BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan dan penelitian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan penelitian dalam pendidikan sering kali dilaksanakan baik oleh
pengajar maupun pembelajar. Kegiatan penelitian dapat di laksanakan dengan
beberapa metode atau pendekatan, antara lain pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif.
Setiap pendekatan dalam penelitian
memiliki ciri masing-masing dan memiliki keunggulan dan kekurangan
masing-masing. Menurut pendapat Patton dalam Tina Afiatin mengemukakan bahwa
metode kuantitatif dalam operasionalnya menggunakan pengukuran yang terstandar
yang cocok untuk membedakan sejurnlah pendapat atau pengalaman ke dalam
kategori respon yang ditetapkan sebeJumnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa
keuntungan pendekatan kuantitatif adalah adanya kemampuan untuk mengukur reaksi
sejumlah orang dalam suatu jumlah pertanyaan yang terbatas sehingga memudahkan
dalam perbandingan dan pengumpulan data secara statistik.
Sedangkan metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk meneliti isu
yang terpilih, kasus-kasus atau kejadian secara mendalam dan detail, fakta
berupa kumpulan data tidak dibatasi oleh kategori yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa kelebilian metode kualitatif adalah
dengan prosedur yang khusus menghasilkan data detail yang kaya tentang sejumlah
kecil orang dan kasus-kasus. Kelebihan lainnya adalah bahwa pendekatan
kualitatif menghasilkan data yang mendalam dan detail serta penggambaran yang
hati-hati tentang situasi, kejadian-kejadian, orang-orang, interaksi dan
perilaku yang teramati.[1]
Makalah ini berusaha memaparkan pengertian pendekatan kualitatif,
ciri-ciri pendekatan kualitatif, dan perbedaan pendekatan kualitatif dengan
kuantitatif. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami perbedaan antara pendekatan
kualitatif dengan pendekatan kuantitatif.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian pendekatan
kualitatif?
2.
Bagaimana
ciri-ciri
pendekatan kualitatif?
3.
Bagaimana perbedaan pendekatan kualitatif dengan
pendekatan kuantitatif?
C.
Tujuan Pembahasan Masalah
1.
Untuk
mendiskusikan pengertian pendekatan kualitatif.
2.
Untuk
mendiskusikan
ciri-ciri pendekatan kualitatif.
3.
Untuk
mendiskusikan
perbedaan pendekatan kualitatif dengan pendekatan kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Kualitatif
Membuat batasan atau definisi tentang penelitian kualitatif memang
tidak mudah, mengingat banyaknya perbedaan pandangan yang ada. Dasar penelitian
kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi
jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan
oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah
dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang
melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka. Penelitian kualitatif
mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat
interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian
penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.[2]
Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan
data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non
perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi,
bola salju dan story.[3]
Menurut Corbin dan Strauss dalam Wahid Murni, pendekatan kualitatif
merupakan bentuk penelitian di mana peneliti dalam mengumpulkan dan
menganalisis data menjadi bagian dari proses penelitian sebagai partisipan
bersama informan yang memberikan data. Adapun alasan menggunakan pendekatan
kualitatif adalah:
1.
Untuk
mengeksplorasi pengalaman batin peserta,
2.
untuk
mengeksplorasi bagaimana makna terbentuk dan ditransformasikan,
3.
untuk
menjelajahi daerah yang belum diteliti secara menyeluruh,
4.
untuk
menemukan variabel yang relevan yang nantinya dapat diuji melalui bentuk-bentuk
kuantitatif penelitian,
5.
untuk
mengambil pendekatan holistik dan komprehensif dalam mempelajari fenomena.[4]
Jadi, pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang mengharuskan
peneliti untuk turun ke lapangan untuk mengumpulkan dan menganalisis data,
sehingga menghasilkan data yang berbentuk naratif, deskriptif, dan non numerik.
B.
Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Sekedar memberikan
gambaran dan penjelasan mengenai penelitian kualitatif, ada baiknya dikemukakan
ciri ciri pokok penelitian ini. Ada lima ciri pokok dari penelitian kualitatif.
a) Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
Situasi pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat sebagaimana adanya (alami) tanpa dilakukan perbahan atau intervensi
oleh peneliti, merupakan obyek dari penelitian. Peristiwa peristiwa yang
terjadi dalam situasi pendidikan terutama peristiwa sosial, dalam arti
interaksi manusia, seperti interaksi siswa-siswa, siswa-guru, guru-guru,
siswa-lingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi
ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari perilaku insani tersebut dalam
konteks lingkungannya, sebagaimana yang ditunjukkannya.
b) Penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif dan analitik
Data yang diperoleh dari penelitian kualitatif seperti hasil
pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari dokumen,
catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam
bentuk dan bilangan statistik. Peneliti segera melakukan analisis data dengan
memperkaya informasi melalui analisis komparasi, sepanjang tidak menghilangkan
data aslinya. Hasil analisis berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang
diteliti dalam bentuk uraian naratif.
Objektivitas pemaparan gambaran fenomena harus dijaga sedemikian
rupa agar subjektivitas peneliti dalam membuat interpretasi sekecil mungkin.
c) Tekanan penelitian
kualitatif ada pada proses bukan pada hasil.
Penelitian kualitatif, data, dan informasi yang diperlukan berkenan
dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Pertanyaan-pertanyaan di atas
mengungkap suatu proses bukan hasil dari suatu kegiatan. Apa yang ia lakukan,
mengapa hal itu dilakukan dengan ukuran frekuensi atau perhitungan enumirasi.[5]
d) Penelitian
kualitatif sifatnya indukif
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi
dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke
lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami,
mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan
kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada yang lebih
luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu,
tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain, baik waktu maupun
tempat.
Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori
dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Dengan
demikian prosesnya dari bawah (induktif) yakni yakni dari lapangan, data yang
terpisah pisah, yang diperoleh dari lapangan harus lengkap, menyeluruh dalam setting lingkungan nya. Oleh sebab itu
peneliti berada di lapangan dalam waktu lama, sehingga diperoleh gambaran
proses yang komprehensif dan mendalam. Laporan dan catatan yang dibuat terus
disempurnakan berdasarkan temuan temuan
berikutnya.
Kesimpulan yang telah dibuat atas dasar pengamatan pertama mungkin
disempurnakan lagi. Peneliti tidak mengumpulkan informasi dari gambaran yang
telah diketahui sebelumnya, tapi dimulai dari apa yang terjadi pada saat proses
berlangsung. Hilangkan teori-teori yang telah dimiliki peneliti, agar tidak
mempengaruhi gambaran proses yang ditelitinya.
e) Penelitian
kualitatif mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan kepada bagaimana orang
mengartikan hidupnya, dalam penertian participant
perspectves. Makna yang diungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang
dimiliki orang mengenai hidupnya. Misalnya penelitian dalam bidang pendidikan,
memusatkan perhatian kepada pandangan orang tua tentang prestasi belajar
anaknya di sekolah. Peneliti mencari informasi dari orang tua siswa dan
pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan belajar anaknya di sekolah. Apa
yang telah dialami anaknya, mengapa anaknya gagal, bagaimana hal itu bisa
terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti juga berusaha mencari informasi dari
guru dan siswa agar dapat memperoleh titik titik pertemuan dari berbagai
pandangan mengenai mutu pendidikan di sekolah. Dengan mempelajari prespektif
para partisipan ini peneliti dapat memberikan gambaran masalah yang
ditelitinya.[6]
Dari kelima ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif dimulai saat peneliti datang ke tempat penelitian yang berupa
lingkungan alami. Kejadian yang terjadi di lapangan dibiarkan terjadi secara
alami tanpa ada intervensi dari peneliti dan mengesampingkan pendapat subjektif
dari peneliti. Hasil dari penelitian berupa deskriptif analitik yang menjawab
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.
C.
Perbedaan Pendekatan Kualitatif dengan Pendekatan Kuantitatif
Untuk menelaah dan mempelajari
perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, berikut
pemaparan keseluruhan aspek yang memungkinkan adanya perbedaan antara kedua
penelitian tersebut.[7]
NO.
|
ASPEK
|
KUANTITATIF
|
KUALITATIF
|
1.
|
Maksud
|
Membuat
deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah menomena
dapat dikontrol melalui beberapa intervensi.
|
Mengembangkan
pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang
relevan.
|
2.
|
Tujuan
|
Menjelaskan,
meramalkan, dan/atau mengontrol fenomena melalui
pengumpulan data terfokus dari data numerik.
|
Memahami
fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman
mendalam.
|
3.
|
Pendekatan
|
Deduktif,
bebas nilai (objektif), terfokus, dan berorientasi tujuan.
|
Induktif,
berisi nilai (subjektif), holistik, dan beroerientasi proses.
|
4.
|
Asumsi
|
Berasumsi
bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah
dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena.
|
Berasumsi
bahwa “subject matter” suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan “subject matter” dari ilmu
fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk
inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda.
|
5.
|
Model pembelajaran
|
Penemuan
fakta sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks.
Bergantung
pada model penjelasan hipotetiko-deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan dites menggunakan
prosedur yang ditentukan terlebih dahulu.
|
Upaya
generasilisasi tidak dikenal, karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus
diinterpretasikan kasus per kasus. [8]
|
6.
|
Nilai
|
Menerima
nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi
penelitian itu sendiri harus bebas-nilai dengan prosedur
khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur
subjektif dan mencari kenyataan objektif.
|
Beranggapan
bahwa nilai merupakan suatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus
diselidiki, b) metode yang harus diteliti, c) cara untuk menginterpretasi,
dan d) konteks dimana studi itu berada.
|
7.
|
Alasan
|
Berasumsi
bahwa cara ini dapat menemukan “hukum” yang menambah pada prediksi yang dapat
dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena.
|
Berargumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti
harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai memegang peranan dalam sesuatu
studi.
|
8.
|
Generalisasi
|
Deduktif – deduksi dari teori tentang apa yang akan diamati.
Mencari
keteraturan dalam sampel individu; analisis
statistik menyatakan kecenderungan tentang
perilaku dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis.
|
Induktif – melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan.
Berasumsi
bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk
mengapresiasi keunikan, generalisasi bergantung pada konteks. [9]
|
9.
|
Hubungan peneliti dengan subjek
|
Tujuan
peneliti adalah objektivitas; berusaha memelihara pandangan pribadi,
kepercayaan, “biases” dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses.
Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan
(wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif.
|
Peneliti
secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat
diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan
intuisi dan dapat memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana
melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar
secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpatisipasi
dalam analisis data.
|
10.
|
Nilai
Orientasi
|
Berupaya agar
nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha
membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.
|
Mempercayai
bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai,
nilai pribadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang
terikat pada konteks.
|
11.
|
Studi tentang
konteks
|
Berupaya
memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian
komponen (disebut variabel).
Setiap upaya
penelitian menguji hanya beberapa dari kemungkinan variabel yang dapat
diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam
beberapa interval dan memfokuskan pada pengukuran yang tepat.
|
Berupaya
memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya
dalam konteks.
Belum
mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung;
mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang
kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif
lebuh dari penelitian kuantitatif.
|
12.
|
Desain
|
Terstruktur, formal,
ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih
dahulu sebelum penelitian dilakukan.
|
Fleksibel/luwes,
dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan
hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan
intervensi dan berupaya agar gangguan sesedikit mungkin.
|
13.
|
Metode
|
Deskriptif,
korelasional, perbandingan-kausal, dan eksperimen.
|
Historikal,
etnografis, dan studi kasus. [10]
|
14.
|
Hipotesis
|
Hampir selalu
mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat
dites, dan dinyatakan sebelum suatu studi dilakukan.
|
Cenderung
untuk mencari, menemukan, dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang, dan didasarkan pada
sesuatu studi tertentu.
|
15.
|
Pengukuran
|
Tujuan
pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan
data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, “bias” dan persepsi; banyak
bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat diadministrasikan
pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk
skoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya
bahwa setiap dua skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan
numerikal.
|
Prosedurnya
sedikit subjektif; peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan
berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya bahwa
kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap
dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.
|
16.
|
Review
Kepustakaan
|
Pengkajian
teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian
hipotesis.
|
Terbatas,
sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk
mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan
teori dari data.
|
17.
|
Latar
Penelitian
|
Ekstensif,
yang dengan hal itu mempengaruhi studi.
|
Naturalistik
(sebagaimana adanya) sejauh mungkin.
|
18.
|
Sampling
|
Sejauh
mungkin dikontrol.
Sampling
teoretis dan sampling sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan.
|
Bertujuan:
dimaksudkan untuk memilih sejumlah “kecil”, dan tidak harus representatif;
sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam. [11]
|
19.
|
Data
|
Random/acak:
dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi
dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk
menggeneralisasi hasilnya pada populasi. Stratifikasi, kelompok kontrol,
mengontrol variabel ekstraneus.
Numerik,
variabel dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistikal, dihitung dan
diadakan pengukuran.
|
Naratif,
deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan
lapangan, artifak, dokumen resmi dan video-tapes, transkip.
|
20.
|
Strategi
pengumpulan data
|
Pengamatan
terstruktur yang non-partisipan, wawancara
semi-terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner,
eksperimen, penelitian survei, eksperimen-kuasi.
|
Pengumpulan
dokumen, pengamatan berperanserta (participant observation), wawancara
tidak-terstruktur dan informal, mencatat data dalam catatan lapangan secara
intensif, menilai artifak.
|
21.
|
Subjek
|
Subjek
penelitian berjumlah besar; pemilihan secara acak.
|
Jumlah subjek
penelitian kecil; teknik sampling bertujuan.
|
22.
|
Analisis Data
|
Deduktif,
secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis
secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan
pada akhir penelitian.
|
Induktif,
model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data
dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan
catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola
yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-comtoh, termasuk
kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
|
23.
|
Interpretasi
Data
|
Kesimpulan
dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan
derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.
|
Kesimpulan
adalah tentatif, direviu atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang
generalisasi diabaikan.[12]
|
24.
|
Kriteria
|
Validitas
internal – bagaimana kebenaran ditemukan. Validitas eksternal – bagaimana
penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objektivitas – bagaimana
seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari
subjek daripada hasil “biases” para peneliti.
|
Kredibilitas
– penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu
secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan – beban untuk
memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar lainnya ttergantung pada
peneliti yang harus mengadakan “uraian rinci” tentang keadaan latar untuk
keperluan penerapan.
|
25.
|
Frasa Kunci
|
Eksperimental,
data numerik, empirik, dan statistikal.
|
Deskriptif,
naturalistik, dan berorientasi kata.
|
26.
|
Konsep Kunci
|
Reliabilitas,
variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan,
replikasi.
|
Bermakna,
pemahaman awam, proses, dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
|
27.
|
Instrumen
Penelitian
|
Inventori,
kuesioner, skala, skor tes, indikator.
|
Tape Recorder, catatan
lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
|
28.
|
Masalah
|
Mengontrol
variabel, validitas.
|
Memakan
waktu, prosedur tidak baku, reliabilitas-keabsahan data.[13]
|
Dilihat dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk mendeskripsika hasil penelitian dalam suatu tempat
yang diteliti. Sedangkan penelitian kuantitatif berusaha menjelaskan hasil
penelitian dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis dengan cara
statistik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
2.
Ciri-ciri
penelitian kualitatif antara lain; menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber
data langsung, bersifat deskriptif dan analitik, tekanan penelitian ada pada
proses bukan pada hasil, bersifat indukif, dan mengutamakan makna.
3.
penelitian
kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk mendeskripsika hasil penelitian dalam suatu tempat
yang diteliti. Sedangkan penelitian kuantitatif berusaha menjelaskan hasil
penelitian dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis dengan cara
statistik.
B.
Saran
Setelah membaca makalah tersebut di
atas, pembaca seharusnya dapat memahami pengertian pendekatan kualitatif, ciri
penelitian kualitatif, dan perbedaan antara penelitian kualitatif dengan
penelitian kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, Tina.
Kontroversi Pendekatan Kuantitatif vs Pendekatan Kualitatif dalam
Penelitian
Psikologi. Buletin PsikologI. Tahun V. No. 1 Juni 1997
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian
Pendidikan
Moleong, Lexy
J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Musianto, Lukas
S. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif
dalam
Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. No. 4. Vol. 2.
September 2002
Sudjana, Nana
dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Penerbit
Sinar Baru Algesindo
Wahidmurni.
Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Juli
2017
[1] Tina Afiatin, Kontroversi Pendekatan Kuantitatif vs
Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Buletin Psikologi,
Tahun V, No. 1 Juni 1997, hal. 38-39
[2] Departemen
Pendidikan Nasional, Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan,
2008, hal. 21-22
[3] Lukas S.
Musianto, Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam
Metode Penelitian, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, No. 4, Vol. 2,
September 2002, hal. 125
[4] Wahidmurni,
Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
Juli 2017, hal. 5
[5] Nana Sudjana
dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Penerbit
Sinar Baru Algesindo, 2007) hal. 198
[7] Lexy J.
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011) hal. 30-37
No comments:
Post a Comment