Monday, July 06, 2020

PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan dan penelitian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan penelitian dalam pendidikan sering kali dilaksanakan baik oleh pengajar maupun pembelajar. Kegiatan penelitian dapat di laksanakan dengan beberapa metode atau pendekatan, antara lain pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
      Setiap pendekatan dalam penelitian memiliki ciri masing-masing dan memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Menurut pendapat Patton dalam Tina Afiatin mengemukakan bahwa metode kuantitatif dalam operasionalnya menggunakan pengukuran yang terstandar yang cocok untuk membedakan sejurnlah pendapat atau pengalaman ke dalam kategori respon yang ditetapkan sebeJumnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa keuntungan pendekatan kuantitatif adalah adanya kemampuan untuk mengukur reaksi sejumlah orang dalam suatu jumlah pertanyaan yang terbatas sehingga memudahkan dalam perbandingan dan pengumpulan data secara statistik.
Sedangkan metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk meneliti isu yang terpilih, kasus-kasus atau kejadian secara mendalam dan detail, fakta berupa kumpulan data tidak dibatasi oleh kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa kelebilian metode kualitatif adalah dengan prosedur yang khusus menghasilkan data detail yang kaya tentang sejumlah kecil orang dan kasus-kasus. Kelebihan lainnya adalah bahwa pendekatan kualitatif menghasilkan data yang mendalam dan detail serta penggambaran yang hati-hati tentang situasi, kejadian-kejadian, orang-orang, interaksi dan perilaku yang teramati.[1]
Makalah ini berusaha memaparkan pengertian pendekatan kualitatif, ciri-ciri pendekatan kualitatif, dan perbedaan pendekatan kualitatif dengan kuantitatif. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami perbedaan antara pendekatan kualitatif dengan pendekatan kuantitatif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian pendekatan kualitatif?
2.      Bagaimana ciri-ciri pendekatan kualitatif?
3.      Bagaimana perbedaan pendekatan kualitatif dengan pendekatan kuantitatif?

C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mendiskusikan pengertian pendekatan kualitatif.
2.      Untuk mendiskusikan ciri-ciri pendekatan kualitatif.
3.      Untuk mendiskusikan perbedaan pendekatan kualitatif dengan pendekatan kuantitatif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan Kualitatif
Membuat batasan atau definisi tentang penelitian kualitatif memang tidak mudah, mengingat banyaknya perbedaan pandangan yang ada. Dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.[2]
Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story.[3]
Menurut Corbin dan Strauss dalam Wahid Murni, pendekatan kualitatif merupakan bentuk penelitian di mana peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data menjadi bagian dari proses penelitian sebagai partisipan bersama informan yang memberikan data. Adapun alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah:
1.      Untuk mengeksplorasi pengalaman batin peserta,
2.      untuk mengeksplorasi bagaimana makna terbentuk dan ditransformasikan,
3.      untuk menjelajahi daerah yang belum diteliti secara menyeluruh,
4.      untuk menemukan variabel yang relevan yang nantinya dapat diuji melalui bentuk-bentuk kuantitatif penelitian,
5.      untuk mengambil pendekatan holistik dan komprehensif dalam mempelajari fenomena.[4]
Jadi, pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang mengharuskan peneliti untuk turun ke lapangan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, sehingga menghasilkan data yang berbentuk naratif, deskriptif, dan non numerik.

B.     Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Sekedar memberikan gambaran dan penjelasan mengenai penelitian kualitatif, ada baiknya dikemukakan ciri ciri pokok penelitian ini. Ada lima ciri pokok dari penelitian kualitatif.
a)      Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
Situasi pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagaimana adanya (alami) tanpa dilakukan perbahan atau intervensi oleh peneliti, merupakan obyek dari penelitian. Peristiwa peristiwa yang terjadi dalam situasi pendidikan terutama peristiwa sosial, dalam arti interaksi manusia, seperti interaksi siswa-siswa, siswa-guru, guru-guru, siswa-lingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari perilaku insani tersebut dalam konteks lingkungannya, sebagaimana yang ditunjukkannya.
b)      Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif dan analitik
Data yang diperoleh dari penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi melalui analisis komparasi, sepanjang tidak menghilangkan data aslinya. Hasil analisis berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
Objektivitas pemaparan gambaran fenomena harus dijaga sedemikian rupa agar subjektivitas peneliti dalam membuat interpretasi sekecil mungkin.
c)      Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil.
Penelitian kualitatif, data, dan informasi yang diperlukan berkenan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Pertanyaan-pertanyaan di atas mengungkap suatu proses bukan hasil dari suatu kegiatan. Apa yang ia lakukan, mengapa hal itu dilakukan dengan ukuran frekuensi atau perhitungan enumirasi.[5]
d)      Penelitian kualitatif sifatnya indukif
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada yang lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain, baik waktu maupun tempat.
Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Dengan demikian prosesnya dari bawah (induktif) yakni yakni dari lapangan, data yang terpisah pisah, yang diperoleh dari lapangan harus lengkap, menyeluruh dalam setting lingkungan nya. Oleh sebab itu peneliti berada di lapangan dalam waktu lama, sehingga diperoleh gambaran proses yang komprehensif dan mendalam. Laporan dan catatan yang dibuat terus disempurnakan  berdasarkan temuan temuan berikutnya.
Kesimpulan yang telah dibuat atas dasar pengamatan pertama mungkin disempurnakan lagi. Peneliti tidak mengumpulkan informasi dari gambaran yang telah diketahui sebelumnya, tapi dimulai dari apa yang terjadi pada saat proses berlangsung. Hilangkan teori-teori yang telah dimiliki peneliti, agar tidak mempengaruhi gambaran proses yang ditelitinya.
e)      Penelitian kualitatif mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan kepada bagaimana orang mengartikan hidupnya, dalam penertian participant perspectves. Makna yang diungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang dimiliki orang mengenai hidupnya. Misalnya penelitian dalam bidang pendidikan, memusatkan perhatian kepada pandangan orang tua tentang prestasi belajar anaknya di sekolah. Peneliti mencari informasi dari orang tua siswa dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan belajar anaknya di sekolah. Apa yang telah dialami anaknya, mengapa anaknya gagal, bagaimana hal itu bisa terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti juga berusaha mencari informasi dari guru dan siswa agar dapat memperoleh titik titik pertemuan dari berbagai pandangan mengenai mutu pendidikan di sekolah. Dengan mempelajari prespektif para partisipan ini peneliti dapat memberikan gambaran masalah yang ditelitinya.[6]
Dari kelima ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif dimulai saat peneliti datang ke tempat penelitian yang berupa lingkungan alami. Kejadian yang terjadi di lapangan dibiarkan terjadi secara alami tanpa ada intervensi dari peneliti dan mengesampingkan pendapat subjektif dari peneliti. Hasil dari penelitian berupa deskriptif analitik yang menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana.

C.    Perbedaan Pendekatan Kualitatif dengan Pendekatan Kuantitatif
Untuk menelaah dan mempelajari perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, berikut pemaparan keseluruhan aspek yang memungkinkan adanya perbedaan antara kedua penelitian tersebut.[7]
NO.
ASPEK
KUANTITATIF
KUALITATIF
1.
Maksud
Membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah menomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi.
Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang relevan.
2.
Tujuan
Menjelaskan, meramalkan, dan/atau mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik.
Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam.
3.
Pendekatan
Deduktif, bebas nilai (objektif), terfokus, dan berorientasi tujuan.
Induktif, berisi nilai (subjektif), holistik, dan beroerientasi proses.
4.
Asumsi
Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang  menjelaskan fenomena.
Berasumsi bahwa “subject matter” suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan “subject matter” dari ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda.
5.
Model pembelajaran
Penemuan fakta sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks.
Bergantung pada model penjelasan hipotetiko-deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan dites menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu.
Upaya generasilisasi tidak dikenal, karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus. [8]
6.
Nilai
Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas-nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif.
Beranggapan bahwa nilai merupakan suatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus diselidiki, b) metode yang harus diteliti, c) cara untuk menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada. 
7.
Alasan
Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan “hukum” yang menambah pada prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena.
Berargumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai memegang peranan dalam sesuatu studi.
8.
Generalisasi
Deduktifdeduksi dari teori tentang apa yang akan diamati.
Mencari keteraturan dalam sampel individu; analisis statistik menyatakan kecenderungan tentang perilaku dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis.
Induktifmelakukan pengamatan dan menarik kesimpulan.
Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan, generalisasi bergantung pada konteks. [9]
9.
Hubungan peneliti dengan subjek
Tujuan peneliti adalah objektivitas; berusaha memelihara pandangan pribadi, kepercayaan, “biases” dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif.
Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpatisipasi dalam analisis data. 
10.
Nilai Orientasi
Berupaya agar nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.
Mempercayai bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terikat pada konteks.
11.
Studi tentang konteks
Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variabel).
Setiap upaya penelitian menguji hanya beberapa dari kemungkinan variabel yang dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokuskan pada pengukuran yang tepat.
Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks.
Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif lebuh dari penelitian kuantitatif.
12.
Desain
Terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan.
Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan intervensi dan berupaya agar gangguan sesedikit mungkin.
13.
Metode
Deskriptif, korelasional, perbandingan-kausal, dan eksperimen.
Historikal, etnografis, dan studi kasus. [10]
14.
Hipotesis
Hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum suatu studi dilakukan.
Cenderung untuk mencari, menemukan, dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang, dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
15.
Pengukuran
Tujuan pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, “bias” dan persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk skoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerikal.
Prosedurnya sedikit subjektif; peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.
16.
Review Kepustakaan
Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipotesis.
Terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari data.
17.
Latar Penelitian
Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi.
Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin.
18.
Sampling
Sejauh mungkin dikontrol.
Sampling teoretis dan sampling sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan.
Bertujuan: dimaksudkan untuk memilih sejumlah “kecil”, dan tidak harus representatif; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam. [11]
19.
Data
Random/acak: dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk menggeneralisasi hasilnya pada populasi. Stratifikasi, kelompok kontrol, mengontrol variabel ekstraneus.
Numerik, variabel dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistikal, dihitung dan diadakan pengukuran.
Naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video-tapes, transkip.
20.
Strategi pengumpulan data
Pengamatan terstruktur yang non-partisipan, wawancara  semi-terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei, eksperimen-kuasi.
Pengumpulan dokumen, pengamatan berperanserta (participant observation), wawancara tidak-terstruktur dan informal, mencatat data dalam catatan lapangan secara intensif, menilai artifak.
21.
Subjek
Subjek penelitian berjumlah besar; pemilihan secara acak.
Jumlah subjek penelitian kecil; teknik sampling bertujuan.
22.
Analisis Data
Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian.
Induktif, model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-comtoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
23.
Interpretasi Data
Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.
Kesimpulan adalah tentatif, direviu atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan.[12]
24.
Kriteria
Validitas internal – bagaimana kebenaran ditemukan. Validitas eksternal – bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objektivitas – bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada hasil “biases” para peneliti.
Kredibilitas – penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan – beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar lainnya ttergantung pada peneliti yang harus mengadakan “uraian rinci” tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan.
25.
Frasa Kunci
Eksperimental, data numerik, empirik, dan statistikal.
Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata.
26.
Konsep Kunci
Reliabilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi.
Bermakna, pemahaman awam, proses, dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
27.
Instrumen Penelitian
Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indikator.
Tape Recorder, catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
28.
Masalah
Mengontrol variabel, validitas.
Memakan waktu, prosedur tidak baku, reliabilitas-keabsahan data.[13]

Dilihat dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsika hasil penelitian dalam suatu tempat yang diteliti. Sedangkan penelitian kuantitatif berusaha menjelaskan hasil penelitian dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis dengan cara statistik.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
2.      Ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain; menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, bersifat deskriptif dan analitik, tekanan penelitian ada pada proses bukan pada hasil, bersifat indukif, dan mengutamakan makna.
3.      penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan yang signifikan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsika hasil penelitian dalam suatu tempat yang diteliti. Sedangkan penelitian kuantitatif berusaha menjelaskan hasil penelitian dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis dengan cara statistik.

B.     Saran
Setelah membaca makalah tersebut di atas, pembaca seharusnya dapat memahami pengertian pendekatan kualitatif, ciri penelitian kualitatif, dan perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, Tina. Kontroversi Pendekatan Kuantitatif vs Pendekatan Kualitatif dalam
Penelitian Psikologi. Buletin PsikologI. Tahun V. No. 1 Juni 1997
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian
Pendidikan
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Musianto, Lukas S. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif
dalam Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. No. 4. Vol. 2.
September 2002
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Penerbit Sinar Baru Algesindo
Wahidmurni. Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Juli 2017


[1] Tina Afiatin, Kontroversi Pendekatan Kuantitatif vs Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Buletin Psikologi, Tahun V, No. 1 Juni 1997, hal. 38-39
[2] Departemen Pendidikan Nasional, Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan, 2008, hal. 21-22
[3] Lukas S. Musianto, Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metode Penelitian, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, No. 4, Vol. 2, September 2002, hal. 125
[4] Wahidmurni, Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Juli 2017, hal. 5
[5] Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo, 2007) hal. 198
[6] Ibid., hal. 198-200
[7] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hal. 30-37
[8] Ibid., hal. 31-32
[9] Ibid., hal. 32
[10] Ibid., hal. 33
[11] Ibid., hal. 34-35
[12] Ibid., hal. 36
[13] Ibid., hal. 37

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer