Sunday, July 05, 2020

PEMANFAATAN HASIL BELAJAR DAN REFLEKSI PELAKSANAAN EVALUASI


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan
balik (feed back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran,
baik secara langsung maupun tidaklangsung. Umpun balik dapat dijadikan
sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan
belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.
praktiknnya masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami
pemanfaatan hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif
banyak dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan hasil
rapor.
Refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran dimulai dari
analisis tingkat keberhasilan proses dan hasil belajar siswa, evaluasi diri
terhadap proses belajar yang telah dilakukan,identifikasi faktor-faktor
penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan bersama pihak terkait,
merancang upaya optimalisasi proses dan hasil belajar. Dalam
melaksanakan pembelajaran selalu ditemukan berbagai kelemahan, baik
dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Seiring dalam
pegalaman, hendaknya semakin sedikit kelemhan yang dilakukan. Tanpa
adanya refleksi tidak mudah mengetahui nagian atau aspek-aspek dari
pembelajaran yang masih lemah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemanfaatan Hasil Evaluasi?
2. Bagaimana Remidial dan Pengayaan?
3. Bagaimana Keberhasilan Pembelajaran?
4. Bagaimana Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran?
5. Bagaimana Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung
Keberhasilan dalam Pembelajaran?
2
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil evaluasi
2. Untuk mengetahui remidial dan pengayaan
3. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
4. Untuk mengetahui evaluasi diri terhadap proses pembelajaran
5. Untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan dan pendukung
keberhasilan dalam pembelajaran
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Hasil Evuasi
Dalam praktiknnya masih banyak guru yang tidak atau kurang
memahami pemanfaatan hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif
atau sumatif banyak dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan
kelas dan hasil rapor. Meskipun demikian, untuk melihat pemanfaatan
hasil evaluasi ini secara komprehensif, kita dapat meninjaunya dari
berbagai pihak yang berkepentingan yaitu :1
1. Bagi peserta didik hasil evaluasi dapat di manfaatkan untuk :
a. Membangkitkan minat dan motivasi belajar
b. Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan
pembelajaran
c. Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik
d. Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar
yang baik dan benar
e. Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas
2. Bagi guru hasil evaluasi dapat di manfaatkan untuk :
a. Promosi peserta didik , seperti kenaikan kelas atau
kelulusan
b. Mendiagnosis peserta ddidik yang memiliki kelemahan dan
kekurangan baik secara perseorangan maupun kelompok
c. Menentukan pengelompokan dan penetapan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing
d. Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap system
pembalajaran
e. Menyusun laporan kepada orang tua guna menjalaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
1 ZainalArifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2012) hal 288
4
f. Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan
pembelajaran
g. Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial
3. Bagi orang tua hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk :
a. Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
b. Membimbing kegiatan belajar peserta didik dirumah
c. Menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan
kemampuan anaknya
d. Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak
tersebut dalam bidang pekerjaanya.
4. Bagi administrator sekolah hasil evaluasi dapat di manfaatkan
untuk :
a. Menentukan penempatan peserta didik
b. Menentukan kanaikan kelas
c. Pengelompokan peserta didik disekolah mengingat
terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi
kemajuan peserta didik pada waktu mendatang
B. Remidial dan Pengayaan
1. Remidial
Remidial merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan
kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi
masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki masalah
belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam prosesdan hasil belajar.2
Adapun tujuan dari pembelajaran remidial yaitu membantu
siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Jadi secara umum tujuan
pembelajaran remidial sama dengan tujuan pembelajaran regular.
Secara khusus pembelajaran remidial adalah membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi belajar yang
2 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling, (Jakarta:Rineka Cipta,2008), hal.284
5
diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian
atau dalam proses belajar mengajar.3
2. Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai
pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan
minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik
dapat melakukannya. Program pengayaan merupakan kegiatan yang
diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan akademik
yang tinggi dan yang berarti mereka adalah peserta didik yang
tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya.4
Adapun tujuan dari program pengayaan adalah untuk
meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap materi yang sedang
atau telah dipelajari serta agar siswa dapat belajar secara optimal baik
dalam hal pendayagunaan kemampuannya maupun perolehan dari
hasil belajar.5
C. Keberhasilan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang
keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan
aspek proses. Keberhasilan pembelajaran yang hanya dilihat dari satu sisi
saja tidak akan sempurna.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah
keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan
proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil
memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya, akan tetapi hal ini dapat
mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung
nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran yang
3 Moh Zuher Usman & Lilis Setiawan, Upaya mengoptimalkan Kegiatan Belajar
Mengajar, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 1993), hal.104
4 Sugihartono, dkk. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta:UNY Press, 2012), hal.186
5 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling, (Jakarta:Rineka Cipta,2008), hal.285
6
hanya melihat dari sisi hasil sama halnya dengan mengerdilkan makna
pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian, guru-guru perlu dilatih dan
dibekali dengan berbagai strategi yang dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk menguasai materi pelajaran sebanyakbanyaknya.6
Menurut Abuddin Nata, keberhasilan belajar mengajar pada
dasarnya merupakan perubahan positif selama dan sesudah proses belajar
mengajar dilaksanakan. Keberhasilan ini antara lain dapat dilihat dari
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dan
perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses belajar
mengajar tersebut. Keterlibatan peserta didik tersebut bukan hanya dilihat
dari segi fisiknya, melainkan yang lebih penting adalah dari segi
intelektual dan emosional selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar tersebut, dan peserta didik mengalami perubahan secara sadar
setelah mengalami proses belajar mengajar tersebut.7
Selain itu, keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari dua
segi. Dari sisi guru keberhasilan mengajar dapat dilihat dari ketepatan guru
dalam memilih bahan ajar, media, dan alat pengajaran serta
menggunakannya dalam kegiatan belajar dalam suasana yang
menggairahkan, menyenangkan, dan menggembirakan sehingga peserta
didik dapat menikmati kegiatan belajar mengajar tersebut dengan
memuaskan.8
Sedangkan dilihat dari sisi peserta didik, keberhasilan mengajar
dapat dilihat dari timbulnya keinginan yang kuat pada setiap diri peserta
didik untuk belajar mandiri yang mengarah pada terjadinya peningkatan
baik dari segi kognitif, afektif, maupum psikomotorik.9
6 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana:
2008) hal. 13-15
7 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajarn, (Jakarta: Kencana, 2009)
hal. 311
8Ibid., hal. 311
9Ibid., hal. 312
7
D. Penilain Diri
Berdasarkan Depdiknas penilaian merupakan kegiatan yang
dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa yang
hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan
selanjutnya. Hal ini berarti penilaian tidak hanya untuk mencapai target
sesaat melainkan menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Self-Assesment (penilaian diri) adalah suatu teknik penilaian
dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Self-Assessment dapat
diartikan suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi
diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk
selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (Improvement Goal).
Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggung jawab terhadap proses
dan pencapaian tujuan belajarnya.10 Teknik penilaian diri dapat digunakan
dalam berbagai aspek penilaiain, yang berkitan dengan kompetensi
kognitif, afektif, dan psikomotorik.11
Keuntungan penggunaan Self-Assessment (penilaian diri) antara
lain:
a. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri pada diri siswa akan tumbuh karena pada prakteknya
mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.
b. Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinnya
Hal itu dikarenakan ketika mereka melakukan penilaian, mereka harus
melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.
10 Nyai Ika Purnama, dkk. Penerapan Self- Assesmen Untuk Menumbuhkan Kesadaran
Siswa Tentang Makna Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Di MTs Sabilul Chalim Kecamatan
Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Jurnal Edueksos Vol.VI No.1 Juni 2017, hal. 70
11 Asrul, dkk. Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:PT Ciptapustaka, 2014).hal, 67
8
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam
melakukan penilaian.12
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan
objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
dilaukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
b. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran,
daftar tanda cek, atau skala penilaian
d. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong
peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat
dan objektif
f. Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil
kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.13
E. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan
dalam Pembelajaran
1. Faktor kegagalan dalam pembelajaran
Memperbaiki kualits pembelajaran akan sulit dilakukan tanpa
mengetahui faktor penyebab kegagalan itu sendiri. Berdsarkan
faktor faktor penyebab kegagalan dalam pembelajaran yang
berhasil diidentifikasi, kita dapat merencanakan upaya upaya
perbaikan (remidi). Diantara faktor penyebab kegagalan dalam
pembelajaran antara lain adalah:14
12
Nyai Ika Purnama, dkk. Penerapan Self- Assesmen…….. hal. 71
13
Ibid., hal. 72-73
14 Muh. Misdar, “Mengkritisi Faktor Faktor Kegagalan Akademik Siswa Dalam Belajar”,
TADRIB, Vol. 04, No. 02, 2018, hal. 213
9
1) Adanya anggapan yang tertanam dalam diri siswa akan
kelemahan dalam menghadapi masalah belajar.
Pandangan ini mengindikasikan bahwa kegagalan
belajar sering dihubungkan dengan kerendahan kemampuan
sehingga berdampak pada perasaan ketidak mampuan
melanjutkan studi, perasaan yang tidak mungkin dapat
menyelesaikan masalah, sehingga terlambat dalam
mengambil tindakan, ragu ragu dalam mengambil sikap,
tidak sanggup untuk mengeksekusi tindakan yang harus
dilakukan, dan didorong pula oleh perasaan malas. Dampak
lebih lanjut akan melekat dalam diri siswa dimana
kepercayaan diri untuk berprestasi tidak dapat muncul
dalam dirinya
2) Usaha yang rendah dalam belajar
Usaha yang rendah dalam belajar menjadi sesuatu
yang tidak dapat dianggap remeh, karena sikap tersebut
turut besar peran sertanya dalam membangkitkan kegagalan
siswa dalam belajar. Siswa yang kurang secara akademik
selalu berhadapan dengan masalah belajarnya. Sikap
tersebut tidak lain adalah usaha yang tidak bangkit dalam
belajar, konsentrasi belajar tidak selalu fokus pada belajar,
tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh hal hal di luar faktor
belajarnya, seperti faktor pertemanan dan lingkungan.
3) Kontrol diri yang rendah
Sikap tersebut adalah kemampuan siswa untuk
memahami arti belajar yang sesungguhnya. Kemampuan
memposisikan diri sebagai seorang pelajar, yang tugas
utamanya adalah belajar dan menuntut ilmu belum tersesap
10
dalam diri seorang pelajar. Disamping itu ketidak mampuan
siswa mengatur diri kapan mestinya ia belajar, dan kapan
harusnya ia mengulangi belajar, dan kegiatan kegiatan
apakah yang menjadi prioritas dikembangkannya. Hal hal
tersebut paling tidak dapat memicu memperlemah posisinya
sebagai seorang pelajar.
4) Tidak suka pada tantangan
Sikap siswa ini biasanya memperlihatkan susah
diarahkan untuk mengerjakan tugas, baik teoritis maupun
praktek. Tantangan dalam pengertian ini tidak lain adalah
hambatan belajar yang dialami oleh siswa. Tantangan
belajar harus dihadapi oleh setiap siswa, karena belajar
tidak dapat dilakukan dengan mudah, butuh tenaga, pikiran,
dan waktu yang tepat. Oleh sebab itu, siswa yang tidak suka
pada tantangan dalam belajar akan cepat menyerah ketika
menghadapi kesulitan dalam belajar.
5) Memiliki presepsi yang rendah terhadap keberhasilan
dalam belajar.
Secara faktual ketidak berhasilan siswa dalam belajar
dengan beberapa gejalanya, gagal fokus pada pelajaran dan
pemahaman tentang keberhasilan serta bagaimana cara
menggapainya dengan baik menjadi sesuatu yang sulit bagi
siswa tersebut. Perilaku siswa dengan gejala tersebut
menunjukkan gagal paham terhadap keberhasilan belajar.
Jauh dari prestasi dan jauh dari hasil belajar yang
memuaskan.
2. Faktor pendukung keberhasilan dalam pembelajaran
1) Faktor guru
11
Guru merupakan salah satu faktor pendukung
keberhasilan dalam belajar, kemampuan mengajar guru,
kemampuan guru dalam mengenali karakter siwa, dan
kemampuan guru menentukan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan karakter siswanya sangat mempengaruhi
akan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran.
Kemampuan guru untuk menguasai dan memahami materi
yang akan diajarkan merupakan salah satu hal yang sangat
penting dan perlu dimiliki oleh guru, karena hal tersebut
akan mempermudah dalam penyampaian materi kepada
siswa.
2) Faktor siswa
Selain guru sebagai sebagai faktor pendukung
keberhasilan dalam belajar, siswa juga berperan penting
dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Aspek
personal sebagai aspek yang dimiliki oleh siswa yang
terdiri dari pola pikir, kebiasaan, kepribadian dan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Beberapa aspek
tersebut merupakan suatu pendukung keberhasilan dalam
pembelajaran, yang dapat menentukan bagaimana siswa
menghrgai sesuatu, membuat tujuan, serta minat dan
ketertarikannya tentang suatu materi.
3) Faktor interaksi
Interaksi dalam pembelajaran diartikan sebagai
hubungan timbal balik antara elemen elemen pendidikan
dalam suatu proses pembelajaran yang sangat menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran. Interaksi dalam
pembelajaran antara lain adalah meliputi interaksi antara
12
guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan
interaksi siswa dengan lingkungan.
4) Faktor fasilitas
Fasilitas pembelajaran juga merupakan salah satu
faktor pendukung akan keberhasilan suatu pembelajaran.
Beberapa media yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, seperti alat peraga untuk demonstrasi, alat
alat praktikum untuk kegiatan eksperimen, gambar atau
video. Media ini dapat digunakan oleh guru sebagai
penunjang proses pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu siswa dalam mempermudah memahami materi
materi yang disampaikan.15
15 Lidwina Felsima, Zulmi Ramdani, Galih Albarra Shidiq, “Analisis Tematik Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Siswa Dalam Pembelajaran Sains”, Indonesian Journal
Of Educational Assesment, Vol. 02, No. 01, 2019, hal. 88
13


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan
balik (feed back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran,
baik secara langsung maupun tidaklangsung. Umpun balik dapat dijadikan
sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan
belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya. Umpan balik
tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis, dan demostrasi. Paling
tidak, ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu : untuk membantu
pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan
membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran.
Remidial merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar
dengan maksud untuk memperbaiki masalah belajar dengan maksud untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam prosesdan hasil belajar.
Sedangkan program pengayaan merupakan kegiatan yang diperuntukkan
bagi peserta didik yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi dan
yang berarti mereka adalah peserta didik yang tergolong cepat dalam
menyelesaikan tugas belajarnya.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah
keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan
proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil
memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya, akan tetapi hal ini dapat
mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung
nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain keberhasilan pembelajaran yang
hanya melihat dari sisi hasil sama halnya dengan mengerdilkan makna
pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian, guru-guru perlu dilatih dan
14
dibekali dengan berbagai strategi yang dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk menguasai materi pelajaran sebanyak-banyaknya.
Self-Assesment (penilaian diri) adalah suatu teknik penilaian
dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Memperbaiki kualits pembelajaran akan sulit dilakukan tanpa
mengetahui faktor penyebab kegagalan itu sendiri. Berdsarkan faktor
faktor penyebab kegagalan dalam pembelajaran yang berhasil
diidentifikasi, kita dapat merencanakan upaya upaya perbaikan (remidi).
15


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Ciptapustaka
Felsima, Lidwina, dkk. 2019. “Analisis Tematik Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Keberhasilan Siswa Dalam Pembelajaran Sains”.
Indonesian Journal Of Educational Assesment. Vol. 02. No. 01.
Misdar, Muh. 2018. “Mengkritisi Faktor Faktor Kegagalan Akademik Siswa
Dalam Belajar”. TADRIB. Vol. 04. No. 02.
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajarn. Jakarta:
Kencana
Prayitno. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Purnama, Nyai Ika, dkk. 2017. Penerapan Self- Assesmen Untuk Menumbuhkan
Kesadaran Siswa Tentang Makna Pembelajaran Pada Mata Pelajaran
IPS Di MTs Sabilul Chalim Kecamatan Leuwimunding Kabupaten
Majalengka. Jurnal Edueksos. Vol.VI No.1
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Sugihartono, dkk. 2010. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Usman, Moh Zuher & Lilis Setiawan. 1993. Upaya Mengoptimalkan Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya  

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer