Sunday, July 05, 2020

RAGAM BIDANG BIMBINGAN MENURUT MASALAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap manusia dalam kehidupan tidak satupun yang tidak pernah mengalami kesulitan. Baik yang berupa kesulitan dalam akademik/pendidikan, kesulitan mencari teman bergaul, pekerjaan, dan sebagainya. Kesulitan yang satu mungkin dapat diatasi, kemudian muncul kesulitan lain. Begitulah datangnya kesulitan dalam kehidupan manusia selalu datang silih berganti.
Hal demikian dapat terjadi pada orang pada umumnya. Sebagai manusia, dalam kehidupannya seringkali menemui kesulitan yang tidak sedikit. Kesulitan-kesulitan tersebut telah disebutkan di atas contoh-contohnya.
Dalam kenyataan yang sering dijumpai, tidak semua individu mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ia temui sendiri. Mereka kurang sanggup mencari jalan keluar untuk memecahkan kesulitannya. Hal ini bukan mereka tidak bisa, melainkan semata-mata hanya karena belum menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut. Perlu adanya bimbingan dari orang lain yang berpengalaman, orang yang profesional dalam bidang bimbingan dan konseling.
Manusia mengalami perkembangan yang cepat, baik perkembangan fisik (pertumbuhan fisik), maupun perkembangan psikis. Perubahan-perubahan yang terjadi dengan begitu cepatnya membawa pengaruh yang besar pada situasi kejiwaannya. Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka. Keterbukaan ini mendorong terjadinya pertumbuhan, pergeseran dan perubahan nilai dalam masyarakat yang akan mewarnai cara berpikir dan perilaku individu. Bimbingan Konseling membantu individu memelihara, menginternalisasi, memperhalus dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah pengembangan diri.
Dewasa ini kebutuhan bimbingan semakin dirasakan perlunya, karena masalah-masalah yang dihadapi semakin kompleks sebagai akibat kemajuan teknologi, kepadatan penduduk, dan lain sebagainya. Dilihat dari masalah individu, ada empat jenis bimbingan menurut masalahnya, yaitu bimbingan akademik, bimbingan sosial-pribadi, bimbingan karier, dan bimbingan keluarga.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bimbingan dalam masalah akademik?
2.      Bagaimana bimbingan dalam masalah sosial-pribadi?
3.      Bagaimana bimbingan dalam masalah karier?
4.      Bagaimana bimbingan dalam masalah keluarga?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui bimbingan dalam masalah akademik
2.      Mengetahui bimbingan dalam masalah sosial-pribadi
3.      Mengetahui bimbingan dalam masalah karier
4.      Mengetahui bimbingan dalam masalah keluarga



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik.[1] Masalah akademik adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam hubungannya dengan masalah pendidikan. Misalnya masalah pemilihan jurusan, masalah kelanjutan studi, masalah penyesuaian dengan sekolah baru, masalah pemilihan bidang studi minor, dan lain sebagainya.[2] Masalah belajar adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa khusus dalam belajar. Bentuk-bentuk masalah belajar misalnya: sukar berkonsentrasi dalam belajar, kebiasan belajar yang buruk, sukar menangkap pelajaran, mudah lupa terhadap apa yang dipelajari dan sebagainya. Masalah ini jumlahnya amat besar.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana beajar mengajar yang kondusif supaya terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu beradaptasi terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut:[3]
a.       Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang di programkan
b.      Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
c.       Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif
d.      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
e.       Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:[4]
a.       Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual
b.      Cara merencanakan waktu dan kegiatan belajar
c.       Eflsiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
d.      Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
e.       Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu, Winkel (1978) dalam buku Profesi Keguruan karya Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:[5]
a.       Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
b.      Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajamya. Misalnya masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga, dan sebagainya

B.     Bimbingan Sosial-Pribadi
Bimbingan sosial-pribadi yaitu bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah sosial-pribadi. Masalah sosial adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam segi sosial. Misalnya penyesuaian dengan kelompok seusia, kesulitan dalam penyesuaian dengan masyarakat, terisolir dari kelompok dan lain sebagainya termasuk masalah kenakalan remaja. Dalam ajaran Islam terdapat ajaran untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagaimana nasehat Luqman kepada anaknya diantaranya tidak melakukan tindakan kekerasan kepada orang tua secara fisik maupun psikis (فلا تكن لهما اف ولا تنهر هما) tidak sombong ولا تمش فى الارض مرحا  tidak memalingkan muka jika bertemu dengan sesama (لا تصعر خدك للناس) dan lain-lain.[6] Sedangkan masalah pribadi yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa yang disebabkan faktor-faktor dirinya sendiri. Misalnya: kecewa ditinggal si pacar, sukar bergaul dengan kawan, merasa canggung dalam pergaulan, mudah emosi, merasa rendah diri, merasa superior, egois, suka menang sendiri, merasa pesimis dalam hidupnya. Termasuk masalah penggunaan waktu luang.
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling, yaitu masalah akibat konflik antara:[7]
a.       Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
b.      Bakat dengan aspirasi lingkungannya
c.       Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
d.      Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
e.       Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
f.        Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan keengganan mengambil pilihan
Bimbingan sosial-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu untuk menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi dan ragam permasalahan yang dialami oleh individu.
Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan beberapa cara seperti: menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi sosial individu adalah sebagai berikut:[8]
a.       Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun lingkungan
b.      Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain
c.       Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak menyenangkan (Musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut
d.      Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis
e.       Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan orang lain
f.        Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat
g.      Bersikap respect terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain
h.      Memiliki rasa tanggung jawab
i.        Memiliki kemampuan berinteraksi sosial
j.        Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik baik yang bersifat internal maupun eksternal (dengan orang lain)
k.      Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif

C.    Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.[9]
Dalam buku Bimbingan Konseling karya Elfi Mu’awanah mengatakan bahwa masalah pekerjaan adalah masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam bidang pekerjaan. Masalah-masalah akan lebih mendesak pada sekolah-sekolah kejuruan (STM, SPG, SMEA dan sebagainya), merasa bimbang akan pekerjaan di masa mendatang, sulit memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya, sukar mencari pekerjaan, tidak memiliki ketrampilan tertentu dan sebagainya. Klasifikasi masalah tersebut dalam kenyataannya cukup sukar dibedakan dan dikenali oleh siswa karenanya memerlukan bantuan guru pembimbing konselor.[10]
Bimbingan karier juga dapat diartikan sebagai layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karier berhubungan dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan sosial-budaya yang terus berubah. Bimbingan karier membantu individu mempersiapkan pekerjaan/jabatan, membantu individu pada saat bekerja, dan bahkan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan. Sehingga dengan kata lain, bimbingan karier membantu individu mengembangkan kariernya sepanjang hayat.
Berdasarkan bimbingan tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karier, individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.[11]
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karier adalah sebagai berikut:[12]
a.       Memiliki kemampuan diri (kemampuan dan minat) yang berkaitan dengan pekerjaan
b.      Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja
c.       Memiliki kemampuan merencanakan masa depan
d.      Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier
e.       Memiliki keterampilan, kemampuan dan minat

D.    Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartiosipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap menmghadapi kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis, dan bahagia.[13]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana beajar mengajar yang kondusif supaya terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu beradaptasi terhadap semua tuntutan program/pendidikan.
2.      Bimbingan sosial-pribadi yaitu bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah sosial-pribadi. Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan beberapa cara seperti: menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
3.      Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier. Bimbingan karier membantu individu mempersiapkan pekerjaan/jabatan, membantu individu pada saat bekerja, dan bahkan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan.
4.      Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartiosipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.


DAFTAR RUJUKAN
Mu’awanah, Elfi. 2004. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Bina Ilmu.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


       [1] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hal. 15.
       [2] Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal. 16.
       [3] Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 15.
       [4] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hal.
67.
       [5] Ibid, hal 67.
       [6] Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling..., hal. 17.
       [7] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan..., hal. 69.
       [8] Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan..., hal. 14.
       [9] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling..., hal. 16.
       [10] Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling..., hal. 18.
       [11] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling..., hal. 16.
       [12] Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan..., hal. 15.
       [13] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling..., hal. 17.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

LAYANAN DALAM BIMBUNGAN KONSELING

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Mengacu dari Permendikbud No. 111 Tahun 2014, pada pasal 3 , Lay...

Postingan Populer