Sunday, July 05, 2020

RAGAM BAHASA

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Bahasa mempunyai variasi atau ragam. Berarti, bahasa tidak kedap terhadap pengaruh aspak nonbahas. Keberagam tersebut mulai dipelajari pada awal tahun 1960-an dalam kajian antar disiplin seperti sosiolinguistik, linguistik antropologi, dan sebagainya.
Pada makalah ini, pembahasan aspek sosial bahasa akan dipusatkan pada keberagaman bahasa. Kita dapat membedakan ragam bahasa menurut pemakai dan pemakaianya. Keberagaman bahasa ditentukan oleh berbagai aspek luar bahasa seperti kelas sosial, jenis kelamin, etnisitas, dan umur.
Adanya perbedaan dialek dan aksen dalam suatu komunitas merupakan bukti keberagaman itu yang keberadaannya dipengaruhi oleh aspek sosial, perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan ucapan atau unsur tata bahasa ataupun pemakaian kata.
Perbedaan unsur tata bahasa terdapat dalam frasa yang menunjukkan tindakan pelaku, seperti  sudah saya baca atau sudah kamu baca. Jika bahasa jawa umumnya untuk frasa itu masing-masing dipakai wes tak woro dan di daerah Surabaya dipakai wis diwoco ambek aku dan wes diwoco ambek kon.
     Keberagaman bahasa seperti dalam contoh-contoh di atas adalah keberagaman yang terjadi karena faktor kedaerahan, dalam hal ini perbedaan daerah pemakainnya. Perbedaan bahasa juga dapat terjadi karena faktor lain. Seperti latar belakang pendidikan pemakainya, pekerjaanya, atau derajat keresmian situasinya.
Di dalam lingkungan masyarakat, bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti loe, gue, bete, ember tersebut termasuk ragam intim di kalangan kaum muda di Jakarta. Sedangkan ragam santai digunakan di dalam situasi tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal.
     Ragam berikutnya dikenal sebagai ragam konsultatif. Kata-kata atau ujaran yang digunakan terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi. cirinya berbeda dengan ragam formal. Ragam bahasa formal ditandai oleh bentuk kata dan kalimat yang lengkap serta akurat.
Ragam lain adalah ujaran-ujaran baku dan beku sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial. Disebut beku karena ungkapan yang dipakai sedemikian tetap dan tidak memungkinkan adanya perubahan sepatah kata pun. Seperti ungkapan seorang hakim, jaksa, dan pembela di suatu sidang pengadilan. Jadi, berdasarkan subdimensi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas ragam intim, santai, konsultatif, resmi, dan beku.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ragam bahasa?
2. Apa macam-macam ragam bahasa dan pengertian tiap ragam bahasa?
3. Apa pengertian laras bahasa?
4. Apa macam-macam laras bahasa?
CTujuan Masalah
Dari beberapa rumusn masalah di atas, tujuan yang perlu kami capai dalam pembuatan makalah ini adalah:
             1. Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa
             2. Untuk mengetahui macam-macam ragam bahasa dan pengertianya
             3. Untuk mengetahui pengertian laras bahasa
             4.Untuk mengetahui macam-macam laras bahasa



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa
            Ragam bahasa merupakan macam-macam wujud bahasa dan kaitannya dengan bidang kajian atau kegiatan tertentu. Ragam bahasa dibagi menjadi 4 macam yaitu ragam lisan, ragam tulis, ragam baku dan tidak baku, serta ragam bidang ilmu dan profesi.
B. Macam-Macam Ragam Bahasa
   1. Ragam Lisan
            Ragam lisan ialah wujud bahasa yang dituturkan atau penggunaan bahasa secara lisan. Pada mulanya manusia hanya mengenal bahsa lisan, kemudian mereka mengenal tulisan, pada akhirnya bahasa yang dilisankan itu diwujudkan ke dalam tulisan.
            Ragam lisan memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ragam tulis. Ragam lisan tampak lebih longgar, penerapan kaidah tidak begitu ketat. Ragam lisan terkadang juga mencerminkan kurang cermatnya penutur dalam mengungkapkan sesuatu. Hal ini juga disebabkan dekatnya jarak berpikir dengan berkata-kata. Ragam lisan memperlihatkan adanya interaksi dan kontak langsung antara orang yang satu dengan yang lainnya. Pembicara dapat memberikan tanggapan langsung atas reaksi pendengarnya. Demikian pula selanjutnya, pendengar dapat menanggapi apa yang diterimanya dari lawan bicaranya.
            Ragam lisan awal dari kegiatan berbahasa manusia karena sumbernya adalah penggunaan bahasa secara lisan. Kelonggaran penerapan kaidah bahasa dalam ragam lisan antara lain dengan tak terkontrolnya panjang pendeknya kalimat yang digunakan, adanya pengulangan kata-kata, adanya pengulangan langsung dari situasi sekitar percakapan. Memang, ragam lisan ini dapat pula tercermin ke ragam tulis. Hal ini terkait dengan pemindahan penggunaan bahasa lisan yang kemudian dituliskan, misalnya penggunaan bahasa dengan ragam lisan dalam karya sastra atau naskah-naskah yang akan dibacakan (teks pidato dan sambutan).
2. Ragam Tulis
            Adanya ragam tulis mencerminkan adanya kemajuan budaya manusia. Ragam tulis berarti secara langsung berpusat pada penggunaan bahasa secara tulis. Adanya ragam tulis menandakan manusia telah mengenal tulisan. Tulisan itu sendiri merupakan karya besar manusia. Memang, tidak semua komunitas masyarakat memiliki tulisan. Karena itu, sebagian besar bangsa-bangsa di dunia ini menggunakan tulisan atau aksara yang dibuat oleh bangsa lain. Bangsa Indonesia menggunakan tulisan latin dan arab, yang sebagian adalah tulisan arab-melayu. Beberapa suku bangsa di Indonesia memang ada yang memiliki tulisan atau aksara sendiri (selain latin dan arab), misalnya Suku Jawa. Dengan adanya tulisan, manusia dapat mengabadikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan adanya tulisan juga menandakan manusia mengenal proses pendidikan.
3. Ragam Baku Dan Tidak Baku
            Ragam baku adalah ragam yang diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
4. Ragam Bidang Ilmu Dan Profesi
            Bidang ilmu juga memiliki kekhasan tersendiri dalam penggunaan bahasa sebagai sarana pengungkapa kandungan ilmu tersebut. Demikian pula bidang profesi pun memiliki kekhasan bahasa dalam lingkungan profesinya. Karena itu, ilmuan dan pengmban suatu profesi sudah seharusnya mengetahui dan menguasai secara memadai bahasa, termasuk istilah-istilah yang ditekuninya.
            Pentingnya ragam bahasa sesuai dengan bidang keilmuan dan suatu profesi, maka sejak beberapa tahun ini telah disusun berbagai kamus misalnya kamus politik, kamus filsafat, kamus ekonomi, dan kamus teknik. Selain itu, telah banyak beredar jurnal-jurnal atau majalah-majalah yang secara berisi tentang ekonomi, politik, budaya, pendidikan, dan teknik. Jurnal dan majalah tersebut amat bermanfaat bagi mereka yang ingin mendalami bidang yang ditekuninya dan bagi para praktisi juga dapat memperoleh informasi yang dapat menunjang pekerjaannya.
            Pada mulanya tidak ada pembidangan penggunaan bahasa. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan peradaban atau kebudayaan serta ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bahasa pun semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan itu bahasa mulai menampakkan fungsi-fungsi khusus sarana untuk mengungkapkan berbagai konsep, pemikiran, dan hasil karya manusia. Salah satu perwujudannya adalah adanya bahasa-bahasa yang sesuai dengan bidang ilmu, profesi, atau pekerjaan. Berikut beberapa contoh penggunaan bahasa sesuai dengan bidang ilmu atau profesi bidang tertentu, antara lain :
·         Ragam Bahasa Bidang Agama
·         Ragam Bahasa Bidang Pendidikan
     Proses pendidik tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah melalui berbagai lembaga pendidikan, tetapi harus dipikul bersama termasuk pihak keluarga dan masyarakat. Perwujudan dari tanggungjawab bersama ini yaitu dengan melibatkan para pihak tersebut dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan tersebut. Keluarga berupaya memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap anak-anaknya sebaik mungkin serta memberikan sumbangan untuk pembiayaan pendidikan. Sementara itu, pihak masyarakat juga perlu melakukan sosial kontrol terhadap pelaksanaan proses pendidikan, misalnya melalui LSM dan melalui komite sekolah serta dewan pendidikan. Karena itu, peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa disandarkan kepada pihak pemerintah (lembaga pendidikan sekolah) saja, tetapi harus menyertakan orang tua dan masyarakat.
            Pembangunan bidang pendidikan terus memerlukan perhatian dari semua pihak. Berbagai hal baru sebagai konsekuensi dari perkembangan kehidupan masyarakat semakin beragam.
Jika tantangan-tantangan yang ada tidak tertangani dengan baik, tidak mustahilproses pendidikan akan terganggu dan akhirnya dapat menurunkan pencapaian kualitas pendidikan.
            5. Ragam Bahasa Bidang Politik
             Pemilihan umum merupakan salah satu wujud pelaksanaan demokrasi. Melalui pemilu, rakyat menyatakan pilihannya secara bebas dan rahasia. Rakyat tidak boleh mendapat tekanan dari mana pun datangnya. Karena itu, pemilu harus dilakukan dengan jujur dam adil serta dapat menjamin terlindungnya hak-hak rakyat. Dengan kata lain, pemilu harus dilaksanakan secara demokratis. Untuk itu, rakyat sendiri harus ikut mengawal terlaksananya pemilu tang demokratis tersebut. Sejauhmana terwujudnya peran serta rakyat ini amat ditentukan oleh tingkat pemahaman mereka terhadap tujuan pemilu itu sendiri.
           Pemilu sebagai salah satu wujud pelaksanaan kehidupan berdemokrasi bukan berarti harus mengesampingkan kegiatan lain yang juga penting dalam rangka menerapkan demokrasi itu sendiri. Pemilu bukan tujuan, tetapi harus dipandang sebagai sarana untuk mencapai kesehjateraan rakyat. Hasil pemilu harus mampu mamberi andil bagi upaya-upaya meningkatkan kesehjateraan dan kemakmuran rakyat, melalui terpilihnya wakil-wakil rakyat dan terpilihnya pimpinan nasional yang mengedepankan kepentingan rakyat dalam arti yang luas. Karena itu, pemilu bukan sekedar menghasilkan wakil rakyat dan penguasa, tetapi hendaknya diikuti dengan kemungkinan adanya tercapainya pencerahan kehidupan rakyat di masa datang atau kurun waktu pengabdian mereka yang terpilih.



6. Ragam Bahasa Bidang Hukum
              Ragam bahasa hukum adalah bahasa indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum.Yuridis formal yang berlaku saat ini juga mengatur hal yang demikian. Pada sisi lain harus pula diakui bahwa kebutuhan akan adanya hukum materiil merupakan kebutuhan riil. Peradilan Agama sebagai salah satu pilar kekuasaan kehakiman di  Indonesia, agar tercipta hukum yang sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia menuju terwujudnya hukum nasional yang sesuai dengan kondisi sosial budaya bangsa Indonesia.[1]

7. Ragam Bahasa Bidang Ekonomi
              Transaksi yang terjadi di bursa efek bukanlah transaksi tunai.
Untuk itu, penyelesaian transaksi di bursa efek berlaku ketentuan sebagai berikut. Atas transaksi yang terjadi hari ini, penyerahan dan pembayaran saham baru dapat dilakukan pada hari kelima setelah hari transaksi. Tempat penyerahan dan penerimaan saham dilakukan melalui PT Kostodian Depositori Efek Indonesia (KDEI). Selanjutnya, sertifikat saham didaftarkan pada Biro Administrasi Efek (BAE) sebagai saham atas nama pemodal selambat-lambatnya 7 hari. Bila pemodal telah peregristasian, pemodal telah terdaftar sebagai pemegang efek perusahaan. Sebagai pemegang saham, pemodal berhak mendapat deviden, hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), dan mendapat bagian jika perusahaan (karena suatu sebab) dilikuidasi.[2]

8. Ragam Bahasa Bidang Teknik
              Studi kelayakan dapat dilakukan untuk proyek yang sudah ditentukan lokasinya maupun untuk proyek yang belum ditentukan yang belum ditentukan lokasi bangunanya, misalnya untuk lokasi (mendirikan) real estate, dimana lokasi amat dominan dalam menetukan apakah proyek tersebut layak atau tidak. Peraturan pemerintah dan peraturan-peraturan daerah perlu dijadikan masukan pada waktu studi kelayakan itu dibuat.

              Tahapan berikutnya yaitu mulai diadakan pengaturan untuk penyediaan proyek, pembuatan pra-rancangan, pra-rancangan pekerjaan pekerjaan konstruksinya, serta pra-rancangan mekanika/elektrikal, misalnya bangunan sebuah pabrik gula, dermaga, bendungan, dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan pada tahapan ini dilaksanakan dalam tahapan pra-rancangan.[3]

9. Ragam Bahasa Bidang Bahasa
              Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Karena itu, salah satu fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Proses komunikasi bisa dilakukan secara lisan dan bisa juga secara tertulis. Hal ini melahirkan apa yang disebut bahasa lisan dan bahasa tulis. Memang, asal mula wujud bahasa adalah bahasa lisan. Kemudian, setelah manusia mengenal tulisan, maka lahirlah bahasa tulis.
              Bahasa merupakan bagian penting dari kebudayaan.
Karena itu pula bahasa juga hasil budaya manusia. Manusia sebagai makhluk berbudaya berhasil menciptakan bahasa. Bahasa sebagai bagian budaya manusia, maka selalu berkembang dari waktu ke waktu. Bahasa itu mengalami perubahan, seiring dengan dinamika atau perubahan masyarakat pendukungnya. Suatu bahasa bisa dipengaruhi dan mempengaruhi bahasa lain. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antar penutur bahasa, yang terkadang dilatarbelakangi oleh bahasa-bahasa yang berbeda.
             Dalam rangka memantapkan keberadaan suatu bahasa, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan bahasa. Demikian pula kaitannya dengan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, sebagai bahasa nasional, dan sebagai bahasa persatuan dalam lingkup bahasa indonesia. Pemerintah melalui Pusat Bahasa (sekarang berupa Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) melakukan berbagai upaya atau langkah untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Upaya yang dilakukan antara lain berupa penyuluhan bahasa, penelitian bahasa (termasuk penelitian bahasa daerah), penyusunan kamus, penerbitan buku-buku tentang bahasa indonesia.

10. Ragam Bahasa Bidang Kesehatan
                Hakikatnya, pembekuan dan penyumbatan pembuluh darah disebabkan oleh penimbunan kolesterol atau asam lemak jenuh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berangkat dari kian tingginya kandungan asam lemak jenuh dalam makanan, kalangan medis mengkampanyekan prioritas intake asam lemak tak jenuh yang banyak terkandung dalam protein nabati, seperti dalam kacang kedelai yang per-100 gram-nya mengandung 19 gram asam lemak polyvalent tak jenuh (linoleic acid) yang berfungsi melarutkan kolestrol jahat serta berperan sebagai pembersih kolestrol dalam darah.[4]

C. Pengertian Laras Bahasa
            Merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.
            Ragam dan laras bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan. jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.

D. Macam-Macam Laras Bahasa
1. Laras Bahasa Biasa
Tidak ada kontek khusus atau melibatkan sembarang bidang ilmu, menggunakan Bahasa yang tidak formal dan bisa formal juga kondisi nya dalam keadaan resmi

2. Laras Bahasa Iklan
Penggunaan Bahasa ringkas dan pendek menggunakan jenis Bahasa imaginatife dan kreatif

3. Laras Bahasa Sains
Mempunyai sifat intelektual formal dan objektif berdasarkan kajian dan fakta, terdapat benyak penggunaan kata nama dan ragam ayat pasif

4. Laras Bahasa Media Masa
Sebagai media untuk melapor atau menyampaikan berita dengan Bahasa yang paling mudah diterima si pendenga
r dan si pembaca

5. Laras Bahasa Rencana
Gaya Bahasa mudah dipahami, jenis Bahasa bersifat umum dan menampilkan berbagai idea tentang suatu kejadian

6. Laras Bahasa Undang-undang
Teks atau isi bersifat dengan perundangan yang mengandung prinsif undang-undang tertentu, makana kosakata berdasarkan intepretasi tidak mengandung gambar bersifat objektif, terperinci, tepat dan padat

7. Laras Bahasa Agama
Terdapat petikan mengandung agama dan kiasan untuk pengajaran
8. Laras Bahasa Sukuan
Kosakata mudah dipahami, ringkas, bersahaja dan jelas

9. Laras Bahasa Ekonomi
Berbentuk ilmiah tentang ekonomi mengandung teknikal ekonomi menggunakan gaya Bahasa formal, fakta berdasarkan bukti data dan informasi dan tidak menggunakan struktur ayat

10. Laras Bahasa Akademik
Bersifat ilmiah formal dan objektif, gaya Bahasa menggunakan kematangan dan keintelektualan, terdapat penulisan ragam ayat bersifat khusus dan tidak mudah dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan.




BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.      Pengertian ragam bahasa adalah macam-mcam wujud bahasa dan kaitannya dengan bidang kajian atau kegiatan tertentu.
2.      Macam-macam ragam bahasa yaitu ragam lisan, ragam tulis, ragam baku dan tidak baku, serta ragam bidang ilmu dan profesi.
3.      Pengertian laras bahasa yaitu ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.
4.      Macam-macam laras yaitu laras bahasa biasa, laras bahasa iklan, laras bahasa sains, laras bahasa media masa, laras bahasa rencana, laras bahasa undang-undang, laras bahasa agama, laras bahasa sukuan, laras bahasa ekonomi, dan laras bahasa akademik.

B. SARAN 
        Sebaiknya kita selaku penduduk Indonesia terutama mahasiswa yang juga mempelajari mata kuliah Bahasa Indonesia menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar. Sehingga, keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa di Indonesia bahkan bertentangan.



DAFTAR PUSTAKA

Kushartanti,  Yuwono Untung,  Maltamia RMT Lauder.  2012.  Pesona Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Dr. H. Musaba Zulkifli, M.Pd.  2012.  Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.





[1]  Zulkifli Musaba , Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2006), hal. 112.
[2]  Zulkifli Musaba , Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa, (Yogyakarta: Aswaja Presssindo, 2007), hal.56-57.
[3]  Zulkifli Msaba, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 1985), hal.6.
[4]  Zulkifli Musaba, Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. ,( Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2007)

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer