat ini banyak sekali terutama pada saat
masa sekolah akhir. Pada anak sekolah menengah pertama (SMP) mereka bingung
terhadap pemilihan sekolah lanjutan. Dan juga pada SMA mereka bingung untuk
melanjutkan keperguruan tingga atau mencari lapangan pekerjaan. Lalu masalah
dalam aspek pribadi yaitu terjadi pada diri seorang anak. Penyebab dari masalah pribadi ini
dikarenakan adanya permasalahan keluarga, ekonomi, maupun kondisi keuangan
sehingga dapat memicu timbulnya sifat yang buruk pada diri peserta didik.
Masalah pribadi juga bisa timbul karena individu tersebut merasa kurang
berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam
dirinya sendiri.
Bentuk penanganan yang bisa
dilakukan pada aspek belajar yaitu berupa Layanan bantuan yang seyogianya
diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini
meliputi beberapa kegiatan pelayanan, baik yang
bersifat preventif maupun kuratif. Selanjutnya bentuk penanganan
yang bisa dilakukan untuk masalah pada aspek sosial Ada beberapa cara
menyelesaikan masalah dalam bimbingan sosial yang bisa diberikan kepada siswa
di sekolah dan madrasah. Bentuk layanannya adalah Layanan informasi. Sedangkan.benuk
pengangan yang bisa dilakukan dalam aspek karis yaitu dengan memberikan layanan
bimbingan individu atau kelomo. Selain itu juga dapat menggunakan layanan
informasi. Lalu bentuk penanganan dalam aspek
pribadi yang timbul dari individu masing-masing peserta didik ini perlu
dilakukannya bimbingan pribadi. Dengan bimbingan pribadi yang diberikan kepada
individu tersebut bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan potensi diri
pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
DAFTAR RUJUKAN
A., Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching.
Febrini,Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Yogyakarta:
Teras, 2011.
Ismail. Diagnosis Kesulitan belajar Siswa
dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. 2016. Jurnal Edukasi, Vol. 2, No. 1.
Nani, Akhman dan
Setiawati. “Bimbingan dan Konseling
Pribadi Sosial”, Jurnal PPT.
Nurihsan, Achmad Jutika. 2014. Bimbingan & Konseling. Bandung: PT
Rafika Aditama. [1] Irham, Muhammad dan
Novan Ardy Wiyani. Bimbingan
Konseling. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Utari,Merlia
Hesti Masalah Karier. 2010. Penyebeb Masalah dan Bantuan
Konselor. Malang: FIP UM.
Yusuf, Syamsyu dan
Juntika Nurihsan. 2010. Landasan
Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[7] Akhman Nani
dan Setiawati, “Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial”, Jurnal PPT,
hal. 10
[11] Deni Febrini, Bimbingan
Konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 79
[12] Hellen A., Bimbingan
dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 72
[13] Ibid.,
hal. 73
[14] Deni Febrini, Bimbingan
Konseling…, hal. 80
No comments:
Post a Comment