Sunday, July 05, 2020

KONTEKS TUGAS BK, KEUNIKAN DAN KETERKAITAN TUGAS GURU DAN BK



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang   beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah. Dalam bimbingan dan koseling di sekolah, tidak hanya konselor yang berperan namun ada guru juga yang menjadi mitra konselor. Guru merupakan individu yang memiliki tugas dan peranan penting dalam memberikan dan mentransfer pengetahuan kepada para peserta didiknya. Pada perkembangannya tugas guru kini semakin kompleks. Tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan segudang materi tentang teori konsep yang rumit, tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan serta konseling kepada para peserta didiknya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan. Seperti masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya. Demikian pula masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya. Hal demikianlah yang membuat kami membahas mengenai keunikan dan keterkaitan tugas guru dan konselor serta sosok utuh kompetensi konselor.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Konteks Tugas Bimbingan Konseling (BK) ?
2.      Bagaimanakah Tugas dan Tanggung Jawab Guru?
3.      Bagaimanakah Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan BK?
C.    Tujuan Penyelesaian Masalah
1.      Untuk mendiskripsikan Konteks Tugas BK
2.      Untuk mendiskripsikan Tugas dan Tanggung Jawab Guru
3.      Untuk mendiskripsikan Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan BK





















BAB III
PEMBAHASAN
A.    Konteks Tugas BK
Konteks tugas konselor mencakup wilayah Iayanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum (the common good) melalui pendidikan.[1]
1.      Pada jenjang Taman Kanak-kanak (TK)
Konselor dapat memosisikan diri sebagai konselor kunjung (Rouving Counselor) yang diangkat pada tiap-tiap gugus sekolah untuk membantu guru TK mengatasi perilaku yang mengganggu.
2.      Pada jenjang pendidikan dasar
Konselor dapat memosisikan diri sebagai konselor kunjung (Rouving Counselor) yang diangkat pada tiap-tiap gugus sekolah untuk membantu guru SD dan SMP mengatasi perilaku yang mengganggu.
3.      Jenjang pendidikan menengah
Konselor berperan memfasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi diri, mengenali diri, menumbuhkan kemandirian, memfasilitasi peserta didik agar mampu mengambil keputusan penting dalam perjalanan hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun tentang pemilihan, penyiapan diri serta kemampuan mempertahankan karier, dengan bekerja sama secara isi-mengisi dengan guru yang menggunakan mata pelajaran sebagai konteks Iayanan.


4.      Jenjang pendidikan tinggi
Lebih difokuskan kepada pemilihan karier, sebisa mungkin yang paling cocok baik dengan rekam jejak pendidikannya maupun kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi yang produktif, sejahtera serta berguna untuk manusia lain.[2]
      Adapun tugas-tugas lain dari Guru Pembimbing ( Konselor ) antara lain:
1.      Memasrakatkan kegiatan bimbingan.
2.      Merencanakan program bimbingan.
3.      Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan.
4.      Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya minimal sebanyak 150 siswa, apabila diperlukan, karena jumlah guru pembimbing kurang mencukupi dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada, seorang guru pembimbing dapat menangani lebih dari 150 orang siswa, dengan menangani150 orang siswa secara intensif dan menyeluruh, berarti guru pembimbing telah menjalankan tugas wajib seorang guru, yaitu setara dengan 18 jam pelajaran seminggu.
5.      Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan.
6.      Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan.
7.      Menganalisis hasil penilaian.
8.      Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
9.      Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling serta
10.  Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.[3]
B.     Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Guru hendaknya memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun psikis dan mengenal, memahami tingkat perkembangan peserta didiknya yang meliputi kebutuhan, pribadi, kecakapan, kesehatan mentalnya, dan Iain sebagainya. Perlakuan bijaksana akan muncul apabila guru benar-benar memahami seluruh aspek kepribadian peserta didiknya.
Berkenaan dengan peran guru sebagai direktur pembelajaran, guru hendaknya senantiasa berusaha menumbuhkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Untuk itu guru harus mampu:[4]
1.      Mengenal dan memahami setiap siswa baik sebagai individu maupun kelompok.
2.      Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
3.      Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
4.      Membantu (membimbing) setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
5.      Menilai keberhasilan siswa.
6.      Guna mewujudkan fungsi dan peran di atas, merupakan suatu keniscayaan bagi setiap calon guru dan guru untuk menguasai bimbingan dan konseling.
Adapun tugas dan tanggung jawab yang lain yaitu:
1.      Tugas Guru
Umumnya dibcdakan 3 macam tugas guru:
a.       Tugas professional.
Tugas profesional menjadikan guru memiliki peranan profesi (professional role). Yang termasuk peranan profesional itu ialah:[5]
1)      Seorang guru yang diharapkan menguasai pengetahuan yang diharapkan sehingga ia dapat memberi kegiatan kepada siswa dengan berhasil baik.
2)      Seorang pengajar yang menguasai psikologi tentang anak.
3)      Seorang penanggungjawab dalam membina disiplin.
4)      Seorang penilai dan konselor terhadap kegiatan siswa.
5)      Seorang pengemban kurikulum yang sedang dilaksanakan.
6)      Seorang penghubung antara sekolah dengan masyarakat, orangtua.
7)      Seorang pengajar yang terus menerus mencari (menyelidiki) pengetahuan yang baru dan ide-ide yang baru untuk memperlengkapi informasinya.
b.      Tugas personal
la melihat dirinya seorang pemberi contoh dalam hubungan ini P. Wiggens dalam bukunya ”Student Teacher in Action” menulis tentang potret diri seorang pendidik. Ia menggambarkan seorang guru harus mampu berkaca pada dirinya sendiri. Kalau seorang melihat dirinya (self concept). Maka yang nampak bukan satu pribadi yaitu saya dengan:[6]
1)      Saya dengan diri  saya sendiri.
2)      Saya dengan self ideal saya sendiri.
3)      Saya dengan self concept saya sendiri.

c.       Tugas sosial.
Seorang guru adalah seorang penceramah zaman (Langeveld) Karena posisinya dalam masyarakat, maka tugasnya lebih dari tugas profesional yang telah disebutkan diatas.Ia juga harus punya komitmen dan konsem terhadap masyarakat dalam peranannya sebagai warga negara dan sebagai agen pembaharu. Atau seorang penceramah masa depan.
Morion Edman mengungkapkan seringkali terjadi hal yang kontradiksi, pada satu pihak diharapkan untuk menjadi pemimpin tapi pada saat yang sama ia diharapkan menjadi seorang pengikut yang taat.
Pada satu saat ia diminta tetap mempertahankan nilai-nilai dasar yang harus ditaati tapi pada saat yang sama ia diharapkan menjadi pembaharu atau innovator dri kemajuan zaman. Pada satu saat diharapkan dianggap sebagai anggota dari masyarakat, tapi pada saat yang sama ia dituntut juga untuk memilih keadaan masyarakat, pada satu saat ia dituntut menjadi teladan yang benar (harapan) pada saat yang sama ia harus membela hak-hak kemanusiaan.[7]
2.      Tanggung Jawab Guru
Nampaknya guru lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab mengajar, artinya guru bertanggung jawab lebih banyak pada aspek kognitif. Guru bukan saja bertanggung jawab terhadap aspek pengetahuan tetapi juga terhadap aspek mendidik kepribadian anak misalnya mendidik dalam hal disiplin, tanggung jawab dan kemandirian.
Tanggung jawab guru misalnya dalam mengembangkan disiplin di kelas. Pernah terlihat anak di Sekolah Dasar, waktu bel berbunyi guru[8]
masih bercakap-cakap dengan rekannya dan ketua kelas memberi aba-aba, semua siap, lancang depan, maju jalan, sementara barisan masih kacau dan ribut. Guru membiarkan saja tanpa ada usaha memperbaiki. Pada hal tanggung jawab guru terhadap disiplin perlu dibina sejak dini di Sekolah Dasar. Berbicara tentang disiplin kelas ini, Jones dan Jones pernah menegaskan tanggung jawab disiplin di kelas sebagai berikut:
Responsible classroom dicipline is based upon developing an understanding of the needs and goals expressed by both the teacher and the learner and creating a clear phylosophy of teaching that effective by responds to these needs
(Tanggung jawab terhadap disiplin di kelas didasarkan atas pengertian terhadap kebutuhan dan tujuan baik oleh guru maupun murid dan atas penciptaan wawasan yang jelas terhadap Pengajaran, yang secara efektif bertanggung jawab terhadap kebutuhan itu).
 Ada hubungan yang erat antara tugas guru mengajar dengan tanggung jawab guru terhadap disiplin kelas. Tugas guru menurut Jones, tugas guru di samping mengajar tapi juga menciptakan lingkungan belajar yang positif dan bersifat memberi suport terhadap iklim berakar melalui ketrampilan mengajar yang efektif. Dengan demikian akan dapat menguji perilaku anak yang menimbulkan problem.
Wiggens menjelaskan bahwa tanggung jawab guru bukan saja di sekolah, tapi juga di luar sekolah. Ia menjelaskan, bahwa guru juga bertanggung jawab dalam memberi petunjuk terhadap anak dalam menggunakan waktu luang,tanggung jawab kehidupan moral/kehidupan religius di keluarga nyaman, terhadap tempat-tempat yang wajar dikunjungi, terhadap aktivitas kemasyarakatan dalam berbagai bentuk dan terhadap sesama di mana siswa berhubungan.[9]
C.    Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan BK
Keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh guru dan pelayanan bimbingan dan konseling oleh konselor dapat dilihat dari tabel berikut:[10]
No
Dimensi
Guru Mata Pelajaran
Guru Bk
1
Wilayah Gerak
Khususnya Sistem Pendidikan Formal
Khususnya Sistem Pendidikan Formal
2
Tujuan Umum
Pencapaian tujuan pendidikan nasional
Pencapaian tujuan pendidikan nasional
3
Konteks Tugas
Pembelajaran yang mendidik melalui mata pelajaran dengan Skenario Guru
Pelayanan yang memandirikan dengan sekenario konseli – konselor

a. Fokus Kegiatan
Pengembangan kemampuan penguasaan bidang studi dan masalah-masalahnya
Pengembangan potensi diri bidang pribadi, sosial, belajar, karir dan masalah-masalahnya

b. Hubungan kerja
Alih tangan (referral)
Alih tangan (referral)
4
Target Intervensi



a. Individual
Minim
Utama

b. kelompok
Pilihan strategis
Pilihan strategis

c. klasikal
Utama
Minim
5
Ekspektasi kinerja



a.Ukuran keberhasilan
1.Pencapaian standart kompetensi lulusan
2. Lebih bersifat kuantitatif

1. Kemandirian dalam kehidupan
2. Lebih bersifat kualitatif yang unsur-unsurnya saling terkait (ipsatif)


b.Pendekatan umum
Pemanfaatan instructional effects and nurturant effects melalui pembelajaran yang mendidik
Pengenalan diri dan lingkungan oleh konseli dalam rangka pengentasan masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Skenario tindakan merupakan hasil transaksi yang merupakan keputusan konseli.

c.Perencanaan tindak intervensi
Kebutuhan belajar ditetapkan terlebih dahulu untuk ditawarkan kepada peserta didik
Kebutuhan pengembangan diri ditetapkan dalam proses transaksional oleh konseli, difasilitasi oleh konselor.

d.Pelaksanaan tindak intervensi
Penyesuaian proses berdasarkan respons ideosinkratik peserta didik yang lebih terstruktur
Penyesuaian proses berdasarkan respons indosinkretik konseli dalam transaksi makna yang lebih lentur dan terbuka





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konteks tugas konselor mencakup wilayah Iayanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum (the common good) melalui pendidikan
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Guru hendaknya memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun psikis dan mengenal, memahami tingkat perkembangan peserta didiknya yang meliputi kebutuhan, pribadi, kecakapan, kesehatan mentalnya, dan Iain sebagainya.
No
Dimensi
Guru Mata Pelajaran
Guru Bk
1
Wilayah Gerak
Khususnya Sistem Pendidikan Formal
Khususnya Sistem Pendidikan Formal
2
Tujuan Umum
Pencapaian tujuan pendidikan nasional
Pencapaian tujuan pendidikan nasional
3
Konteks Tugas
Pembelajaran yang mendidik melalui mata pelajaran dengan Skenario Guru
Pelayanan yang memandirikan dengan sekenario konseli – konselor

a. Fokus Kegiatan
Pengembangan kemampuan penguasaan bidang studi dan masalah-masalahnya
Pengembangan potensi diri bidang pribadi, sosial, belajar, karir dan masalah-masalahnya

b. Hubungan kerja
Alih tangan (referral)
Alih tangan (referral)
4
Target Intervensi



a. Individual
Minim
Utama

b. kelompok
Pilihan strategis
Pilihan strategis

c. klasikal
Utama
Minim
5
Ekspektasi kinerja



a.Ukuran keberhasilan
1.Pencapaian standart kompetensi lulusan
2. Lebih bersifat kuantitatif

1. Kemandirian dalam kehidupan
2. Lebih bersifat kualitatif yang unsur-unsurnya saling terkait (ipsatif)


b. Pendekatan umum
Pemanfaatan instructional effects and nurturant effects melalui pembelajaran yang mendidik
Pengenalan diri dan lingkungan oleh konseli dalam rangka pengentasan masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Skenario tindakan merupakan hasil transaksi yang merupakan keputusan konseli.

c. Perencanaan tindak intervensi
Kebutuhan belajar ditetapkan terlebih dahulu untuk ditawarkan kepada peserta didik
Kebutuhan pengembangan diri ditetapkan dalam proses transaksional oleh konseli, difasilitasi oleh konselor.

d. Pelaksanaan tindak intervensi
Penyesuaian proses berdasarkan respons ideosinkratik peserta didik yang lebih terstruktur
Penyesuaian proses berdasarkan respons indosinkretik konseli dalam transaksi makna yang lebih lentur dan terbuka




DAFTAR PUSTAKA
Wardati, Mohammad Jauhar, 2011. Implementasi dan Bimbingan Konseling di Sekolah. Jakarta. Prestasi Pustakaraya
Nurihsan Juntika, Achmad. 2011. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung. PT Reika Aditama.
Sahertian, A. Piet, Ida Aleida Sahertian, 1992. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservic Education. Jakarta. PT RINEKA CIPTA.
Mamat. Supriatna. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor). Jakarta. Raja Grafindo.


       [1] Wardati dan Mohammad Jauhar, Implementasi dan Bimbingan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011). Hal.67
       [2] Ibid., hal. 68
       [3] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung : PT Reika Aditama,2011), hal.54-65.
       [4] Wardati dan Mohammad Jauhar, Implementasi dan Bimbingan Konseling di Sekolah,.....,hal.49-50
       [5] Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservic Education, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1992), hal. 12
       [6] Ibid., hal. 38
       [7] Ibid., hal. 39
       [8] Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservic Educatio,....., hal.39
       [9] Ibid.,hal.40
       [10] Mamat. Supriatna. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor), (Jakarta: Raja Grafindo, 2011).

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer