PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai variasi atau ragam. Berarti, bahasa tidak kedap terhadap pengaruh
aspak nonbahas. Keberagam tersebut mulai dipelajari pada awal tahun 1960-an
dalam kajian antar disiplin seperti sosiolinguistik, linguistik antropologi,
dan sebagainya.
Pada makalah ini, pembahasan aspek sosial
bahasa akan dipusatkan pada keberagaman bahasa. Kita dapat membedakan ragam
bahasa menurut pemakai dan pemakaianya. Keberagaman bahasa ditentukan oleh
berbagai aspek luar bahasa seperti kelas sosial, jenis kelamin, etnisitas, dan
umur.
Adanya perbedaan dialek dan aksen dalam suatu
komunitas merupakan bukti keberagaman itu yang keberadaannya dipengaruhi oleh
aspek sosial, perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan ucapan atau unsur tata
bahasa ataupun pemakaian kata.
Perbedaan unsur tata bahasa terdapat dalam
frasa yang menunjukkan tindakan pelaku, seperti sudah saya baca atau sudah kamu baca.
Jika bahasa jawa umumnya untuk frasa itu masing-masing dipakai wes tak woro
dan di daerah Surabaya dipakai wis diwoco ambek aku dan wes
diwoco ambek kon.
Keberagaman bahasa seperti dalam
contoh-contoh di atas adalah keberagaman yang terjadi karena faktor kedaerahan,
dalam hal ini perbedaan daerah pemakainnya. Perbedaan bahasa juga dapat terjadi
karena faktor lain. Seperti latar belakang pendidikan pemakainya, pekerjaanya,
atau derajat keresmian situasinya.
Di dalam lingkungan masyarakat, bahasa yang
ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti loe, gue, bete, ember tersebut
termasuk ragam intim di kalangan kaum muda di Jakarta. Sedangkan ragam santai
digunakan di dalam situasi tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang
belum tentu saling kenal.
Ragam berikutnya dikenal sebagai
ragam konsultatif. Kata-kata atau ujaran yang digunakan terpusat pada transaksi
atau pertukaran informasi. cirinya berbeda dengan ragam formal. Ragam bahasa
formal ditandai oleh bentuk kata dan kalimat yang lengkap serta akurat.
Ragam lain adalah ujaran-ujaran baku dan beku
sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial. Disebut beku
karena ungkapan yang dipakai sedemikian tetap dan tidak memungkinkan adanya
perubahan sepatah kata pun. Seperti ungkapan seorang hakim, jaksa, dan pembela
di suatu sidang pengadilan. Jadi, berdasarkan subdimensi pemakaiannya, ragam
bahasa terdiri atas ragam intim, santai, konsultatif, resmi, dan beku.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian ragam bahasa?
2. Apa
macam-macam ragam bahasa dan pengertian tiap ragam bahasa?
3. Apa
pengertian laras bahasa?
4. Apa
macam-macam laras bahasa?
C. Tujuan Masalah
Dari
beberapa rumusn masalah di atas, tujuan yang perlu kami capai dalam pembuatan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian ragam
bahasa
2. Untuk mengetahui macam-macam
ragam bahasa dan pengertianya
3. Untuk mengetahui pengertian
laras bahasa
4.Untuk mengetahui macam-macam
laras bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ragam Bahasa
Ragam bahasa merupakan macam-macam wujud bahasa dan kaitannya dengan bidang kajian atau
kegiatan tertentu. Ragam
bahasa dibagi menjadi 4 macam yaitu ragam lisan, ragam tulis, ragam baku dan
tidak baku, serta ragam bidang ilmu dan profesi.
B. Macam-Macam
Ragam Bahasa
1. Ragam Lisan
Ragam lisan ialah wujud bahasa yang dituturkan
atau penggunaan bahasa secara lisan. Pada mulanya manusia hanya mengenal bahsa
lisan, kemudian mereka mengenal tulisan, pada akhirnya bahasa yang dilisankan
itu diwujudkan ke dalam tulisan.
Ragam lisan memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan ragam tulis. Ragam lisan tampak lebih longgar, penerapan
kaidah tidak begitu ketat. Ragam lisan terkadang juga mencerminkan kurang
cermatnya penutur dalam mengungkapkan sesuatu. Hal ini juga disebabkan dekatnya
jarak berpikir dengan berkata-kata. Ragam lisan memperlihatkan adanya interaksi
dan kontak langsung antara orang yang satu dengan yang lainnya. Pembicara dapat
memberikan tanggapan langsung atas reaksi pendengarnya. Demikian pula
selanjutnya, pendengar dapat menanggapi apa yang diterimanya dari lawan
bicaranya.
Ragam lisan awal dari kegiatan
berbahasa manusia karena sumbernya adalah penggunaan bahasa secara lisan.
Kelonggaran penerapan kaidah bahasa dalam ragam lisan antara lain dengan tak
terkontrolnya panjang pendeknya kalimat yang digunakan, adanya pengulangan
kata-kata, adanya pengulangan langsung dari situasi sekitar percakapan. Memang,
ragam lisan ini dapat pula tercermin ke ragam tulis. Hal ini terkait dengan
pemindahan penggunaan bahasa lisan yang kemudian dituliskan, misalnya penggunaan
bahasa dengan ragam lisan dalam karya sastra atau naskah-naskah yang akan
dibacakan (teks pidato dan sambutan).
2. Ragam Tulis
Adanya ragam tulis mencerminkan
adanya kemajuan budaya manusia. Ragam tulis berarti secara langsung berpusat
pada penggunaan bahasa secara tulis. Adanya ragam tulis menandakan manusia
telah mengenal tulisan. Tulisan itu sendiri merupakan karya besar manusia. Memang,
tidak semua komunitas masyarakat memiliki tulisan. Karena itu, sebagian besar
bangsa-bangsa di dunia ini menggunakan tulisan atau aksara yang dibuat oleh
bangsa lain. Bangsa Indonesia menggunakan tulisan latin dan arab, yang sebagian
adalah tulisan arab-melayu. Beberapa suku bangsa di Indonesia memang ada yang
memiliki tulisan atau aksara sendiri (selain latin dan arab), misalnya Suku Jawa.
Dengan adanya tulisan, manusia dapat mengabadikan berbagai informasi dan ilmu
pengetahuan untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan adanya tulisan juga
menandakan manusia mengenal proses pendidikan.
3. Ragam Baku Dan
Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang diakui
oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunannya. Ragam tidak baku adalah ragam
yang ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
4. Ragam Bidang
Ilmu Dan Profesi
Bidang ilmu juga memiliki kekhasan
tersendiri dalam penggunaan bahasa sebagai sarana pengungkapa kandungan ilmu
tersebut. Demikian pula bidang profesi pun memiliki kekhasan bahasa dalam lingkungan
profesinya. Karena itu, ilmuan dan pengmban suatu profesi sudah seharusnya
mengetahui dan menguasai secara memadai bahasa, termasuk istilah-istilah yang
ditekuninya.
Pentingnya ragam bahasa sesuai
dengan bidang keilmuan dan suatu profesi, maka sejak beberapa tahun ini telah
disusun berbagai kamus misalnya kamus politik, kamus filsafat, kamus ekonomi, dan
kamus teknik. Selain itu, telah banyak beredar jurnal-jurnal atau
majalah-majalah yang secara berisi tentang ekonomi, politik, budaya, pendidikan,
dan teknik. Jurnal dan majalah tersebut amat bermanfaat bagi mereka yang ingin
mendalami bidang yang ditekuninya dan bagi para praktisi juga dapat memperoleh
informasi yang dapat menunjang pekerjaannya.
Pada mulanya tidak ada pembidangan penggunaan
bahasa. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan peradaban atau kebudayaan serta
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bahasa pun semakin berkembang. Seiring dengan
perkembangan itu bahasa mulai menampakkan fungsi-fungsi khusus sarana untuk
mengungkapkan berbagai konsep, pemikiran, dan hasil karya manusia. Salah satu
perwujudannya adalah adanya bahasa-bahasa yang sesuai dengan bidang ilmu, profesi,
atau pekerjaan. Berikut beberapa contoh penggunaan bahasa sesuai dengan bidang
ilmu atau profesi bidang tertentu, antara lain :
·
Ragam Bahasa Bidang Agama
·
Ragam Bahasa Bidang Pendidikan
Proses pendidik tidak hanya menjadi
tanggungjawab pemerintah melalui berbagai lembaga pendidikan, tetapi harus
dipikul bersama termasuk pihak keluarga dan masyarakat. Perwujudan dari
tanggungjawab bersama ini yaitu dengan melibatkan para pihak tersebut dalam
setiap kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan tersebut. Keluarga berupaya
memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap anak-anaknya sebaik mungkin serta
memberikan sumbangan untuk pembiayaan pendidikan. Sementara itu, pihak
masyarakat juga perlu melakukan sosial kontrol terhadap pelaksanaan proses
pendidikan, misalnya melalui LSM dan melalui komite sekolah serta dewan pendidikan.
Karena itu, peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa disandarkan kepada pihak
pemerintah (lembaga pendidikan sekolah) saja, tetapi harus menyertakan orang
tua dan masyarakat.
Pembangunan bidang pendidikan terus
memerlukan perhatian dari semua pihak. Berbagai hal baru sebagai konsekuensi
dari perkembangan kehidupan masyarakat semakin beragam.
Jika tantangan-tantangan
yang ada tidak tertangani dengan baik, tidak mustahilproses pendidikan akan
terganggu dan akhirnya dapat menurunkan pencapaian kualitas pendidikan.
5. Ragam Bahasa Bidang Politik
Pemilihan umum merupakan salah
satu wujud pelaksanaan demokrasi. Melalui pemilu, rakyat menyatakan pilihannya
secara bebas dan rahasia. Rakyat tidak boleh mendapat tekanan dari mana pun
datangnya. Karena itu, pemilu harus dilakukan dengan jujur dam adil serta dapat
menjamin terlindungnya hak-hak rakyat. Dengan kata lain, pemilu harus
dilaksanakan secara demokratis. Untuk itu, rakyat sendiri harus ikut mengawal terlaksananya
pemilu tang demokratis tersebut. Sejauhmana terwujudnya peran serta rakyat ini
amat ditentukan oleh tingkat pemahaman mereka terhadap tujuan pemilu itu
sendiri.
Pemilu sebagai salah satu wujud
pelaksanaan kehidupan berdemokrasi bukan berarti harus mengesampingkan kegiatan
lain yang juga penting dalam rangka menerapkan demokrasi itu sendiri. Pemilu
bukan tujuan, tetapi harus dipandang sebagai sarana untuk mencapai
kesehjateraan rakyat. Hasil pemilu harus mampu mamberi andil bagi upaya-upaya
meningkatkan kesehjateraan dan kemakmuran rakyat, melalui terpilihnya
wakil-wakil rakyat dan terpilihnya pimpinan nasional yang mengedepankan
kepentingan rakyat dalam arti yang luas. Karena itu, pemilu bukan sekedar
menghasilkan wakil rakyat dan penguasa, tetapi hendaknya diikuti dengan
kemungkinan adanya tercapainya pencerahan kehidupan rakyat di masa datang atau
kurun waktu pengabdian mereka yang terpilih.
6. Ragam Bahasa
Bidang Hukum
Ragam bahasa hukum adalah bahasa
indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum.Yuridis formal
yang berlaku saat ini juga mengatur hal yang demikian. Pada sisi lain harus
pula diakui bahwa kebutuhan akan adanya hukum materiil merupakan kebutuhan riil.
Peradilan Agama sebagai salah satu pilar kekuasaan kehakiman di Indonesia, agar tercipta hukum yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat Indonesia menuju terwujudnya hukum nasional yang
sesuai dengan kondisi sosial budaya bangsa Indonesia.[1]
7. Ragam Bahasa
Bidang Ekonomi
Transaksi yang terjadi di bursa
efek bukanlah transaksi tunai.
Untuk itu,
penyelesaian transaksi di bursa efek berlaku ketentuan sebagai berikut. Atas
transaksi yang terjadi hari ini, penyerahan dan pembayaran saham baru dapat
dilakukan pada hari kelima setelah hari transaksi. Tempat penyerahan dan
penerimaan saham dilakukan melalui PT Kostodian Depositori Efek Indonesia
(KDEI). Selanjutnya, sertifikat saham didaftarkan pada Biro Administrasi Efek
(BAE) sebagai saham atas nama pemodal selambat-lambatnya 7 hari. Bila pemodal
telah peregristasian, pemodal telah terdaftar sebagai pemegang efek perusahaan.
Sebagai pemegang saham, pemodal berhak mendapat deviden, hadir dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS), dan mendapat bagian jika perusahaan (karena suatu sebab)
dilikuidasi.[2]
8. Ragam Bahasa
Bidang Teknik
Studi kelayakan dapat dilakukan
untuk proyek yang sudah ditentukan lokasinya maupun untuk proyek yang belum
ditentukan yang belum ditentukan lokasi bangunanya, misalnya untuk lokasi
(mendirikan) real estate, dimana lokasi amat dominan dalam menetukan
apakah proyek tersebut layak atau tidak. Peraturan pemerintah dan
peraturan-peraturan daerah perlu dijadikan masukan pada waktu studi kelayakan
itu dibuat.
Tahapan berikutnya yaitu mulai
diadakan pengaturan untuk penyediaan proyek, pembuatan pra-rancangan,
pra-rancangan pekerjaan pekerjaan konstruksinya, serta pra-rancangan
mekanika/elektrikal, misalnya bangunan sebuah pabrik gula, dermaga, bendungan,
dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan pada tahapan ini dilaksanakan dalam tahapan
pra-rancangan.[3]
9. Ragam Bahasa
Bidang Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi
antar manusia. Karena itu, salah satu fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana
manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Proses komunikasi bisa dilakukan
secara lisan dan bisa juga secara tertulis. Hal ini melahirkan apa yang disebut
bahasa lisan dan bahasa tulis. Memang, asal mula wujud bahasa adalah bahasa
lisan. Kemudian, setelah manusia mengenal tulisan, maka lahirlah bahasa tulis.
Bahasa merupakan bagian penting
dari kebudayaan.
Karena itu pula
bahasa juga hasil budaya manusia. Manusia sebagai makhluk berbudaya berhasil
menciptakan bahasa. Bahasa sebagai bagian budaya manusia, maka selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Bahasa itu mengalami perubahan, seiring dengan
dinamika atau perubahan masyarakat pendukungnya. Suatu bahasa bisa dipengaruhi
dan mempengaruhi bahasa lain. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antar
penutur bahasa, yang terkadang dilatarbelakangi oleh bahasa-bahasa yang
berbeda.
Dalam rangka memantapkan
keberadaan suatu bahasa, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan
bahasa. Demikian pula kaitannya dengan keberadaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara, sebagai bahasa nasional, dan sebagai bahasa persatuan dalam
lingkup bahasa indonesia. Pemerintah melalui Pusat Bahasa (sekarang berupa
Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) melakukan berbagai upaya atau langkah
untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Upaya yang dilakukan antara
lain berupa penyuluhan bahasa, penelitian bahasa (termasuk penelitian bahasa
daerah), penyusunan kamus, penerbitan buku-buku tentang bahasa indonesia.
10. Ragam Bahasa
Bidang Kesehatan
Hakikatnya, pembekuan dan
penyumbatan pembuluh darah disebabkan oleh penimbunan kolesterol atau asam
lemak jenuh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berangkat dari kian
tingginya kandungan asam lemak jenuh dalam makanan, kalangan medis
mengkampanyekan prioritas intake asam lemak tak jenuh yang banyak
terkandung dalam protein nabati, seperti dalam kacang kedelai yang per-100
gram-nya mengandung 19 gram asam lemak polyvalent tak jenuh (linoleic
acid) yang berfungsi melarutkan kolestrol jahat serta berperan sebagai
pembersih kolestrol dalam darah.[4]
C. Pengertian Laras Bahasa
Merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.
Ragam dan laras bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan. jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.
Merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.
Ragam dan laras bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan. jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.
D. Macam-Macam Laras Bahasa
1. Laras Bahasa Biasa
Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang bidang ilmu, menggunakan Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga kondisi nya dalam keadaan resmi
1. Laras Bahasa Biasa
Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang bidang ilmu, menggunakan Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga kondisi nya dalam keadaan resmi
2. Laras Bahasa Iklan
Penggunaan Bahasa ringkas dan pendek menggunakan jenis Bahasa imaginatife dan kreatif
Penggunaan Bahasa ringkas dan pendek menggunakan jenis Bahasa imaginatife dan kreatif
3. Laras Bahasa Sains
Mempunyai sifat intelektual formal dan objektif berdasarkan kajian dan fakta, terdapat benyak penggunaan kata nama dan ragam ayat pasif
Mempunyai sifat intelektual formal dan objektif berdasarkan kajian dan fakta, terdapat benyak penggunaan kata nama dan ragam ayat pasif
4. Laras Bahasa Media Masa
Sebagai media untuk melapor atau menyampaikan berita dengan Bahasa yang paling mudah diterima si pendengar dan si pembaca
Sebagai media untuk melapor atau menyampaikan berita dengan Bahasa yang paling mudah diterima si pendengar dan si pembaca
5. Laras Bahasa Rencana
Gaya Bahasa mudah dipahami, jenis Bahasa bersifat umum dan menampilkan berbagai idea tentang suatu kejadian
Gaya Bahasa mudah dipahami, jenis Bahasa bersifat umum dan menampilkan berbagai idea tentang suatu kejadian
6. Laras Bahasa Undang-undang
Teks atau isi bersifat dengan perundangan yang mengandung prinsif undang-undang tertentu, makana kosakata berdasarkan intepretasi tidak mengandung gambar bersifat objektif, terperinci, tepat dan padat
Teks atau isi bersifat dengan perundangan yang mengandung prinsif undang-undang tertentu, makana kosakata berdasarkan intepretasi tidak mengandung gambar bersifat objektif, terperinci, tepat dan padat
7. Laras Bahasa Agama
Terdapat petikan mengandung agama dan kiasan untuk pengajaran
Terdapat petikan mengandung agama dan kiasan untuk pengajaran
8. Laras Bahasa Sukuan
Kosakata mudah dipahami, ringkas, bersahaja dan jelas
Kosakata mudah dipahami, ringkas, bersahaja dan jelas
9. Laras Bahasa Ekonomi
Berbentuk ilmiah tentang ekonomi mengandung teknikal ekonomi menggunakan gaya Bahasa formal, fakta berdasarkan bukti data dan informasi dan tidak menggunakan struktur ayat
Berbentuk ilmiah tentang ekonomi mengandung teknikal ekonomi menggunakan gaya Bahasa formal, fakta berdasarkan bukti data dan informasi dan tidak menggunakan struktur ayat
10. Laras Bahasa Akademik
Bersifat ilmiah formal dan objektif, gaya Bahasa menggunakan kematangan dan keintelektualan, terdapat penulisan ragam ayat bersifat khusus dan tidak mudah dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan.
Bersifat ilmiah formal dan objektif, gaya Bahasa menggunakan kematangan dan keintelektualan, terdapat penulisan ragam ayat bersifat khusus dan tidak mudah dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Pengertian ragam bahasa adalah macam-mcam wujud
bahasa dan kaitannya dengan bidang kajian atau kegiatan tertentu.
2.
Macam-macam ragam bahasa yaitu ragam lisan, ragam tulis, ragam baku dan
tidak baku, serta ragam bidang ilmu dan profesi.
3.
Pengertian laras bahasa yaitu ragam bahasa
yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak
sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di
antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para
ahli linguistik.
4. Macam-macam laras yaitu laras bahasa biasa, laras bahasa iklan, laras
bahasa sains, laras bahasa media masa, laras bahasa rencana, laras bahasa
undang-undang, laras bahasa agama, laras bahasa sukuan, laras bahasa ekonomi,
dan laras bahasa akademik.
B. SARAN
Sebaiknya kita selaku
penduduk Indonesia terutama mahasiswa yang juga mempelajari mata kuliah Bahasa Indonesia
menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar. Sehingga, keberadaan ragam bahasa
itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari
aturan bahasa di Indonesia bahkan bertentangan.
DAFTAR PUSTAKA
Kushartanti, Yuwono Untung, Maltamia RMT Lauder. 2012. Pesona
Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Dr. H. Musaba Zulkifli,
M.Pd. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta
: Aswaja Pressindo.
[1] Zulkifli Musaba , Bahasa
Indonesia Untuk Mahasiswa, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2006), hal. 112.
[2] Zulkifli Musaba , Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa, (Yogyakarta:
Aswaja Presssindo, 2007), hal.56-57.
No comments:
Post a Comment