Monday, July 06, 2020

pengertianFawatih dan khawatim al-suwar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fawatih al-Suwar
Menurut bahasa “Fawatih” adalah bentuk jamak dari kata “Fatihah” yang artinya pembukaan atau permulaan.Sedangkan “Al-Suwar” adalah bentuk jamak dari kata “As-Surah” yang artinya sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang mempunyai awalan dan akhiran. Jadi “Fawatih al-Suwar” diartikan dengan beberapa pembukaan dari surat-surat Al-qur’an atau macam-macam awalan dari surat al-qur’an. Istilah Fawatih al-Suwar (pembuka-pembuka surat) dalam al-Qur’an bisa disebut juga dengan Awail al-Suwar ( permulaan-permulaan surat).1
Menurut As-Suyuti huruf al-Muqotha’ah (huruf yang terpotong-potong). Itulah yang disebut dengan fawatih suwar. Dan tergolong dari ayat mutasyabih .Itulah yang menyebabkan banyak telaah tafsir untuk mengungkapkan rahasia di dalamnya.2

Sedangkan menurut Dr.Shulhi as Sholeh dalam kitabnya”Mabahits Fi Ulumil Qur’an”,fawatih suwar berbeda dengan huruh muqotha’ah. Karena huruf muqotha’ah merupakan salah satu macam fawatih suwar. Menurutnya seluruh surat-surat dalam Al-qur’an dibuka dengan sepuluh macam pembukaan,dan salah satunya adalah huruf-huruf hijaiyah yang terputus.[2]
B. Pengertian Khawatim al-Suwar
Istilah Khawatim bentuk jamak dari Khatimah yang berarti penutup atau penghabisan. Menurut bahasa Khawatim as-Suwar berarti penutup surah-surah al-Qur’an. Sedangkan menurut istilah Khawatim as-Suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surah-surah al-Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya pembicaraan, sehingga memacu untuk mengetahui hal-hal yang akan dibicarakaan sesudahnya. Oleh karena itu, sebenarnya penutupan-penutupan surat ini juga indah dan menarik sekali.

C. PEMBAGIAN FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR

A.    Macam-Macam Fawatih al-Suwar [3]
a) Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-Istiftah bi al-Tsana). Pujian kepada Allah ada dua macam:
1)  Memakai lafadz Hamdalah (الحَمدُ للّهِ), terdapat pada 5 surat, yakni al- Fatihah, al-An’am, al-Kahfi, Saba’, Fathir.
2) Memakai lafadz Tabaraaka (تبارك), terdapat dalam surat al-Furqon dan al-Mulk.
                                                                                                                                   
b) Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (al-Ahruf al-Muqatta’ah).
Pembukaan dengan huruf-huruf  ini terdapat dalam 28 surah dengan memakai 14 huruf tanpa diulang, yaitu: ا, ح, ر, س, ص, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي dari rangkaian 14 huruf tersebut terdiri atas kelompok sebagai berikut:
1) Kelompok sederhanayangterdiri satu huruf, terdapat pada tiga surah, yaitu: ص (Shad);  ق(Qaf); dan ن (al-Qalam).
2) Kelompok yang terdiri dari dua huruf, terdapat pada sembilan surah, yaitu:حم  (al-Mu’minun, as-Sajjadah, az-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah dan al-Ahqaf);  طس(an-Naml);يس (Yasin); dan طه (Thaha).
3) Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pada 12 surah, yaitu:  الم(al-Baqarah, ali Imran, ar-Rum, Luqman dan Sajdah);  الر (Yunus, Hud, Ibrahim, Yusuf dan al-Hajr); dan  طسم(al-Qashash dan as-Syu’ara).
4) Kelompok yang terdiri dari empat huruf, terdapat pada dua surah, yaitu:  المر(ar-Ra’d) dan  المص(al-A’raf).
5) Kelompok yang terdiri dari lima huruf, terdapat pada dua surah, yaitu:  كهيعص(Maryam) dan  حم عسق(as-Syura).

c) Pembukaan dengan panggilan (al- Istiftah bi al-Nida) ada tiga macam terdapat pada sembilan surah sebagai berikut:
1) Panggilan untuk Nabi pada surat al-Ahzab, at-Tahrim, at-Thalaq(يايهاالنبي)   , al-Muzammil  (يايهاالمزمل)dan al-Mudatstsir(يايهاالمدثر)  .
2) Nida untuk orang-orang yang beriman pada surat al-Ma’idah, al-Hujjurat dan al-Mumtahanah(يايهاالذين امنوا)   .
3) Nida untuk orang-orang secara umum pada surat an-Nisa dan al-Hajj(يايهاالناس) 
Adapun hikmah dan rahasia adanya pembukaan surat-surat dengan nida’ yaitu untuk memberi perhatian dan peringatan, baik bagi Nabi, umatnya, maupun untuk menjadi pedoman kehidupan ini.

d) Pembukaan dengan kalimat berita (al-Jumlah al-Khabariyah) ada dua macam, yaitu:
1) Kalimat Nomina (al-Ismiyah), terdapat pada sebelas surat, yaitu: at-Taubah, an-Nur, as-Zumar, Muhammad, al-Fath, ar-Rahman, al-Haqqah, Nuh, al-Qadr, al-Qari’ah dan al-Kautsar.
2) Kalimat Verba (al-Fi’liyah), terdapat pada 12 surat, yaitu: al-Anfal, an-Nahl, al-Qamar, al-Mu’minun, al-Anbiya, al-Mujadalah, al-Ma’arij, al-Qiyamah, al-Balad, ‘Abasa, al-Bayyinah dan at-Takatsur.


e) Pembukaan dengan Sumpah (Qasam) ada dua macam, yaitu:
1) Sumpah dengan benda-benda angkasa, terdapat dalam 8 surat, yaitu: al-Shoffat, al-Najm, al-Mursalat, al-Nazi’at, al-Buruj, al-Thariq, al-Fajr, dan al-Syams.
2) Sumpah dengan benda-benda bawah (bumi), terdapat dalam 3 surat yaitu: al-Dzariyah, al-Tin, dan al-‘Adiyat.
3) Sumpah dengan waktu, terdapat dalam 3 surat yaitu:  al-Lail, al-Dhuha, dan al-‘Ashr.

Adapun hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur dan berani berbicara untuk menegakkan keadilan; kedua, agar dalam bersumpah manusia harus senantiasa memakai nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-benda itu diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri keapda Allah, karena pada dasarnya, benda-benda itu ciptaan Allah.[4]

f) Pembukaan dengan Syarat, ada dua macam di gunakan dalam tujuh surat, yaitu: at-Takwir, al-Infithar, al-Insyiqaq, al-Waqi’ah, al-Munafiqun, al-Zalzalah dan an-Nashr.

g) Pembukaan dengan kata kerja perintah, ada enam kata kerja perintah yang menjadi pembukaan surah-surah al-Qur’an, yaitu: al-‘Alaq, Jin, al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas.

h) Pembukaan dengan pertanyaan, ada dua bentuk yaitu:
1)  Pertanyaan positif, digunakan dalam empat surah, yaitu: ad-Dahr, an-Naba, al-Ghosyiyah dan al-Ma’un.
2)  Pertanyaan negatif, hanya terdapat pada dua surah, yaitu: al-Insyirah dan al-Fil.


i) Pembukaan dengan do’a
1)   Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda, terdapat dalam QS. al-Muthafifin dan QS. al-Humazah.
2)   Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja, terdapat dalam QS. al-Lahab.

j) Pembukaan dengan alasan hanya terdapat pada satu surat, yaitu  surat al-Quraisy.

A.    Macam-Macam Khawatim al-Suwar

a)     Penutup surat dengan do’a. Do’a ini menjadi penutupan dari 4 surat, yaitu al-Baqarah, al-Mukminun, Nuh, dan al-Falaq.
b)      Penutupan dengan wasiat. Penutupan dengan wasiat ini ada dalam 7 surat, yaitu ar-Rum, al-Dukhan, al-Shoff, al-A’la, al-Fajr, al-Dhuha, dan al-‘Ashr.
c)      Penutupan dengan perintah/masalah taqwa. Penutupan ini ada dalam 3 surat, yaitu Ali Imran, al-Nahl, dan  al-Qomar.
d)      Penutupan dengan keterangan soal faraidh, hanya ada dalam satu surat saja, yakni: al-Nisa’.
e)      Penutupan dengan Ta’dhim kepada Allah swt. banyak sekali surat-surat yang ditutup dengan ta’dhim, yaitu ada 18 surat sebagai berikut: al-Maidah, al-Anfal, al-Anbiya’, al-Nur, Luqman, Fathir, Fusshilat, al-Hujurat, al-Hadid, al-Hasyr, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, al-Taghobun, al-Thalaq, al-Jinn, al-Muddatsir, al-Qiyamah, dan Qal-Tin.
f)        Penutupan dengan janji dan ancaman. Penutupan surat dengan janji dan ancaman ini adalah yang paling banyak, yakni dalam 24 surat sebagai berikut: al-An’am, al-Furqan, al-Ankabut, al-Ahzab, al-Mukmin, al-Ahqaf, Muhammad, al-Fath, al-Dzariyat, al-Mujadalah, al-Muzammil, al-Insan, al-Muthaffifin, al-Insyiqaq, al-Thariq, al-Ghasyiyah, al-Balad, al-Syams, al-Bayyinah,  al-Zalzalah,. al-‘Adiyat, al-Humazah, al-Ma’un, dan al-Lahab.
g)      Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih. Anjuran bertasbih ini menjadi akhiran dari 6 surat, yaitu: al-A’raf, Hud, al-Hijr, al-Thur, al-Najm, dan al-‘Alaq.
h)      Penutupan dengan hiburan bagi Nabi Muhammad saw. Nabi dihibur Allah di akhir 4 surat, yaitu Yunus, al-Zukhruf, al-Kautsar, dan al-Kafirun.
i)        Penutupan dengan sifat-sifat al-Quran. Sifat-sifat al-quran ini dipakai sebagai penutupan 4 surat, yaitu Yusuf, Shaad, al-Qalam, dan al-Buruj.
j)        Penutupan dnegan bantahan, hanya terdapat dalam satu surat , yakni al-Ra’d.
k)      Penutupan dnegan ketauhidan, penutupan dnegan ketauhidan ini terdapat di akhiran 7 surat, yaitu al-Taubah, Ibrahim, al-Kahfi, al-Qashash, al-Lail, al-Insyirah, dan al-Ikhlash.
l)        Penutupan dengan tahmid/pujian, terdapat di akhir 10 surat al-quran, yaitu al-Isra, al-Naml, Yasin al-Shaffat, al-Zumr, al-Jaatsiyah, al-Rahman, al-Waqi’ah, al-Haaqqah, dan al-Nashr.
m)    Penutupan dengan kisah, kisah menjadi penutup 4 surat al-qur’an, yaitu Maryam, al-tahrim, ‘Abasa, dan QS. al-Fiil.
n)      Penutupan dengan anjuran jihad, hanya terdapat di akhir satu surat, yakni al-Hajj.
o)      Penutupan dengan perincian maksud. Ada 7 surat yang diberi penutupan berupa perincian terhadap maksud ayat yang sebelumnya, yaitu al-Fatihah, al-Syura, al-Takwir, al-Qadar, al-Qari’ah,  al-Quraisy, dan al-Nas.
p)       Penutupan dengan pertanyaan, ada di akhir 2 surat, yakni: al-Mulk dan al-Mursalat.
q)      Penutupan dengan keterangan hari kiamat, ini dijadikan penutup bagi 4 surat, yaitu: al-Ma’arij, al-Naba’, al-Nazi’at, dan al-Infithar.
r)        Penutupan dengan peringatan. Ada 7 surat yang ditutup dengan peringatan, yaitu Thaha, al-Syuara, al-Sajadah, Saba’, Qaaf, al-Mumtahanah, dan al-Takatsur.[5]

D. AQSAM (SUMPAH) DALAM AL-QUR’AN

A.       Pengertian Aqsam dalam Al-Qur’an

                  Aqsam adalah bentuk jama’ dari qasam yang berarti al half dan al yamin yang keduanya berarti sumpah. Qasam difenisikan sebagai “mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan sesuatu, dengan ‘suatu makna’ yang dipandang besar, agung baik secara hakiki maupun secara I’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu”.[6] Aqsamul Qur’an, yaitu sumpah-sumpah yang disampaikan oleh Allah SWT. untuk meyakinkan kebenaran risalah yang dibawa oleh utusan-Nya, Muhammad saw.

B.        Fi’il Qasam

Unsur pembentukan (sighah ) asli qasam adalah fi’il atau kata kerja “aqsama” atau ahlafa yang ditransitifkan (dimuta’addkan ) dengan huruf ba’ untuk sampai kepada almuqasam bih. Oleh karena qasam sering digunakan dalam percakapan maka Ia diringkas yaitu fi’il aqsam dihilangkan dan diucapkan dengan huruf ba’ pun diganti dengan huruf wawu yang dikenal dengan wawu qasam .

C.     Al-muqasam bih

Al-muqasam bih adalah sesuatu yang digunakan untuk bersumpah atau alat untuk bersumpah. Allah bersumpah dengan zatnya yang kudus yang mempunyai sifat- sifat khusus atau dengan ayat-ayatnya yang memantapkan eksistensi dan sifat-sifatnya..Sumpah nya dengan sebagian makhluk menunjukkan bahwa makhluk itu termasuk salah satu ayatnya yang besar. Misalnya:
ﻭﺍﻟﺸﻤﺲﻭﺿﺤﺎﻫﺎﻭﺍﻟﻗﻣﺮﺇﺬﺬﺍﺗﻼﻫﺎﻭﺍﻟﮩﺎﺎﺮﺇﺬﺍﺠﻼﻫﺎﻭﺍﻟﺴﻤﺎﻭﻤﺎﺒﻨﺎﻫﺎﻭﺍﻻﺮﺾﻭﻤﺎﻄﺤﺎﻫﺎﻭﻨﻓﺱﺱﻭﻤﺎﺳﻭﺍﻫﺎ
Artinya :
Demi matahari dan cahayanya di padi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan langit serta pembinaanya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ) ( Al-syam [91]:1-7)
Al-Qasam bih pada ayat tersebut adalah :matahari, bulan , siang, malam, langit, bumi, dan jiwa
D.    Al-Muqassam’alaih
Al-muqassam’alaih adalah sesuatu yang karenanya sumpah yang diucapkan yang dinamakn dengan jawab qasam. Menurut ibnu Al-Qayyim (Al-tibyan Aqsam Al-Qur’an, tt: 3), hakikat yang disumpahi ada lima hal ,yaitu :
1. Pokok-pokok keimanan, seperti pada firman allah:
ﻭﺍﻠﺼﺎﻓﺎﺕﺼﻓﺎﺖﺼﻓﺎﻓﺎﻟﺯﺍﺠﺮﺍﺖﺯﺠﺮﺍﻓﺎﻟﺗﺎﻟﻳﺎﺖﺇﻦﺇﻟﻟﻬﻜﻡﻟﻭﺍﺤﺪ
Artinya:  Demi (rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya. Dan demi rombongan yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan –perbuatan maksiat).Dan demi (Rombongan) yang membaca pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar esa. (Al-shaffat[37]:1-4)
2. Kebenaran Al-Qur’an, Seperti pada firman Allah :
ﺤﻢ ﻭﺍﻠﻜﺘﺎﺏﺍﻠﻤﺒﻴﻦﺍﻨﺎﺍﻨﺰﻠﻨﺎﮦﻓﻲﻠﻴﻠﺔﻤﺒﺎﺮﻒﻒﻜﺔﺍﻨﺎﻜﻨﺎﻤﻨﺬﺮﻴﻦﻓﻴﻬﺎﻴﻓﺮﻖﻜﻝﺍﻤﺮﺍﻤﻦ ﻋﻨﺩﻨﺎﺍﻨﺎﻜﻨﺎﻤﺮﺴﻠﻴﻦ
Artinya,  :
Haa miim. Demi kitab Al-Qur’an) yang menjelaskan.Sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan . pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu ) Urusan yang besar dari kami, sesungguhnya kami adalah yang mengutusrasul-rasul.(Al-Dhukan[44]:1-5)
3. Allah bersumpah bahwa Rasul itu benar ,seperti pada firman allah :
ﻴﺲﻭﺍﻠﻗﺮﺍﻦﺍﻠﺤﻜﻴﻢﺍﻨﻚﻠﻤﻦﺍﻠﻤﺮﺴﻠﻴﻋﻠﻰﺼﺮﺍﻄﻤﺴﺘﺘﻗﻴﻢﺘﻨﺰﻴﻞﺍﻠﻌﺯﻴﺰﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
Artinya :
Yaa siin. Demi Al-Qur’an yang penu hikmah .Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul –rasul. (yang berada ) Diatas jalan yan lurus . (sebagai wahyu ) yang diturunkan oleh yang maha perkasa lagi maha penyayang (yasin [36]:1-5)
4. Allah bersumpah bahwa balasan ,janji, dan ancamanitu benar akan terjadi ,seperti pada firman allah :
ﻭﺍﻠﺬﺍﺮﻴﺂﺖﺬﺮﻭﺍﻓﺎﻠﺤﺎﻤﻼﺖﻭﻘﺮﺍﻓﺎﻠﺠﺎﺮﻴﺎﺖﻴﺴﺮﺍﻓﺎﻤﻗﺴﻤﺎﺖﺃﻤﺮﺍﺇﻨﻤﺎﺗﻮﻋﺪﻮﻦﻠﺼﺎﺪﻖﻭﺇﻦﺍﻠﺬﻴﻦ

Artinya :
Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.Dan awan yang mengandung hujan .Dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah .Dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan.Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar. Dan sesungguhnya ( hari) pembalasan pasti terjadi. (Alzariyat {51}:1-6)
5. Keadaan manusia sepert pada firman allah
ﻭﺍﻠﻴﻞﺇﺬﺍﻴﻐﺸﻰﻮﺍﻠﻨﻬﺎﺮﺇﺬﺍﺘﺟﻠﻰﻮﻤﻤﺨﻠﻖﺍﻠﺬﻜﺮﻮﺍﻵﻧﺛﻰﺇﻦﺳﻌﻴﻜﻡﻠﺸﺗﻰﻰ
Artinya :
Demi malam apabila menutupi ( cahaya siang ).Dan siang apabila tarang benderang.Dan penciptaan laki-laki dan perempuan .sesungguhnya usha kamu memang berbeda-beda (Al-lail[92]: 1-4)
E. Kaitan Fawatih Al-suwar, Khawatim Al-Suwar, dan Aqsam dengan pesan surah
Al-Qur’an memang benar-benar wahyu dari allah Swt. Yang mengandung kemukjizatan dalam berbagai segi, termasuk dalam Fawatih Al-Suwar dan Khawtim Al-Suwar. Dalam hal ini para ulama telah berupaya untuk menangkap pesan dibaliknya untuk diaktualisasikan dalam kehidupan praktis.
Menurut Bhalagah ,fawati al-suwar merupakan husn Al-ibtida’ ( kebagusan permulaan ). Kalimat permulaan adalah ungkapan yang pertama kali dicerna oleh pembaca / pendengar yang akan memiliki kesan dan pengaruh melekat pada jiwa pembaca / pendengar sebagai kesan pertama.Pengaruh yang sama pun akan terjadi pada khawtim al-suwar ,sebagai ungkpan terakhir. Secara psikologis, penutup yang indah akan memberikan kesan yang indah yang membuat si pendengar /pembaca penasran ingin mendengarkan ungkapan selanjutnya. Al-syutiy mengatkan bahwa , dengan sampainya penutup surah, pembaca sangat puas atas uraian yang telah dikemukakan oleh surah yng bersangkutan sehingga tidak ada perasaan heran yang tersisa.


KESIMPULAN
      Fawatih dan khawatim al-suwar adalah pembahasan mengenai fawatih al-suwar yakni pembukaan surah dan khawatim al-suwar yaitu penutuan surah.
      Dari segi bahasa fawatih al-suwar berarti pembukaan-pembukaan surah,dikarenakan posisinya berada di awal surah.apabila surah di awali dengan huruf-huruf hijaiyah, biasanya huruf tersebut cenderung “menyendiri”yaitu tidak membentuk suatu kalimat.
      Khawatim al-suwar adalah penutupan surah.khawatim adalah ungkapan yang menandai berakhirnya suatu pembicaraan, sehingga mendorong untuk mengetahui apa pembicaraan selanjutnya.
      Aqsam menjadi penguat dari lafal-lafal al-qur’an,bahwasannya semua nya merujuk pada allah.

DAFTAR PUSTAKA

Djalal, abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.
Anwar, abu. Ulumul Qur’an. Jakarta: Amzah. 2009.
Qoththon, manna’ul. Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Bogor: Litera Antar Nusa. 1992.


[2] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 169.
[3] Ibid., hlm. 102-105
[4] Abu Anwar, Ulumul Qur’an,(Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 95.
[5] Abdul Djalal, op. cit. hlm. 209-216
[6] Manna’ul Qoththon, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an (Bogor: Litera Antar Nusa, 1992), hal. 410.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer