Sunday, July 05, 2020

MASALAH DAN BENTUK PENANGANAN YANG BISA DIGUNAKAN BK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Keinginan yang semakin meningkat sebenarnya adalah hal yang wajar asalkan tidak bertentangan dengan nilai moral dan sosial. Di lain pihak keinginan yang terus meningkat itu dikhawatirkan akan menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan yang seimbang dengan tuntutan keinginan yang semakin meningkat. Mereka yang kurang beruntung akan menghadapi berbagai kesulitan yang dapat bermuara pada frustrasi ataupun rasa keterasingan. Frustrasi dan keterasingan dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin dan dapat diatasi dengan cara-cara yang tepat yang justru tidak menimbulkan masalah baru.
Bimbingan konseling fungsinya sangat penting dalam ruang pendidikan terutama dalam menangani kesulitan belajar. Fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri adalah membantu murid dalam menangani maslah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau dengan penempatan dan juga menjadi perantara siswa dalam berhubungan dengan guru maupun tenaga administrasi, sehingga wajar peranan bimbingan dan konseling cukup besar terutama penanganan kesulitan belajar sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri di sekolah.
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul Masalah dan Bentuk Penanganan yang bisa digunakan

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Macam-macam Masalah yang Timbul di MTs/MA ?
2.      Bagaimanakah Bentuk-bentuk Penanganan yang bisa dilakukan ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui macam-macam masalah yang Timbul di MTs./MA.
2.      Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Penanganan yang bisa dilakukan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Macam-macam masalah yang timbul di MTs/MA
1.      Permasalahan dalam Aspek Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar kelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.[1]
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan, kendala atau gangguan dalam belajarnya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika kesulitan

belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata pelajaran sehingga berakibat hasil belajarnya rendah.[2]
Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang saling berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:
a.       Faktor Internal
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar belajar dapar berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang teurmasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama pancaindera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa berkonsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu kronis atau terus menerus dan mengganggu kenyamanan.
Begitupun pancaindera juga sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang termasuk faktor psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.
b.      Faktor Eksternal
Adapun faktor-faktor yang terdapat di luar diri peserta didik (faktor eksternal) yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:
1)      Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar peserta didik, seperti: cara mengajar, sikap guru, kurikulum ata materi yang akan dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang kurang tepat, ruang belajar yang nyaman, situasi sosial sekolah yang kurang mendukung dan sebagainya.
2)      Situasi dalam keluarga mendukung situasi belajar peserta didik, seperti rumah tangga yang kacau (broken home), kurangnya perhatian orang tua karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang tua dalam memberi pengarahan dan lain sebagainya.
3)      Situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik play station dan sebagainya.[3]
2.      Permasalahan dalam Aspek Sosial
Bimbingan sosial adalah usaha bimbingan yang bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitannya dalam bidang sosial. Bentuk bimbingan ini misalnya informasi cara berorganisasi, cara bergaul agar disenangi kelompok, cara-cara mendapatkan biaya sekolah tanpa harus mengorbankan belajar, dan sebagainya.
Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga di hadapkan pada problem yang terkait dengan orang lain. Dengan perkataan lain, masalah individu ada yang bersifat pribadi dan ada yang bersifat sosial. Kadang-kadang individu mengalami kesulitan atau masalah dalam hubungannya dengan individu lain atau lingkungan sosialnya.
Masalah ini dapat timbul karena individu kurang mampu atau gagal berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang kurang sesuai dengan keadaan dirinya.
Masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya misalnya:
a.       kesulitan dalam persahabatan
b.      kesulitan mencari teman
c.       merasa terasing dalam aktivitas kelompok
d.      kesulitan memproleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok
e.       kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga
f.        kesulitan dalam menghadapi kesulitan social yang baru
selain masalah di atas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan bimbingan sosial antara lain sebagai berikut :
a.       kemampuan indivudu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya
b.      kemampuan individu melakukan adaptasi
c.       kemampuan individu melakukan sosialisasi (interaksi sosial) dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.[4]
3.      Masalah dalam Aspek Karir
Perubahan-perubahan dalam masyarakat akan semakin meningkat dan membingungkan sehingga persiapan dalam menghadapinya. Perubahan-perubahan tersebut tidak lepas dari kemajuan teknologi dan informasi. Oleh sebab itu, banyak terjadi perubahan tidak terkecuali di sekolah. Sekolah sudah layaknya memberikan bekal dan menyiapkan peserta didik terkait dengan permasalahan pemilihan masa depan. Hal ini karena sekolah secara umum memang ada untuk membantu peserta didik menguasai ketrampilan bekerja. Meskipun demikian, dalam karier tidak hanya ketrampilan praktis tetapi juga perancanaan yang matang, sikap yang baik dan pemahaman diri secara utuh
Bruce dan Shertzer memahami karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan, atau kedudukan yang dimiliki seseorang selama hidupnya. Sementara H.L Wilensky memehami karier sebagai riwayat pekerjaan yang teratur di mana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni selalu ada persiapan untuk masa depan. Oleh karena karier pada pada dasarnya bukan hanya tentang masa bekerja melainkan pula saat menempuh pendidikan atau sekolah. Karier itu dapat terjadi pada setiap waktu dan setiap posisi seseorang baik sekolah menengah, perguruan tinggi bahkan sampai bekerja. Artinya dalam setiap saat dan setiap jenjang pendidikan dan kehidupan bagian dari karier tersebut.. [5]
Masalah karir adalah hambatan-hambatan yang dihadapi siswa yang membuatnya tidak dapat menentukan alternative pengembangan karier secara cermat. Masalah karir yang terdapat disekolah yang ada pada saat ini banyak sekali terutama pada saat masa sekolah akhir. Pada anak sekolah menengah pertama (SMP) mereka bingung terhadap pemilihan sekolah lanjutan. Ego anak sangatlah tinggi, sehingga mereka kebanyakan memilih sekolah favoritnya, tanpa melihat kemampuannya. Dalam pemilihan jurusan mereka juga harus berpikir dua kali untuk mendapatkan jurusan yang terbaik, kebanyakan yang terjadi banyak siswa yang salah memilih jurusan karena tidak sesuai dengan kemampuan dan minat mereka, sehingga nilai belajarnya dan minat turun. Pada siswa SMA masalah karir yang dirasakan siswa antaranya, siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat, siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup, siswa masih bingung untuk memilik pekerjaan, siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa, merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu setelah lulus SMA, siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya. Penanganan dari masalah karir.
Dalam masalah karir yang dihadapi siswa di sekolah seorang koselor memberikan layanan kepada siswa dalam memecahkan masalahnya. Masalnya dan penyebab masalahnya perlu diketahui agar siswa dapat memperoleh bantuan yang sesuai untuk memecahkannya. memberikan bimbingan karir kepada siswa, orangtua juga berperan dengan memantau, memberi dukungan dan kebebasan agar siswa dapat memilih karir sesuai minatnya.[6]
4.      Masalah dalam Aspek Pribadi
Masalah pribadi yaitu masalah yang terjadi pada diri seorang anak. Penyebab dari masalah pribadi ini dikarenakan adanya permasalahan keluarga, ekonomi, maupun kondisi keuangan sehingga dapat memicu timbulnya sifat yang buruk pada diri peserta didik. Masalah pribadi juga bisa timbul karena individu tersebut merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri. Misalnya konflik konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi merupakan sumber timbulnya masalah-masalah pribadi lain.
Masalah pribadi ini menjadi penghalang dalam proses belajar, adapun bentuk masalah-masalah pribadi antara lain:[7]
a.       Kurang motivasi untuk mempelajari ilmu agama.
b.      Merasa malas untuk melaksanakan ibadah: sholat, puasa, sedekah, dan amal sholeh lainnya.
c.       Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
d.      Masih memiliki kebiasaan berbohong.
e.       Belum memiliki rasa disiplin.
f.        Masih merasa rendah diri.
Masalah yang biasanya dialami suatu individu/ pribadi mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis, maupun dalam proses sosialisasi yang dialami suatu individu tersebut. Jadi, masalah individu/ pribadi adalah masalah yang dialami dan dihadapi oleh manusia sebagai individu. Contoh nyata dari masalah individu yaitu seorang siswa merasa rendah diri dengan wajah yang kurang cantik/ cakap atau karena penampilannnya lebih sederhana dari siswa lain sehingga dirinya tersebut merasa rendah dari pada siswa yang lain.

B.     Bentuk Penanganan yang Bisa dilakukan
1.      Bentuk Penanganan pada masalah Belajar
Kegiatan belajar di lembaga pendidikan secara umum memiliki masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mebantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar.[8]
Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan pelayanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif. Layanan yang bersifat preventif  diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut:
a.       Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b.      Cara membaca buku yang efektif.
c.       Cara membuat catatan pelajaran.
d.      Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas.
e.       Cara belajar kelompok.
f.        Teknik menyusun laporan.[9]
Adapun bimbingan yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi kasus, dengan cara (1) Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus kelompok, dan (2) menerima laporan dari setipa guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa yang diduga bermasalah dalam belajar.
b.      Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (1) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum tercapai, dan (2) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c.       Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Faktor-faktor penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua faktor, yaitu: internal (berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (bersumber dari luar atau lingkungan).
d.      Prognosis, mengambil kesimpulan dan keputusan serta memikirkan kemungkinan penyembuhannya.
e.       Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.[10]
2.      Bentuk Penanganan pada masalah Sosial
Ada beberapa cara menyelesaikan masalah dalam bimbingan sosial yang bisa diberikan kepada siswa di sekolah dan madrasah. Bentuk layanan tersebut antara lain :
a.       Layanan informasi yang mencangkup :
1)      Informasi tentang keadaan masyarakat dewasa saat ini mencangkup :
a)      Informasi tentang ciri-ciri masyarakat  maju atau modern
b)      Makna ilmu pengetahuan
c)      Pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia, dan lain-lain.
b.      Informasi tentang cara-cara bergaul
Informasi tentang cara-cara bergaul berkomunikasi diberikan kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu berhubungan dengan orang lain. Dengan perkataan lain individu memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik, individu dituntut untuk mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan lingkungan.
3.      Bentuk Penanganan dalam Aspek Karir
Dalam menghadapi permasalahan karir , guru pembimbing harus dapat memilih pelayanan dan strategi yang dapat mengajak siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi masalah. Ada beberapa cara menyelesaikan masalah dalam bimbingan karir yang diberikan kepada siswa di sekolah antara lain:
a.       Memberikan layanan bimbingan individu dan kelompok untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Bimbingan secara individu lebih pada pertemuan professional, antaraa konselor dengan konseli. Sedangkan bimbingan secara kelompok bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Disini siswa diharapkan mampu merencanakan pilihan karir,
b.      Memberikan layanan informasi kepada siswa. Penyajian inormasi dalam rangka bimbingan ialah kegiatan membantu siswa untuk mengenali kesempatan-kesempatan pada dirinya yang dapat dimanfaatkan baik masa kini maupun masa yang akan datang. Penyajian informasi diberikan dengan maksud untuk memberi wawasan kepada para siswa sehingga dapat meyelesaikan masalahnya serta merencanakan masa depannya. Layanan informasi ini menjadikan siswa mandiri yaitu memahami dan menerima diri  secara positif,mamou mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya dan akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.
4.      Bentuk Penanganan dalah Aspek Pribadi
Dalam menangani masalah yang timbul dari individu masing-masing peserta didik ini perlu dilakukannya bimbingan pribadi. Dengan bimbingan pribadi yang diberikan kepada individu tersebut bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan potensi diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.[11] Dalam bimbingan pribadi ini juga bisa membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.[12]
Bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok materi sebagai berikut:[13]
a.       Penanaman dan pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Penanaman dan pemantapan pemahaman tetantang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif,baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranan di masa depan.
c.       Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
d.      Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e.       Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan sistem etika, nilai kehidupan dan moral.[14]
f.        Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
g.      Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Solusi dan pencegahan masalah pribadi yaitu seorang pendidiharus menanyakan masalah tersebut kepada anak didiknya dengan cara sering mengajak berdialog dan menciptakan komunikasi yang hangat. Yang terpenting adalah membangun kepribadian anak didik tersebut untuk sering berpendapat dan mendengarkan pendapat-pendapat orang lain.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masalah dalam aspek belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar kelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya. Selanjutnya masalah dalam aspek sosial misalnya :1) kesulitan dalam persahabatan. 2) kesulitan mencari teman. 3) merasa terasing dalam aktivitas kelompok. 4) kesulitan memproleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok. 5) kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga. 6) kesulitan dalam menghadapi kesulitan social yang baru. Sedangkan masalah dalam aspek karir Masalah karir yang terdapat disekolah yang ada pada saat ini banyak sekali terutama pada saat masa sekolah akhir. Pada anak sekolah menengah pertama (SMP) mereka bingung terhadap pemilihan sekolah lanjutan. Dan juga pada SMA mereka bingung untuk melanjutkan keperguruan tingga atau mencari lapangan pekerjaan. Lalu masalah dalam aspek pribadi yaitu terjadi pada diri seorang anak. Penyebab dari masalah pribadi ini dikarenakan adanya permasalahan keluarga, ekonomi, maupun kondisi keuangan sehingga dapat memicu timbulnya sifat yang buruk pada diri peserta didik. Masalah pribadi juga bisa timbul karena individu tersebut merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri.
Bentuk penanganan yang bisa dilakukan pada aspek belajar yaitu berupa Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan pelayanan, baik yang

bersifat preventif maupun kuratif. Selanjutnya bentuk penanganan yang bisa dilakukan untuk masalah pada aspek sosial Ada beberapa cara menyelesaikan masalah dalam bimbingan sosial yang bisa diberikan kepada siswa di sekolah dan madrasah. Bentuk layanannya adalah Layanan informasi. Sedangkan.benuk pengangan yang bisa dilakukan dalam aspek karis yaitu dengan memberikan layanan bimbingan individu atau kelomo. Selain itu juga dapat menggunakan layanan informasi. Lalu bentuk penanganan dalam aspek pribadi yang timbul dari individu masing-masing peserta didik ini perlu dilakukannya bimbingan pribadi. Dengan bimbingan pribadi yang diberikan kepada individu tersebut bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan potensi diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.


DAFTAR RUJUKAN
A., Hallen. 2005.  Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching.
Febrini,Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Teras, 2011.
Ismail. Diagnosis Kesulitan belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. 2016.  Jurnal Edukasi, Vol. 2, No. 1.
Nani, Akhman dan Setiawati.  “Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial”, Jurnal PPT.
Nurihsan, Achmad Jutika. 2014.  Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Rafika Aditama.       [1] Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani.  Bimbingan Konseling. Yogyakarta:Ar-Ruzz   Media.
Utari,Merlia Hesti Masalah Karier. 2010. Penyebeb Masalah dan Bantuan Konselor. Malang: FIP UM.
Yusuf, Syamsyu dan Juntika Nurihsan. 2010.  Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


       [1] Syamsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Hal. 222.
       [2] Ismail, Diagnosis Kesulitan belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah, Jurnal Edukasi, Vol. 2, No. 1 (2016), Hal. 37.
       [3] Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Hal. 122-123.
       [4] Achmad Jutika Nurihsan, Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2016), hal. 16
       [5] Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta:Ar-Ruzz   Media, 2014), hal.199-200
       [6] Merlia Hesti Utari, Masalah Karier, Penyebeb Masalah dan Bantuan Konselor, (Malang: FIP UM, 2010), hal.2
[7] Akhman Nani dan Setiawati, “Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial”, Jurnal PPT, hal. 10
       [8] Syamsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,........, Hal. 224.
       [9] Syamsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,........, Hal. 234.
       [10] Syamsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,......., Hal. 224-225.
[11] Deni Febrini, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 79
[12] Hellen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 72
[13] Ibid., hal. 73
[14] Deni Febrini, Bimbingan Konseling…, hal. 80

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer