BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fawatih al-Suwar
Menurut
bahasa “Fawatih” adalah bentuk jamak dari kata “Fatihah” yang
artinya pembukaan atau permulaan.Sedangkan “Al-Suwar” adalah bentuk
jamak dari kata “As-Surah” yang artinya sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an
yang mempunyai awalan dan akhiran. Jadi “Fawatih al-Suwar” diartikan
dengan beberapa pembukaan dari surat-surat Al-qur’an atau macam-macam awalan
dari surat al-qur’an. Istilah Fawatih al-Suwar (pembuka-pembuka surat)
dalam al-Qur’an bisa disebut juga dengan Awail al-Suwar (
permulaan-permulaan surat).1
Menurut As-Suyuti huruf al-Muqotha’ah (huruf yang
terpotong-potong). Itulah yang disebut dengan fawatih suwar. Dan tergolong dari
ayat mutasyabih .Itulah yang menyebabkan banyak
telaah tafsir untuk mengungkapkan rahasia di dalamnya.2
Sedangkan menurut Dr.Shulhi as Sholeh dalam kitabnya”Mabahits Fi Ulumil
Qur’an”,fawatih suwar berbeda dengan huruh muqotha’ah. Karena huruf
muqotha’ah merupakan salah satu macam fawatih suwar. Menurutnya seluruh
surat-surat dalam Al-qur’an dibuka dengan sepuluh macam pembukaan,dan salah
satunya adalah huruf-huruf hijaiyah yang terputus.[2]
B. Pengertian Khawatim al-Suwar
Istilah Khawatim
bentuk jamak dari Khatimah yang berarti penutup atau penghabisan.
Menurut bahasa Khawatim as-Suwar berarti penutup surah-surah al-Qur’an.
Sedangkan menurut istilah Khawatim as-Suwar adalah ungkapan yang menjadi
penutup dari surah-surah al-Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya
pembicaraan, sehingga memacu untuk mengetahui hal-hal yang akan dibicarakaan
sesudahnya. Oleh
karena itu, sebenarnya penutupan-penutupan surat ini juga indah dan menarik
sekali.
C. PEMBAGIAN FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR
a) Pembukaan
dengan pujian kepada Allah (al-Istiftah
bi al-Tsana). Pujian kepada Allah ada dua macam:
1) Memakai lafadz Hamdalah (الحَمدُ للّهِ), terdapat pada 5 surat, yakni
al- Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, Fathir.
2) Memakai lafadz Tabaraaka (تبارك), terdapat dalam surat al-Furqon dan al-Mulk.
b) Pembukaan
dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al-Ahruf al-Muqatta’ah).
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 28 surah dengan memakai 14
huruf tanpa diulang, yaitu: ا, ح, ر, س, ص,
ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي dari rangkaian 14 huruf tersebut
terdiri atas kelompok sebagai berikut:
1) Kelompok
sederhanayangterdiri satu huruf, terdapat pada tiga surah, yaitu: ص (Shad); ق(Qaf); dan ن (al-Qalam).
2) Kelompok yang
terdiri dari dua huruf, terdapat pada sembilan surah, yaitu:حم (al-Mu’minun, as-Sajjadah, az-Zukhruf, al-Dukhan,
al-Jatsiyah dan al-Ahqaf); طس(an-Naml);يس (Yasin); dan طه (Thaha).
3) Kelompok yang
terdiri dari tiga huruf, terdapat pada 12 surah, yaitu: الم(al-Baqarah,
ali Imran, ar-Rum, Luqman dan Sajdah); الر (Yunus,
Hud, Ibrahim, Yusuf dan al-Hajr); dan طسم(al-Qashash
dan as-Syu’ara).
4) Kelompok yang
terdiri dari empat huruf, terdapat pada dua surah, yaitu: المر(ar-Ra’d)
dan المص(al-A’raf).
5) Kelompok yang
terdiri dari lima huruf, terdapat pada dua surah, yaitu: كهيعص(Maryam)
dan حم عسق(as-Syura).
c) Pembukaan dengan panggilan (al- Istiftah bi al-Nida) ada tiga macam
terdapat pada sembilan surah sebagai berikut:
1) Panggilan untuk
Nabi pada surat al-Ahzab, at-Tahrim, at-Thalaq(يايهاالنبي)
, al-Muzammil (يايهاالمزمل)dan
al-Mudatstsir(يايهاالمدثر) .
2) Nida untuk
orang-orang yang beriman pada surat al-Ma’idah, al-Hujjurat dan al-Mumtahanah(يايهاالذين امنوا) .
3) Nida untuk
orang-orang secara umum pada surat an-Nisa dan al-Hajj(يايهاالناس)
Adapun hikmah dan rahasia adanya
pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi perhatian dan
peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan
ini.
d) Pembukaan dengan
kalimat berita (al-Jumlah al-Khabariyah) ada dua macam, yaitu:
1) Kalimat Nomina
(al-Ismiyah),
terdapat pada
sebelas surat, yaitu: at-Taubah, an-Nur, as-Zumar, Muhammad, al-Fath,
ar-Rahman, al-Haqqah, Nuh, al-Qadr, al-Qari’ah dan al-Kautsar.
2) Kalimat Verba (al-Fi’liyah), terdapat pada 12 surat, yaitu: al-Anfal, an-Nahl,
al-Qamar, al-Mu’minun, al-Anbiya, al-Mujadalah, al-Ma’arij, al-Qiyamah,
al-Balad, ‘Abasa, al-Bayyinah dan at-Takatsur.
e) Pembukaan dengan Sumpah (Qasam) ada dua macam, yaitu:
1) Sumpah dengan benda-benda
angkasa, terdapat dalam 8 surat, yaitu: al-Shoffat, al-Najm, al-Mursalat,
al-Nazi’at, al-Buruj, al-Thariq, al-Fajr, dan al-Syams.
2) Sumpah dengan benda-benda
bawah (bumi), terdapat dalam 3 surat yaitu: al-Dzariyah, al-Tin, dan
al-‘Adiyat.
3) Sumpah dengan waktu,
terdapat dalam 3 surat yaitu: al-Lail,
al-Dhuha, dan al-‘Ashr.
Adapun hikmah dari fawatih al
suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap
bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk
menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus
senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya
beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-benda itu
diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena pada
dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.[4]
f) Pembukaan
dengan Syarat, ada dua macam di gunakan dalam tujuh surat, yaitu: at-Takwir, al-Infithar, al-Insyiqaq, al-Waqi’ah, al-Munafiqun,
al-Zalzalah dan an-Nashr.
g) Pembukaan
dengan kata kerja perintah, ada enam kata kerja perintah yang menjadi pembukaan
surah-surah al-Qur’an, yaitu: al-‘Alaq, Jin, al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Falaq
dan an-Nas.
h) Pembukaan
dengan pertanyaan, ada dua bentuk yaitu:
1) Pertanyaan
positif, digunakan dalam empat surah, yaitu: ad-Dahr, an-Naba, al-Ghosyiyah dan
al-Ma’un.
2) Pertanyaan
negatif, hanya terdapat pada dua surah, yaitu: al-Insyirah dan al-Fil.
i) Pembukaan dengan do’a
1) Do’a atau harapan
yang berbentuk kata benda, terdapat dalam QS. al-Muthafifin dan QS. al-Humazah.
2) Do’a atau harapan
yang berbentuk kata kerja, terdapat dalam QS. al-Lahab.
j) Pembukaan dengan alasan hanya terdapat pada satu surat, yaitu surat
al-Quraisy.
A.
Macam-Macam Khawatim al-Suwar
a) Penutup
surat dengan do’a. Do’a ini menjadi penutupan dari 4 surat, yaitu al-Baqarah,
al-Mukminun, Nuh, dan al-Falaq.
b)
Penutupan dengan wasiat. Penutupan dengan wasiat ini ada dalam 7 surat, yaitu
ar-Rum, al-Dukhan, al-Shoff, al-A’la, al-Fajr, al-Dhuha, dan al-‘Ashr.
c)
Penutupan dengan perintah/masalah taqwa. Penutupan ini ada dalam 3 surat, yaitu
Ali Imran, al-Nahl, dan al-Qomar.
d) Penutupan dengan keterangan soal faraidh,
hanya ada dalam satu surat saja, yakni: al-Nisa’.
e)
Penutupan dengan Ta’dhim kepada Allah swt. banyak sekali surat-surat yang
ditutup dengan ta’dhim, yaitu ada 18 surat sebagai berikut: al-Maidah,
al-Anfal, al-Anbiya’, al-Nur, Luqman, Fathir, Fusshilat, al-Hujurat, al-Hadid,
al-Hasyr, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, al-Taghobun, al-Thalaq, al-Jinn,
al-Muddatsir, al-Qiyamah, dan Qal-Tin.
f) Penutupan dengan janji dan ancaman. Penutupan
surat dengan janji dan ancaman ini adalah yang paling banyak, yakni dalam 24
surat sebagai berikut: al-An’am, al-Furqan, al-Ankabut, al-Ahzab, al-Mukmin,
al-Ahqaf, Muhammad, al-Fath, al-Dzariyat, al-Mujadalah, al-Muzammil, al-Insan,
al-Muthaffifin, al-Insyiqaq, al-Thariq, al-Ghasyiyah, al-Balad, al-Syams,
al-Bayyinah, al-Zalzalah,. al-‘Adiyat,
al-Humazah, al-Ma’un, dan al-Lahab.
g)
Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih. Anjuran bertasbih ini menjadi
akhiran dari 6 surat, yaitu: al-A’raf, Hud, al-Hijr, al-Thur, al-Najm, dan
al-‘Alaq.
h)
Penutupan dengan hiburan bagi Nabi Muhammad saw. Nabi dihibur Allah di akhir 4
surat, yaitu Yunus, al-Zukhruf, al-Kautsar, dan al-Kafirun.
i)
Penutupan dengan sifat-sifat al-Quran. Sifat-sifat al-quran ini dipakai sebagai
penutupan 4 surat, yaitu Yusuf, Shaad, al-Qalam, dan al-Buruj.
j)
Penutupan dnegan bantahan, hanya terdapat dalam satu surat , yakni al-Ra’d.
k)
Penutupan dnegan ketauhidan, penutupan dnegan ketauhidan ini terdapat di
akhiran 7 surat, yaitu al-Taubah, Ibrahim, al-Kahfi, al-Qashash, al-Lail,
al-Insyirah, dan al-Ikhlash.
l)
Penutupan dengan tahmid/pujian, terdapat di akhir 10 surat al-quran, yaitu
al-Isra, al-Naml, Yasin al-Shaffat, al-Zumr, al-Jaatsiyah, al-Rahman,
al-Waqi’ah, al-Haaqqah, dan al-Nashr.
m) Penutupan
dengan kisah, kisah menjadi penutup 4 surat al-qur’an, yaitu Maryam, al-tahrim,
‘Abasa, dan QS. al-Fiil.
n)
Penutupan dengan anjuran jihad, hanya terdapat di akhir satu surat, yakni
al-Hajj.
o)
Penutupan dengan perincian maksud. Ada 7 surat yang diberi penutupan berupa
perincian terhadap maksud ayat yang sebelumnya, yaitu al-Fatihah, al-Syura,
al-Takwir, al-Qadar, al-Qari’ah, al-Quraisy,
dan al-Nas.
p) Penutupan dengan pertanyaan, ada di akhir 2
surat, yakni: al-Mulk dan al-Mursalat.
q)
Penutupan dengan keterangan hari kiamat, ini dijadikan penutup bagi 4 surat,
yaitu: al-Ma’arij, al-Naba’, al-Nazi’at, dan al-Infithar.
r) Penutupan dengan peringatan. Ada 7 surat yang
ditutup dengan peringatan, yaitu Thaha, al-Syuara, al-Sajadah, Saba’, Qaaf,
al-Mumtahanah, dan al-Takatsur.[5]
D. AQSAM (SUMPAH)
DALAM AL-QUR’AN
A. Pengertian
Aqsam dalam Al-Qur’an
Aqsam adalah bentuk jama’ dari
qasam yang berarti al half dan al yamin yang keduanya berarti sumpah. Qasam
difenisikan sebagai “mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan
sesuatu, dengan ‘suatu makna’ yang dipandang besar, agung baik secara hakiki
maupun secara I’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu”.[6]
Aqsamul Qur’an, yaitu sumpah-sumpah yang disampaikan oleh Allah SWT.
untuk meyakinkan kebenaran risalah yang dibawa oleh utusan-Nya, Muhammad saw.
B.
Fi’il Qasam
Unsur pembentukan (sighah ) asli qasam adalah fi’il atau kata kerja “aqsama” atau ahlafa yang ditransitifkan (dimuta’addkan ) dengan huruf ba’ untuk sampai kepada almuqasam bih. Oleh karena qasam sering digunakan dalam percakapan maka Ia diringkas yaitu fi’il aqsam dihilangkan dan diucapkan dengan huruf ba’ pun diganti dengan huruf wawu yang dikenal dengan wawu qasam .
C. Al-muqasam bih
Al-muqasam bih adalah sesuatu yang digunakan untuk bersumpah atau alat untuk bersumpah. Allah bersumpah dengan zatnya yang kudus yang mempunyai sifat- sifat khusus atau dengan ayat-ayatnya yang memantapkan eksistensi dan sifat-sifatnya..Sumpah nya dengan sebagian makhluk menunjukkan bahwa makhluk itu termasuk salah satu ayatnya yang besar. Misalnya:
ﻭﺍﻟﺸﻤﺲﻭﺿﺤﺎﻫﺎﻭﺍﻟﻗﻣﺮﺇﺬﺬﺍﺗﻼﻫﺎﻭﺍﻟﮩﺎﺎﺮﺇﺬﺍﺠﻼﻫﺎﻭﺍﻟﺴﻤﺎﻭﻤﺎﺒﻨﺎﻫﺎﻭﺍﻻﺮﺾﻭﻤﺎﻄﺤﺎﻫﺎﻭﻨﻓﺱﺱﻭﻤﺎﺳﻭﺍﻫﺎ
Artinya :
Demi matahari dan cahayanya di padi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan langit serta pembinaanya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ) ( Al-syam [91]:1-7)
Artinya :
Demi matahari dan cahayanya di padi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan langit serta pembinaanya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ) ( Al-syam [91]:1-7)
Al-Qasam bih pada ayat tersebut
adalah :matahari, bulan , siang, malam, langit, bumi, dan jiwa
D. Al-Muqassam’alaih
Al-muqassam’alaih adalah sesuatu yang karenanya sumpah yang diucapkan yang dinamakn dengan jawab qasam. Menurut ibnu Al-Qayyim (Al-tibyan Aqsam Al-Qur’an, tt: 3), hakikat yang disumpahi ada lima hal ,yaitu :
1. Pokok-pokok keimanan, seperti pada firman allah:
D. Al-Muqassam’alaih
Al-muqassam’alaih adalah sesuatu yang karenanya sumpah yang diucapkan yang dinamakn dengan jawab qasam. Menurut ibnu Al-Qayyim (Al-tibyan Aqsam Al-Qur’an, tt: 3), hakikat yang disumpahi ada lima hal ,yaitu :
1. Pokok-pokok keimanan, seperti pada firman allah:
ﻭﺍﻠﺼﺎﻓﺎﺕﺼﻓﺎﺖﺼﻓﺎﻓﺎﻟﺯﺍﺠﺮﺍﺖﺯﺠﺮﺍﻓﺎﻟﺗﺎﻟﻳﺎﺖﺇﻦﺇﻟﻟﻬﻜﻡﻟﻭﺍﺤﺪ
Artinya: Demi (rombongan) yang
bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya. Dan demi rombongan yang melarang dengan
sebenar-benarnya (dari perbuatan –perbuatan maksiat).Dan demi (Rombongan) yang
membaca pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar esa. (Al-shaffat[37]:1-4)
2. Kebenaran Al-Qur’an, Seperti pada firman Allah :
2. Kebenaran Al-Qur’an, Seperti pada firman Allah :
ﺤﻢ
ﻭﺍﻠﻜﺘﺎﺏﺍﻠﻤﺒﻴﻦﺍﻨﺎﺍﻨﺰﻠﻨﺎﮦﻓﻲﻠﻴﻠﺔﻤﺒﺎﺮﻒﻒﻜﺔﺍﻨﺎﻜﻨﺎﻤﻨﺬﺮﻴﻦﻓﻴﻬﺎﻴﻓﺮﻖﻜﻝﺍﻤﺮﺍﻤﻦ
ﻋﻨﺩﻨﺎﺍﻨﺎﻜﻨﺎﻤﺮﺴﻠﻴﻦ
Artinya, :
Haa miim. Demi kitab Al-Qur’an) yang menjelaskan.Sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan . pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu ) Urusan yang besar dari kami, sesungguhnya kami adalah yang mengutusrasul-rasul.(Al-Dhukan[44]:1-5)
3. Allah bersumpah bahwa Rasul itu benar ,seperti pada firman allah :
Haa miim. Demi kitab Al-Qur’an) yang menjelaskan.Sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan . pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu ) Urusan yang besar dari kami, sesungguhnya kami adalah yang mengutusrasul-rasul.(Al-Dhukan[44]:1-5)
3. Allah bersumpah bahwa Rasul itu benar ,seperti pada firman allah :
ﻴﺲﻭﺍﻠﻗﺮﺍﻦﺍﻠﺤﻜﻴﻢﺍﻨﻚﻠﻤﻦﺍﻠﻤﺮﺴﻠﻴﻋﻠﻰﺼﺮﺍﻄﻤﺴﺘﺘﻗﻴﻢﺘﻨﺰﻴﻞﺍﻠﻌﺯﻴﺰﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
Artinya :
Yaa siin. Demi Al-Qur’an yang penu hikmah .Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul –rasul. (yang berada ) Diatas jalan yan lurus . (sebagai wahyu ) yang diturunkan oleh yang maha perkasa lagi maha penyayang (yasin [36]:1-5)
4. Allah bersumpah bahwa balasan ,janji, dan ancamanitu benar akan terjadi ,seperti pada firman allah :
Yaa siin. Demi Al-Qur’an yang penu hikmah .Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul –rasul. (yang berada ) Diatas jalan yan lurus . (sebagai wahyu ) yang diturunkan oleh yang maha perkasa lagi maha penyayang (yasin [36]:1-5)
4. Allah bersumpah bahwa balasan ,janji, dan ancamanitu benar akan terjadi ,seperti pada firman allah :
ﻭﺍﻠﺬﺍﺮﻴﺂﺖﺬﺮﻭﺍﻓﺎﻠﺤﺎﻤﻼﺖﻭﻘﺮﺍﻓﺎﻠﺠﺎﺮﻴﺎﺖﻴﺴﺮﺍﻓﺎﻤﻗﺴﻤﺎﺖﺃﻤﺮﺍﺇﻨﻤﺎﺗﻮﻋﺪﻮﻦﻠﺼﺎﺪﻖﻭﺇﻦﺍﻠﺬﻴﻦ
Artinya :
Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.Dan awan yang mengandung hujan .Dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah .Dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan.Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar. Dan sesungguhnya ( hari) pembalasan pasti terjadi. (Alzariyat {51}:1-6)
5. Keadaan manusia sepert pada firman allah
ﻭﺍﻠﻴﻞﺇﺬﺍﻴﻐﺸﻰﻮﺍﻠﻨﻬﺎﺮﺇﺬﺍﺘﺟﻠﻰﻮﻤﻤﺨﻠﻖﺍﻠﺬﻜﺮﻮﺍﻵﻧﺛﻰﺇﻦﺳﻌﻴﻜﻡﻠﺸﺗﻰﻰ
Artinya :
Demi malam apabila menutupi ( cahaya siang ).Dan siang apabila tarang benderang.Dan penciptaan laki-laki dan perempuan .sesungguhnya usha kamu memang berbeda-beda (Al-lail[92]: 1-4)
Demi malam apabila menutupi ( cahaya siang ).Dan siang apabila tarang benderang.Dan penciptaan laki-laki dan perempuan .sesungguhnya usha kamu memang berbeda-beda (Al-lail[92]: 1-4)
E. Kaitan Fawatih Al-suwar, Khawatim
Al-Suwar, dan Aqsam dengan pesan surah
Al-Qur’an memang benar-benar wahyu
dari allah Swt. Yang mengandung kemukjizatan dalam berbagai segi, termasuk
dalam Fawatih Al-Suwar dan Khawtim Al-Suwar. Dalam hal ini para ulama telah
berupaya untuk menangkap pesan dibaliknya untuk diaktualisasikan dalam
kehidupan praktis.
Menurut Bhalagah ,fawati al-suwar merupakan husn Al-ibtida’ ( kebagusan permulaan ). Kalimat permulaan adalah ungkapan yang pertama kali dicerna oleh pembaca / pendengar yang akan memiliki kesan dan pengaruh melekat pada jiwa pembaca / pendengar sebagai kesan pertama.Pengaruh yang sama pun akan terjadi pada khawtim al-suwar ,sebagai ungkpan terakhir. Secara psikologis, penutup yang indah akan memberikan kesan yang indah yang membuat si pendengar /pembaca penasran ingin mendengarkan ungkapan selanjutnya. Al-syutiy mengatkan bahwa , dengan sampainya penutup surah, pembaca sangat puas atas uraian yang telah dikemukakan oleh surah yng bersangkutan sehingga tidak ada perasaan heran yang tersisa.
Menurut Bhalagah ,fawati al-suwar merupakan husn Al-ibtida’ ( kebagusan permulaan ). Kalimat permulaan adalah ungkapan yang pertama kali dicerna oleh pembaca / pendengar yang akan memiliki kesan dan pengaruh melekat pada jiwa pembaca / pendengar sebagai kesan pertama.Pengaruh yang sama pun akan terjadi pada khawtim al-suwar ,sebagai ungkpan terakhir. Secara psikologis, penutup yang indah akan memberikan kesan yang indah yang membuat si pendengar /pembaca penasran ingin mendengarkan ungkapan selanjutnya. Al-syutiy mengatkan bahwa , dengan sampainya penutup surah, pembaca sangat puas atas uraian yang telah dikemukakan oleh surah yng bersangkutan sehingga tidak ada perasaan heran yang tersisa.
KESIMPULAN
Fawatih
dan khawatim al-suwar adalah pembahasan mengenai fawatih al-suwar yakni
pembukaan surah dan khawatim al-suwar yaitu penutuan surah.
Dari
segi bahasa fawatih al-suwar berarti pembukaan-pembukaan surah,dikarenakan
posisinya berada di awal surah.apabila surah di awali dengan huruf-huruf
hijaiyah, biasanya huruf tersebut cenderung “menyendiri”yaitu tidak membentuk
suatu kalimat.
Khawatim
al-suwar adalah penutupan surah.khawatim adalah ungkapan yang menandai
berakhirnya suatu pembicaraan, sehingga mendorong untuk mengetahui apa
pembicaraan selanjutnya.
Aqsam
menjadi penguat dari lafal-lafal al-qur’an,bahwasannya semua nya merujuk pada
allah.
DAFTAR PUSTAKA
Djalal, abdul. Ulumul Qur’an.
Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.
Anwar, abu. Ulumul Qur’an. Jakarta: Amzah. 2009.
Qoththon, manna’ul. Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Bogor: Litera
Antar Nusa. 1992.
No comments:
Post a Comment