PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
manusia dalam kehidupan tidak satupun yang tidak pernah mengalami kesulitan.
Baik yang berupa kesulitan dalam akademik/pendidikan, kesulitan mencari teman
bergaul, pekerjaan, dan sebagainya. Kesulitan yang satu mungkin dapat diatasi,
kemudian muncul kesulitan lain. Begitulah datangnya kesulitan dalam kehidupan
manusia selalu datang silih berganti.
Hal
demikian dapat terjadi pada orang pada umumnya. Sebagai manusia, dalam
kehidupannya seringkali menemui kesulitan yang tidak sedikit. Kesulitan-kesulitan
tersebut telah disebutkan di atas contoh-contohnya.
Dalam
kenyataan yang sering dijumpai, tidak semua individu mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan yang ia temui sendiri. Mereka kurang sanggup mencari jalan
keluar untuk memecahkan kesulitannya. Hal ini bukan mereka tidak bisa,
melainkan semata-mata hanya karena belum menemukan jalan keluar dari masalah
yang dihadapi tersebut. Perlu adanya bimbingan dari orang lain yang
berpengalaman, orang yang profesional dalam bidang bimbingan dan konseling.
Manusia
mengalami perkembangan yang cepat, baik perkembangan fisik (pertumbuhan fisik),
maupun perkembangan psikis. Perubahan-perubahan yang terjadi dengan begitu
cepatnya membawa pengaruh yang besar pada situasi kejiwaannya. Kehidupan sosial
budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka. Keterbukaan ini mendorong
terjadinya pertumbuhan, pergeseran dan perubahan nilai dalam masyarakat yang
akan mewarnai cara berpikir dan perilaku individu. Bimbingan Konseling membantu
individu memelihara, menginternalisasi, memperhalus dan memaknai nilai sebagai
landasan dan arah pengembangan diri.
Dewasa
ini kebutuhan bimbingan semakin dirasakan perlunya, karena masalah-masalah yang
dihadapi semakin kompleks sebagai akibat kemajuan teknologi, kepadatan
penduduk, dan lain sebagainya. Dilihat dari masalah individu, ada empat jenis
bimbingan menurut masalahnya, yaitu bimbingan akademik, bimbingan
sosial-pribadi, bimbingan karier, dan bimbingan keluarga.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana bimbingan dalam masalah akademik?
2.
Bagaimana bimbingan dalam masalah
sosial-pribadi?
3.
Bagaimana bimbingan dalam masalah karier?
4.
Bagaimana bimbingan dalam masalah keluarga?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui bimbingan dalam masalah akademik
2.
Mengetahui bimbingan dalam masalah
sosial-pribadi
3.
Mengetahui bimbingan dalam masalah karier
4. Mengetahui bimbingan dalam masalah
keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik.[1] Masalah
akademik adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam hubungannya dengan
masalah pendidikan. Misalnya masalah pemilihan jurusan, masalah kelanjutan
studi, masalah penyesuaian dengan sekolah baru, masalah pemilihan bidang studi
minor, dan lain sebagainya.[2] Masalah
belajar adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa khusus dalam belajar.
Bentuk-bentuk masalah belajar misalnya: sukar berkonsentrasi dalam belajar,
kebiasan belajar yang buruk, sukar menangkap pelajaran, mudah lupa terhadap apa
yang dipelajari dan sebagainya. Masalah ini jumlahnya amat besar.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana
beajar mengajar yang kondusif supaya terhindar dari kesulitan belajar,
mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam
belajar dan mampu beradaptasi terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam
bimbingan akademik, pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai
tujuan akademik yang diharapkan.
Tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut:[3]
a.
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian
terhadap semua pelajaran dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang di programkan
b.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat
c.
Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang
efektif
d.
Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan
e.
Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk
menghadapi ujian
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Bimbingan ini antara lain meliputi:[4]
a.
Cara
belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual
b.
Cara
merencanakan waktu dan kegiatan belajar
c.
Eflsiensi
dalam menggunakan buku-buku pelajaran
d.
Cara
mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
e.
Cara,
proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu,
Winkel (1978) dalam buku Profesi Keguruan karya Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis
Kosasi, M.Sc mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan
penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:[5]
a. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka bagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
b. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajamya. Misalnya
masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang
tua/keluarga, dan sebagainya
B.
Bimbingan Sosial-Pribadi
Bimbingan sosial-pribadi yaitu bimbingan
untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah sosial-pribadi. Masalah sosial adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam
segi sosial. Misalnya penyesuaian dengan kelompok seusia, kesulitan dalam penyesuaian
dengan masyarakat, terisolir dari kelompok dan lain sebagainya termasuk masalah
kenakalan remaja. Dalam ajaran Islam terdapat ajaran untuk berkomunikasi dengan
orang lain sebagaimana nasehat Luqman kepada anaknya diantaranya tidak
melakukan tindakan kekerasan kepada orang tua secara fisik maupun psikis (فلا تكن لهما اف ولا تنهر هما) tidak sombong ولا تمش فى الارض مرحا tidak memalingkan muka jika bertemu dengan
sesama (لا تصعر خدك للناس) dan lain-lain.[6]
Sedangkan masalah pribadi yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa yang
disebabkan faktor-faktor dirinya sendiri. Misalnya: kecewa ditinggal si pacar,
sukar bergaul dengan kawan, merasa canggung dalam pergaulan, mudah emosi,
merasa rendah diri, merasa superior, egois, suka menang sendiri, merasa pesimis
dalam hidupnya. Termasuk masalah penggunaan waktu luang.
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C tentang Pedoman Bimbingan
dan Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan
konseling, yaitu masalah akibat konflik antara:[7]
a.
Perkembangan
intelektual dengan emosionalnya
b.
Bakat
dengan aspirasi lingkungannya
c.
Kehendak
siswa dengan orang tua atau lingkungannya
d.
Kepentingan
siswa dengan orang tua atau lingkungannya
e.
Situasi
sekolah dengan situasi lingkungan
f.
Bakat
dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan keengganan mengambil
pilihan
Bimbingan sosial-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian
dan mengembangkan kemampuan individu untuk menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi dan ragam permasalahan yang
dialami oleh individu.
Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan beberapa cara seperti:
menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta
keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
Tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek pribadi sosial individu adalah sebagai berikut:[8]
a.
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat
kerja maupun lingkungan
b.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama
lain
c.
Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang
bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak
menyenangkan (Musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut
d.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara
objektif dan konstruktif baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan
baik fisik maupun psikis
e.
Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri
sendiri dan orang lain
f.
Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat
g.
Bersikap respect terhadap orang lain, menghormati
atau menghargai orang lain
h.
Memiliki rasa tanggung jawab
i.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial
j.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik baik
yang bersifat internal maupun eksternal (dengan orang lain)
k.
Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara
efektif
C.
Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti:
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan
kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan
karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang
dihadapi.[9]
Dalam buku Bimbingan Konseling karya Elfi Mu’awanah mengatakan
bahwa masalah pekerjaan adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam bidang
pekerjaan. Masalah-masalah akan lebih mendesak pada sekolah-sekolah kejuruan
(STM, SPG, SMEA dan sebagainya), merasa bimbang akan pekerjaan di masa mendatang,
sulit memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya, sukar mencari pekerjaan,
tidak memiliki ketrampilan tertentu dan sebagainya. Klasifikasi masalah
tersebut dalam kenyataannya cukup sukar dibedakan dan dikenali oleh siswa
karenanya memerlukan bantuan guru pembimbing konselor.[10]
Bimbingan karier juga dapat diartikan sebagai layanan pemenuhan
kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program
pendidikan. Bimbingan karier berhubungan dengan perkembangan kemampuan
kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri
yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan
pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem
kehidupan sosial-budaya yang terus berubah. Bimbingan karier membantu individu
mempersiapkan pekerjaan/jabatan, membantu individu pada saat bekerja, dan
bahkan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan. Sehingga dengan kata
lain, bimbingan karier membantu individu mengembangkan kariernya sepanjang
hayat.
Berdasarkan bimbingan tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan
karier merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang
sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan
bimbingan karier, individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara
tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu
mewujudkan dirinya secara bermakna.[11]
Tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek karier adalah sebagai berikut:[12]
a.
Memiliki kemampuan diri (kemampuan dan minat) yang
berkaitan dengan pekerjaan
b.
Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja
c.
Memiliki kemampuan merencanakan masa depan
d.
Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu
kecenderungan arah karier
e.
Memiliki keterampilan, kemampuan dan minat
D.
Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para
individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan
keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat
menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta
berperan/berpartiosipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan
keluarga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan
tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap menmghadapi
kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan
berbagai strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis, dan bahagia.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bimbingan
akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Bimbingan akademik
dilakukan dengan cara mengembangkan suasana beajar mengajar yang kondusif
supaya terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang
efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu beradaptasi
terhadap semua tuntutan program/pendidikan.
2.
Bimbingan sosial-pribadi yaitu bimbingan untuk
membantu para individu dalam memecahkan masalah sosial-pribadi. Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan beberapa cara seperti:
menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta
keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
3.
Bimbingan
karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier. Bimbingan karier
membantu individu mempersiapkan pekerjaan/jabatan, membantu individu pada saat
bekerja, dan bahkan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan.
4.
Bimbingan
keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai
pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan
harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartiosipasi aktif
dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
DAFTAR RUJUKAN
Mu’awanah, Elfi. 2004. Bimbingan
Konseling. Jakarta: PT Bina Ilmu.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam
Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2000. Profesi
Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Yusuf,
Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment